Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Menanamkan Kebiasaan Baik dengan Mengajarkan Anak Memasak agar Lebih Mandiri dan Peduli di Bulan Ramadan

14 Maret 2025   15:19 Diperbarui: 14 Maret 2025   15:19 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Menanamkan Kebiasaan Baik dengan Mengajarkan Anak Memasak agar Lebih Mandiri dan Peduli di Bulan Ramadan

Bulan Ramadan mengajarkan kita banyak hal mulai dari menahan diri, lebih bersabar, peka terhadap sekitarnya, peduli lingkungan, empati pada orang, beribadah, dan sebagainya. Pelajaran itu akan bermanfaat manakala kita pahami ilmunya terlebih dahulu sehingga kita tak mudah terikut oleh tren atau gaya hidup orang lain. Dengan pemahaman yang kita miliki setidaknya kita punya mimpi beserta keturunan kita dapat hidup beriringan dengan alam dan tidak selalu menggantungkan pada belas kasih orang lain selama kita mampu maka kita terus berikhtiar sesuai kemampuan.

Salah satu kebiasaan yang mesti kita tanamkan ke anak adalah gaya hidup sederhana dengan tidak menjadi orang yang konsumtif. Dengan begitu, orang tua mengajarkan kapan keluarga perlu menyenangkan diri, kapan harus menyediakan sendiri demi menjaga hidup sehat dan menghindari penggunaan dana secara berlebihan. Tak hanya itu, rasa syukur dengan keadaan yang ada akan membuat keluarga memiliki daya kreativitas dalam membuat menu berbuka dan sahur setiap harinya.

Dengan pemahaman tersebut, anak akan paham bagaimana kebiasaan yang dibangun dalam kegiatan memasak apalagi anak kita remaja sehingga tumbuh kesadaran diri dalam  mengelola sampah bukan melakukan peningkatan limbah makanan plastik atau kemasan yang sekali pakai. Dengan kemudahan sosial media tentu memenuhi kebutuhan menu berbuka tak menjadi kendala, tapi kebiasaan itu yang terkadang akan menjadi darah daging dan susah diperbaiki dalam waktu dekat manakala kehidupan finansial tidak selalu bersahabat. Dengan membangun kebiasaan memasak setidaknya orang tua menerapkan diet sampah selama Ramadan yang bisa menjadi langkah kecil yang berdampak besar.

Kebiasaan memiliki gaya konsumtif pada anak seringkali merupakan cerminan dari orang tua. Anak-anak akan belajar meniru kebiasaan dari kedua orang tua atau lingkungan terdekat sehingga tumbuh kebiasaan membeli barang-barang yang tidak sesuai kebutuhan, memilih membeli makanan daripada ribet membuat sendiri. Sehingga akan berdampak pada pengeluaran dan juga karakter anak.

Anak perlu kita ajarkan gaya hidup hemat, bijak mengelola anggaran, dan memiliki kemampuan memasak untuk kehidupan masa depan. Setidaknya dengan memasak di rumah daripada memenuhi keinginan untuk terus membeli menu berpuasa secara berkelanjutan sehingga anak akan tidak belajar menghargai dari jerih payah orang tua dalam mencari nafkah dan makanan apabila tidak habis.

Untuk itu, di bulan yang mulia ini kita libatkan anak dalam setiap keadaan agar penanaman nilai kebaikan anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Nilai kebaikan karakter, peduli terhadap keluarga, dan lingkungan akan membuatnya belajar memasak untuk keluarga. Sebab, dengan memasak untuk orang puasa maka pahala yang didapatkan juga luar biasa. Tak hanya itu, anak akan tertarik belajar berbagai menu yang disesuaikan bahan di rumah sehingga menjadikan memasak sebuah momen kebersamaan, menyenangkan, dan sekaligus untuk mengantisipasi makanan terbuang.

Ada beberapa cara sederhana untuk dapat diterapkan pada anak dalam membangun kebiasaan baik dalam menyiapkan menu berbuka dan sahur agar tumbuh kebiasaan baik, yakni

Melibatkan anak dalam perencanaan menu

Melibatkan anak untuk ikut serta sangat baik untuk melatih komunikasi efektif. Saling tukar pendapat akan membuat ide semakin baik. Apalagi anak remaja dan memiliki banyak kreativitas dalam menikmati menu berbuka. Namun, orang tua juga mesti memberikan batasan agar tetap bisa menahan diri dan tidak membuat aneka masakan yang nantinya terbuang dan menjadi sampah.

Di sini orang tua menyelipkan pengajaran pada anak untuk memiliki gaya hidup tidak berlebihan dan tetap sesuai kebutuhan meskipun tak semua keinginan pasti dikabulkan. Dengan begitu, anak akan belajar memprioritaskan menu masakan sesuai kebutuhan guna menghindari hidup boros.

Memberikan tugas sesuai usia

Jika kita memiliki putri atau putra maka kita perlu dilibatkan dalam kegiatan menyiapkan menu berbuka. Tidak terkhusus perempuan saja yang mesti dilibatkan. Anak lelaki juga perlu dilibatkan agar kelak dia tahu bagaimana proses memasak itu sehingga makanan itu jadi. Sehingga kelak dia lebih menghargai pasangan tanpa menuntut secara berlebihan. Dengan begitu, seorang ibu dapat memberikan tugas sesuai usia dan kapasitasnya agar anak dapat belajar sesuai kemampuannya.

Memberikan kebebasan anak membuat kreasi makanan

Anak yang terbiasa dilibatkan akan memiliki daya kreativitas dalam membuat menu makanan sehingga orang tua cukup melihat tanpa menghakimi. Jika perlu tanggapan ya diberikan sesuai kebutuhan sehingga anak akan tumbuh percaya diri dan belajar tanggung jawab.

Mengajarkan pada anak mengelola sampah dan memanfaatkan bahan sesuai kebutuhan

Dengan memasak di rumah setidaknya kita lebih bijak dalam mengelola bahan makanan sehingga meminimalisasi makanan terbuang. Anak akan belajar mengurangi pemanfaatan plastik yang menjadi kemasan yang sering menjadi limbah selama bulan puasa. Dengan begitu, anak akan belajar makan sesuai kebutuhan tanpa berlebihan sehingga tidak membuang makanan sembarangan. Selain itu, anak akan belajar memilah sampah organik dan anorganik dari bahan yang digunakan sehingga nanti bisa dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman di kebun belakang.

Memberikan penghargaan atas usaha anak

Jika telah selesai maka tak lupa kita ucapkan terima kasih dan bertanya bagaimana perasaan mereka. Dengan begitu, anak akan terus memiliki kontribusi sesuai waktu yang dimiliki. Selain itu, ucapan apresiasi memang perlu kita berikan sebagai bentuk penghargaan atas kerja kerasnya membantu menyiapkan menu berbuka. Tak hanya itu, kehadiran anak sangat memberikan warna untuk keluarga dan persiapan masa depannya kelak.

Itulah beberapa tips sederhana dalam menanamkan kebiasaan memasak selama menyambut waktu berbuka dan sahur. Dari  kebiasaan kecil akan menjadi langkah dan dampak besar kelak. Manfaat yang dirasakan juga luar biasa selain kedekatan keluarga, anak akan belajar hidup mandiri bila nanti bersekolah jauh dari orang tua sehingga bisa bertanggung jawab, dan memiliki kepedulian terhadap lingkungan dengan mengurangi pemakaian barang yang menambah jumlah sampah. Apalagi gaya hidup konsumtif dapat menjadi penyumbang bertambahnya sampah manakala menggunakan kemasan yang tak dapat terurai oleh alam.

Dengan penanaman kebiasaan memasak pada anak, anak akan tahu nilai cinta untuk keluarga. Dari sentuhan tangan saat membuat masakan maka dapat memberikan kebahagiaan bagi keluarga yang menikmatinya. Tak hanya itu, ada nilai kepedulian dan kesadaran diri pentingnya hidup hemat dan berkelanjutan yang terus terbawa hingga anak dewasa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun