Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tenun Ikat Kai Ne'e Kupang: Gunakan Pewarna Alami dan Jadi Destinasi Favorit Turis

14 Maret 2016   10:30 Diperbarui: 14 Maret 2016   10:59 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk membuat warna alami, mereka beruntung, alam  menyediakan bahan  yang dibutuhkan. Meskipun terkadang untuk warna tertentu mereka kesulitan mencari bahannya . Warna merah hati diperoleh dari proses perendaman campuran air dan akar mengkudu dengan takaran tertentu. Cara mendapatkan warna merah dari akar pohon mengkudu juga membutuhkan waktu yang lama.  Akar mengkudu harus ditumbuk sampai halus kemudian dicampur dengan air.  Setelah  larutan tersebut siap digunakan, benang  warna polos(putih)  dimasukkan ke dalam campuran tersebut  dan didiamkan selama 2 malam.  Kemudian dicuci dan di jemur. Proses perendaman dilakukan sampai  mencapai 12 kali perendaman , sampai menghasilkan warna merah hati sesuai yang diinginkan.

Warna kuning, diperoleh dari  campuran air dengan kulit kayu nangka, kulit mangga dan kunyit.  Sementara untuk warna biru dengan dibutuhkan air dengan campuran daun nilam. 

Setelah direndam, benang lalu dijemur selama kurang lebih 11 hari untuk menguji warna luntur atau tidak. Proses selanjutnya adalah membuka ikatan benang dan menguraikan benang ke alat tenun untuk selanjutnya dimulai proses tenun.

[caption caption="Proses pembuatan benang warna, foto: YSKK"]

[/caption]

Membuat Tenun Ikat

Mendapatkan selembar kain tenun ikat dari pewarna alami sekitar 6 bulan,yaitu dihitung  dari proses membuat pewarna alami, pencelupan benang sampai proses menenun  selesai. Proses pengerjaan  cukup panjang dan rumit. Diawali dengan  menggulung benang menjadi bentuk gulungan seperti bola. Kemudian proses kedua adalah proses loloh yaitu menguraikan benang tersebut ke alat yang namanya pemidan. Kemudian dilanjutkan, pembuatan motif dengan cara satu persatu secara teliti harus dilakukan pengikatan untuk membentuk motif tertentu. Benang yang sudah diikat sesuai dengan motif yang diinginkan  kemudian direndam dalam campuran air, kemiri dan daun selama satu minggu. Proses ini dinamakan proses perminyakan. Setelah direndam selama satu minggu, ikatan benang kemudian dijemur di bawah panas matahari selama satu minggu untuk memastikan seluruh benang telah kering. Selanjutnya dilakukan penjemuran, yang dilanjutkan perendaman benang ke dalam campuran air dan berbagai jenis akar-akaran, daun-daun yang sesuai dengan kebutuhan warna yang dinginkan.

[caption caption="Sarung Kai Ne'e motif sungai berkelok Rp 1,5 juta, foto : YSKK"]

[/caption]

Karena rumit dan lamanya, tidaklah heran jika selembar kain tenun ikat pewarna alami buatan Kai Ne’e bisa dibanderaol dengan harga mahal. Misalnya untuk sarung dengan ukuran 120x90 cm dijual dengan harga Rp 1,5 juta. Kemudian selimuat ukuran 125x255 cm dihargai Rp 1,5 juta, pashmina ukuran  180 cm x 45 cm dengan harga Rp 500 ribu.

 

Destinasi Favorit Turis Lokal maupun Asing

Karena keunikan dalam proses pembuatannya, kelompok ini sering menerima tamu baik dari dari dalam negeri maupun luar negeri. Tetamu dar pemerintah pusat dan daerah juga sering mengunjungi mereka. Bahkan sudah semacam menjadi tempat tujuan tamu yang datang ke Kupang.  Kain tenun mereka laris manis dan jarang sekali mempunyai stok karena laku terjual, Bahkan sudah dua tahun terakhir ini, Mama Katerina mempromosikan kain tenun kelompoknya tidak hanya lewat offline tetapi ia juga memasarkan lewat online. Alhasil, karya mereka yang adiluhung semakin mendunia. **

 

_Solo, 14 Maret 2016_

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun