Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang harus dipelajari oleh peserta didik pada satuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan, berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2024 Tentang Kurikulum Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah. Berdasarkan Keputusan Kepala BSKAP No. 032/H/KR/2024 tentang perubahan atas Keputusan Kepala BSKAP No, 033/H/KR/2022 Tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka, mata pelajaran bahasa Indonesia pada SMK memiliki empat elemen yang wajib dikuasai peserta didik setelah menyelesaikan pendidikan di SMK, keempat elemen itu adalah menyimak, membaca dan memirsa, berbicara dan mempresentasikan, serta menulis. Keempat elemen ini memiliki ciri khas tersendiri dalam proses pembelajaran kepada peserta didik, serta keempat elemen ini memiliki tantangan -- tantangan yang berbeda saat proses pembelajaran kepada peserta didik.
Berdasarkan capaian kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia untuk surat lamaran kerja termasuk kedalam elemen menulis untuk fase F kelas XII dengan bunyi capaian pembelajarannya yaitu peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, pengetahuan metakognisi untuk berbagai tujuan secara logis, kritis dan kreatif. Peserta didik mampu menulis berbagai jenis karya sastra. Peserta didik mampu menulis teks refleksi diri. Peserta didik mampu menulis gasil penelitian, teks fungsional dunia kerja dan pengembangan studi lanjut. Peserta didik mampu menerbitkan tulisan hasil karyanya di media cetak elektronik dan atau digital.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan menulis adalah sebuah keterampilan yang membosankan bagi peserta didik. Hal ini ditimbulan dari beberapa factor pendukung, baik dari sisi guru maupun peserta didik itu sendiri. Dari sisi guru, salah satu penyebabnya adalah kurangnya kemampuan pada menentukan metode pembelajaran yang efektif untuk dapat membangkitkan minat dan motivasi peserta didik pada keterampilan menulis. Guru sangat sering sekali memakai metode ceramah yang kurang menarik, atau guru selalu CBSA (catat buku sampai habis) sehingga membuat peserta didik menjadi bosan bahkan mengantuk selama proses pembelajaran. Sedangkan dari sisi peserta didik, pembelajaran bahasa Indonesia yang terkenal dengan teks panjang-panjang membuat peserta didik menjadi cepat bosan selama proses pembelajaran yang berlangsung selama 3 x 45 menit, sehingga waktu yang 135 menit itu akan dirasakan sangat lama oleh peserta didik. Apalagi saat belajar tentang surat lamaran pekerjaan, lebih sulit lagi bagi seorang guru dalam mempertahankan kosentrasi, fokus serta menjaga minat belajar peserta didik. Pembelajaran yang berfokus kepada struktur surat lamaran pekerjaan, belum lagi kebahasaan surat lamaran pekerjaan yang resmi, maka akan semakin membuat peserta didik menjadi lebih cepat bosan, karena pembelajaran stuktur dan kebahasaan surat lamaran kerja sangat monoton dan kurang menarik. Oleh karena itu, sangat penting sekali bagi seorang pendidik untuk menemukan solusi kreatif dan inovatif yang dapat meningkatkan minat peserta didik dalam proses belajar surat lamaran pekerjaan, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan pembelajaran mendalam akan terwujud selama proses pembelajaran berlangsung.
Salah satu solusi kreatif dalam menghadapi kebosanan peserta didik dalam pembelajaran materi surat lamaran pekerjaan adalah dengan memakai puzzle sebagai media pembelajaran. Permainan puzzle bukan hanya sekedar sebuah media pembelajaran saja, tetapi juga solusi kreatif untuk meningkatkan minat peserta didik, kreatifitas peserta didik, kolaborasi peserta didik dengan peserta didik lainnya penalaran kritis peserta didik, sehingga proses pembelajaran akan menjadi bermakna, menggembirakan dan berkesadaran dan juga delapan dimensi profil lulusan yang ditargetkan selama proses pembelajaran akan dapat diraih,
Bagaimana mengimplementasikan permainan puzzle dalam pembelajaran surat lamaran pekerjaan. Berikut adalah langkah-langkah penerapan metode permainan puzzle yang penulis terapkan di SMK Negeri 5 Sijunjung:
- Membuat desaind puzzle memakai aplikasi canva
- Penulis dalam hal ini mendesain puzzle memakai aplikasi canva, dalam pemilihan materi yang dibuatkan ke dalam puzzle, materi yang penulis pilih adalah pengertian surat lamaran pekerjaan, struktur surat lamaran pekerjaan, dan kebahasaan surat lamaran pekerjaan. Tema dari surat lamaran pekerjaan yang penulis pilih disesuaikan dengan jurusan atau kosentrasi keahlian peserta didik,
- Membagi potongan puzzle yang sudah dibuat ke kelompok
- Sebelum memulai pembelajaran, penulis sudah membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok dengan memakai aplikasi pembagian kelompok yang banyak di internet. Puzzel yang dibagikan dibuat berbeda untuk masing -- masing kelompok. Tujuan dibaginya peserta didik ke dalam kelompok-kelompok kecil adalah supaya peserta didik menumbuhkan sikap kolaboratif, penalaran kritis, kerjasama dan komunikasi yang baik terjadi di dalam kelompok kecil tersebut.
- Presentasi hasil kerja kelompok
- Setelah semua kelompok kecil menyelesaikan penyusunan puzzle dan menjawab pertanyaan tentang tujuan dan fungsi dari surat lamaran kerja berdasarkan pengertian surat lamaran kerja, penulis atau pendidik meminta perwakilan dari salah satu kelompok untuk maju menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka. Kelompok yang lain menyimak dan memberikan tanggapan komentar dan masukan kepada kelompok yang tampil, apabila ada yang berbeda dengan hasil diskusi kelompok mereka.
- Melakukan interaksi dan refleksi dengan peserta didik
- Setelah selesai penyampaian hasil diskusi kelompok, peserta didik diajak untuk membuat maindmap atau pola piker sederhana tentang pengertian, ciri-ciri dan fungsi surat lamaran pekerjaan yang baru saja mereka pelajari. Serta peserta didik juga diminta untuk membuat di sebuah kertas kecil tentang perasaan mereka selama proses pembelajaran berlangsung, hal ini berguna sebagai langkah kecil bagi seorang pendidik untuk mengetahui apakah proses pembelajaran, metode pembelajaran, dan media pembelajaran yang dipakai pada saat pembelajaran sudah menarik minat dan menjaga kosentrasi peserta didik.
Refleksi dari pembelajaran surat lamaran pekerjaan ini adalah, peserta didik mampu menulis surat lamaran permohonan tempat PKL ke industri yang sesuai dengan kosentrasi keahlian masing -- masing peserta didik. Proses penulisan surat lamaran atau surat permohonan tempat PKL ini bisa lebih dari satu kali proses pengiriman surat. Sehingga ukuran dari keberhasilan dari materi surat lamaran pekerjaan adalah berhasilnya seorang peserta didik saat diterima sebagai siswa PKL di industri yang ditujunya
Selama penulis menggunakan metode bermain puzzle dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan materi surat lamaran pekerjaan di kelas XII SMK Negeri 5 Sijunjung untuk tiga kosentrasi keahlian, penulis merasa metode ini terbukti efektif dalam melatih keterampilan peserta didik dalam menulis surat lamaran pekerjaan. Penerapan metode puzzle ini memberikan dampak positif, terutama dalam meningkatkan kosentrasi, antusiasme, kolaborasi, kreatifitas, serta kemampuan peserta didik dalam memahami danmengolah informasi dari materi surat lamaran pekerjaan yang disampaikan. Harapannya, pengalaman penulis ini dapat menjadi insporasi bagi guru bahasa Indonesia lainnya untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran bahasa Indonesia yang semula membosankan akan berubah menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan di tunggu-tunggu kehadirannya di dalam kelas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI