Mohon tunggu...
suci ramadhanieka
suci ramadhanieka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Andalas

Mahasiswa sastra, Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukuku, Si Lembaran Baru

8 Maret 2021   22:22 Diperbarui: 8 Maret 2021   22:34 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam bertabur bintang, beralaskan atap, dan dengan bantal tangan aku menikmati malam ini.

bibirku tersenyum lebar hatiku mengatakan apakah ini rasa yang sama?

 Teriakan angin malam terdengar keras di telingaku berebut ingin membantuku menjawab 

semua perdebatan yang bergejolak dihati ini. 

Aku pun mulai memikirkan apakah secepat ini rasa itu kembali lagi, aku tak mengerti. 

Yang aku tau Hary adalah buku dari lembaran baruku.

Iya benar sekali Hary adalah pria yang sangat sempurna di mataku.

Dia adalah pria multitalent. bermain alat musik, bernyanyi, dan bermain bola adalah

keahliannya. Banyak gadis yang menyenanginya di sekolah. Namun, belum ada seorang gadis pun menyimpan rasa padanya.

Mungkin karena jerawat begitu mencintai wajahnya dan merasa rugi untuk meninggalkannya.

" Eh, Hary. Tumben nggak telat"(dengan senyum menyindir aku bertanya).

" Hehehe, iya nih. Kan aku bangun cepat walaupun di bangunin mama sih".

Aku dan Hary berjalan melewati beberapa mobil besar tanpa memberikan perhatian sedikitpun.

Tidak berapa lama akhirnya kami sampai di SMA Nusa Bina. 

Sekolah dimana aku dan Hary menuntut ilmu demi masa depan yang indah.

Ups, bukan masa depan yang indah melainkan masa depan yang cerah.

Hary selalu membantuku dan menjawab semua pertanyaan tentang pelajaran mulai dari yang begitu sulit hingga mudah bagiku,

pertanyaan tentang bola hingga pertanyaan tentang kisah cinta anak SMA semua pertanyaan itu aku ajukan padanya.

Suara Hary yang memecahkan gendang telingaku.

mampu membuat aku merasa aneh dan puas serta bahagia. setiap detik, menit, dan jam aku bertanya-tanya apakah Hary memiliki 

buku  ajaib? hingga aku bertanya mendadak kepadanya pun Hary mampu menjawab.

"La, masa SMA lo ngebosenin gak? atau asyik banget? masa SMA kan ga bisa keulang ya la!", ( Hary bertanya)

"Masa SMA? Apaansi lo. Emang kenapa?". ( dengan nada terkejut aku menjawab)

"Gaada nanya doang, baperan amat lo jadi cewe. lo kan kebanyakan temen cowo dari pada cewe iya gue nanya bego!".

"Iih.. apaan lo cowo mulutnya kaya cewe". (balasku dengan wajah marah)

Aku meninggalkan Hary seorang diri dengan wajah merah merona seperti akan terjadi

 kebakaran dahsyat yang akan melalap gubuk kecil di sebelah 

kantin. Aku terdiam merasa kasihan dan bersalah karena meninggalkan Hary sendiri.

"Lala!!Lala!!", seseorang memanggilku

Suara itu tidak asing bagiku. Tangan itu kembali mencubit pipiku. Hary, "buku ku" yang hampir setiap hari melakukan hal yang sama.

Memanggil nama lalu mencubit pipiku yang seperti kapas ataupun seperti tisu yang di beri air kata Hary.

"Lala, lo lucu deh kalau lagi ngambek jadi sayang gue". ( menyindir mentertawakan aku)

"Pergi lo ganggu gue aja, gombalan lo ga mempan!".

" Maaf la, pulang sekolah beli es krim yuk sebagai permintaan maaf".

"Yuk, ide bagus". (sambil tertawa)

"Gitu dong, kan aku bahagia jadinya bisa buat lo ketawa lagi".

"Oh iya la, minggu depan acara pelantikan organisasi kita kan?"

"Pelantikan? tahu dari mana? kata siapa?"

"Hah? kamu belum tahu? ketinggalan info lo!"

"Tahu dari mana?" , balasku

"Grup whatshap kita la, Aku tadi baca di grup. Nggak percaya? Lihat saja sendiri!" (Hary seraya menunjukkan ke arah layar handphone miliknya)

Pelantikan adalah hal yang biasa dilakukan di sekolah ini, setiap organisasi angkatan pasti akan dilantik. Aku dan Hary bagian

dari angkatan organisasi marching band ke - 21 di sekolah ini dan baru akan dilantik minggu depan.

Yang dibutuhkan untuk acara itu, di mulai dari tata cara, pakaian, penyambutan, dan hiburan mulai dipersiapkan.

Detik demi detik berlalu, jam pun enggan untuk menanti, begitu pula dengan hari yang terus berganti.

Tidak terasa, hari dimana aku dan seluruh angkatan 21 akan dilantik pun tiba. Entahlah, di acara ini kakak kelasku lebih banyak mengambil peran.

Bangga dan bahagia. Bangga karena teman-temanku telah dilantik. Namun, rasanya semua itu tidak lengkap. Seperti ada yang kurang di acara ini. 

Apa? hah, Hary. Selama acara aku tidak bertatap muka dengan Hary menyapa pun enggan. 

Semenjak kejadian aku berfoto dengan teman pria Hary berubah. Kami seperti orang asing. Kulangkah kan kakiku menghampiri Hary

ingin rasanya meminta maaf, aku tak tahan lagi dengan pertengkaran antara hati dan pikiran ku yang selalu menyalahkanku.

Acara pelantikan selesai. sesampainya dirumah, dengan cepat aku menuju kamar. Bayangan Hary mengganggu pikiranku.

 Suhu dikamarku tiba-tiba naik. Bulir-bulir keringat membasahi tubuhku.

Tiba-tiba pesan singkat dari Hary membuat jantungku berdetak sangat cepat.

Pukul 19.00 waktu kunjungan Hary menjemputku. untuk pertama kalinya Hary mengajakku keluar, hanya sekedar menghirup

udara dan makan di pinggir jalan. Aku merasa diperlakukan sangat istimewa oleh Hary. perasaanku terhadap Hary mulai kacau malam itu,

ah ga mungkin Hary menyukaiku. Hary hanya biasa saja la, ayo tenang dan bersikaplah seperti biasa. Kataku dalam hati.

" La mau pesan apa? makan dulu ya. buruan pesan!"

"iiiiiyaaa... Hary. terserah deh samain aja."

Disisi lain Lala tidak menyadari bahwa Hary memendam rasa untuknya, Hary yang terlihat mempesona di kalangan gadis di sekolahnya seketika 

salah tingkah di depan Lala.

"Hary kenapa lo liatin gue, makan tu! gue cantik ya? awas entar lo suka!"

"Ga mungkin gue suka sama cewe yang pipinya bentuk tupai , ihh enggak lah."

Hari ini perasaanku sejernih embun pagi, Hary melemparkan senyumannya membuat hatiku tenang dan pandangannya yang begitu tentram, 

aku harap Hary merasakan hal yang sama seperti apa yang aku rasakan.

Siang yang cerah , langit pun ikut tersenyum. Hary memberanikan diri menemui Lala.

"Halo La, ngapain lo?"

"Engga lagi santai. ada apa? bawa bunga segala .mau ngapain si cowo jelek!" (Lala mengejek Hary)

"itu... lihat! ada api berjalan."

" Ah ngaco lo, api berjalan. iya mana ada!" ( saut lala)

"APILOVEYOU Laaaaaaaaaaaaa!!!!!! gue suka sama lo! bego banget si jadi cewe ga ada peka nya!"

" wahai Hary yang ganteng banget!! ga lucu becandaan lo! udah berapa cewe si lo giniin ?" ( Lala mencubit pipi Hary)

Keadaan menjadi hening, daun-daun serta angin pun bersembunyi.

" Lala Adigunawan, wanita cantik dengan pipi tupai apakah engkau mau menjadi pacar Hary?"( Hary menyodorkan bunga sambil berlutut)

Aku mengangguk dan hanya diam membisu mendengar perkataan Hary. Iya Hary dia "buku ku" kata hatiku membawaku kepadanya dan menjadi

penutup pagi ini. "buku ku" kini menjadi pengisi lembaran baru dari gejolak isi hatiku selama ini. Lembaran baru dengan tinta yang

lebih indah dalam hatiku. Buku ku si lembaran baru. Kuharap dapat menyenangkan hatiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun