Sedangkan bagian dari struktur isi yang merupakan pengembangan argumentasi dapat berupa menyajikan ide utama yang mendukung tesis, disertai dengan data, fakta, atau contoh yang mendukung, menggunakan alur logis dan kohesif agar mudah dipahami. Sementara penutup esai dapat diisi merangkum poin-poin  utama yang dibahas, memberikan penegasan mengenai tesis yang diajukan dan bisa juga disertai dengan refleksi atau saran untuk pembaca.
Sementara langkah-langkah menulis esai adalah
Menentukan topik
Sebelum menentukan topik, murid dapat mengumpulkan data kearifan lokal yang masih terjaga dengan melakukan list. Sehingga murid dapat memilih dan berkonsultasi dengan guru bidang studi mengenai pilihan topik dan tidak memiliki kesamaan dengan murid lainnya. Pilihan topik yang menarik yang disesuaikan dengan minat dan pengalaman dari murid mengenai kearifan lokal tersebut.Â
Melakukan pengamatan/riset
Setelah topik dipilih, murid diperbolehkan melakukan riset untuk mendukung esai yang ditulis. Murid dapat mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang dapat dipercaya dengan melakukan dokumentasi atau mencatat poin-poin penting yang bisa mendukung argumen dalam esai.
Membuat kerangka esai
Membuat esai setidaknya mengacu pada struktur dengan menyusun gagasan utama dan subgagasan secara sitematis. Tak hanya itu, murid dapat menentukan alur pembahasan agar esai yang dibuatnya tetap fokus dan kohesif. Dengan begitu murid dapat mulai dengan membuat pendahuluan yang menarik, mengembangkan isi dengan argumentasi yang kuat dan akhiri esai dengan kesimpulan yang penguasan pesan kepada pembaca.
Merevisi dan mengedit sebelum dikumpulkan
 Sebelum dilakukan pengecekan plagiat dan konten AI, murid dapat memeriksa struktur dan kelengkapan informasi. Kemudian, murid dapat melakukan koreksi tata bahasa, ejaan, dan kesalahan lainnya, lalu memastikan bahwa esai yang dibuat telah memiliki alur yang jelas dan enak dibaca. Setelah itu baru dicek plagiat dan konten AI. Jika ternyata hasilnya kurang memenuhi syarat maka, murid dapat dianjurkan melakukan revisi kembali sehingga hasil esai dapat sesuai yang diharapkan.
Itu beberapa pengalaman yang telah saya lakukan. Memang tidak semua murid memiliki bakat menulis tapi dengan contoh yang diberikan dan penjelasan yang diberikan serta dukungan waktu untuk bertanya maka murid akan mudah membuat disesuaikan dengan kemampuan dimiliki. Dengan begitu, murid tidak hanya menulis esai untuk menuangkan gagasan di atas kertas tapi murid secara tak langsung memberikan kontribusi yang nyata dalam menjaga dan melestarikan kearifan lokal. Melalui literasi sebagai alat pelestarian budaya maka dapat menguatkan jati diri bangsa dan memastikan bahwa warisan leluhur tetap terjaga di di tengah perubahan zaman. Mari kita bersama-sama mengembangkan budaya menulis berbasis kearifan lokal demi menjaga kebudayaan budaya Indonesia demi generasi yang akan datang.