Berpenampilan sih tak ada yang melarang tapi disesuaikan konteks tempat. Hal itulah yang mesti diketahui bahwa penggunaan me up yang berlebihan justru belum sesuai kondisi lingkungan sekolah. Sehingga perlu edukasi yang mengingatkan untuk tampil tanpa mengenakan make up yang mencolok sehingga tanpa mengabaikan  penampilan juga ada hal yang perlu dikejar yaitu prestasi. Prestasi merupakan sesuatu yang akan terus melekat. Selain itu, prestasi bukan mengenai memperoleh nilai yang terbaik di kelas tapi bagaimana murid selalu belajar tentang hal baru, disiplin dalam pemanfaatan waktu, tetap semangat meskipun banyak kegagalan, dan jujur dalam setiap prosesnya. Dari setiap proses belajar, murid dapat mengetahui prestasinya dapat dilihat dari sikapnya misal tanggung jawab, rajin, tekun, kerja sama, kepedulian, dan sebagainya. Hal inilah yang menjadikan murid berharga bukan sekadar gaya luar yang diperlihatkan.
Selain itu, dalam pesan yang guru sampaikan mengenai prestasi bukan gaya mengingatkan pada murid dan sekaligus refleksi diri bahwa keberhasilan tak perlu ditampilkan dengan kemewahan tapi melalui bukti nyata usaha dan hasil kerja keras. Melalui konsentrasi pada prestasi maka murid jauh lebih percaya diri sebab mempunyai kemampuan bukan hanya penampilan luarnya. Melalui prestasi yang diraihnya akan membuka pintu masa depan, membuka peluang, dan memberikan rasa bangga yang tak bisa dibeli dengan gaya semu.
Dengan demikian, saya percaya bahwa proses belajar memerlukan tahapan untuk mengenal dirinya sendiri apalagi kemampuan murid juga beragam dalam menyadari suatu hal. Sehingga perlu ada sarana untuk mengungkapkan cerita perjuangan, alasan dari setiap perubahan diri sehingga ada rasa yang diungkapkan, dan setiap usaha kecil sekalipun merupakan bagian penting dari perjalanan prestasi. Sehingga pada akhirnya murdi benar-benar akan bertahan itu prestasinya bukan gaya yang sedang ikut-ikutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI