Mohon tunggu...
Rahmat Subhagyo
Rahmat Subhagyo Mohon Tunggu... -

Kuliah di Fakultas Ekonomi Unika Parahyangan, Bandung. Pernah bekerja di dunia advertising sebagai computer graphic designer (gag nyambung), kemudian bekerja diperusahaan penerbitan majalah sebagai penata letak merangkap redaksi dan fotografer. Terakhir masih diperusahaan yang sama bertanggung jawab atas tata letak dan produksi majalah khusus kedokteran (makin jauh aja gag nyambungnya). Kini sedang belajar untuk mandiri dan belajar menulis lagi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kehidupan yang Anda Genggam

25 November 2009   04:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:12 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nokia 2010 Sekitar tahun 1995 saya begitu bangga ketika akhirnya saya bisa membeli telepon genggam Nokia 2010. Didukung layanan salah satu provider, saat itu merupakan telepon genggam yang mempunyai fitur cukup lengkap. Bisa mengirim dan menerima sms serta menerima fax ketika saya jauh dari kantor. Kalau tidak salah fitur layanan tersebut bernama Smile dan Farida. Ketika itu sms masih merupakan fitur langka sehingga umumnya saat itu orang memiliki telepon genggam dan pager atau radio panggil untuk mengirim dan menerima pesan. Tidak pernah terbayangkan saat itu kalau Anda bisa menggenggam aktivitas rutin atau hidup Anda ke warung kopi. Beberapa hari yang lalu saya terpaksa nongkrong berjam-jam di sebuah warteg akibat hujan deras. Sebetulnya hal ini akibat kemalasan saya untuk membawa jas hujan dan sok pinter karena mengira jadwal turunnya hujan selalu pada waktu yang sama seperti hari-hari sebelumnya. Biasanya saya sudah sampai ke rumah sebelum hujan turun, namun saat itu rupanya hujan datang lebih awal. Apa boleh buat terpaksa saya mendaratkan motor tua kesayangan saya ke sebuah warung kopi daripada terserang batuk pilek karena harus menerjang genangan air yang sudah mulai cukup tinggi dimana-mana serta ritual kemacetan luar biasa yang melanda Jakarta jika hujan deras melanda. Bisa bisa tuannya pun ikutan bengek. Sambil menunggu hujan reda, yang ternyata berkepanjangan sampai malam, saya memesan segelas kopi dan beberapa gorengan. Saya melihat sekeliling saya siapa tahu Ada yang bisa saya ajak berbincang bincang yang merupakan salah satu hobi saya karena sering mendapatkan bermacam informasi dan wawasan baru bahkan pernah perbincangan berlanjut menjadi kerja sama bisnis, disamping sudah tentu makin banyaknya koleksi pertemanan saya. Namun sekali lagi apa boleh buat hampir semua sudah asik dengan telpon genggamnya masing masing, chating, berbalas sms dan fesbukan. Sayangnya yang tidak melakukan aktivitas tersebut posisinya cukup jauh dari tempat saya. Akhirnya sayapun ikut mengeluarkan Blackberry lawas saya. BB GW Setelah beberapa saat tenggelam dengan BB saya, tiba-tiba saya tercenung. Hampir dua jam saya telah melakukan banyak hal dengan benda yang ada dalam genggaman saya ini. Memberi aproval desain via email, ikut mengajukan penawaran dalam milis komunitas ukm, meminta penawaran harga dari milis agrobisnis, ikutan diskusi di milis alumni sma, nimbrung di obrolan BBM group alumni kuliah, chating dengan teman-teman di dalam maupun luar negeri via YM, bertukar informasi posisi via Google latitude dengan istri saya, membantu memilih hadia untuk keponakan yang akan berulang tahun dengan memanfaatkan kamera di BB istri saya, melakukan pembayaran pesanan barang via m-banking, mengomentari status-status facebook, memantau berita-berita di kompas.com dan detik.com, dan sudah tentu membaca tulisan-tulisan di kompasiana.com. Sayang kompasiana belum ada fasilitas untuk posting via email seperti Blogspot atau multiply. Yang jelas jempol kiri-kanan berasa pegel. Sungguh luar biasa perkembangan tekhnologi saat ini. Selama masih ada sinyal, saya bisa melakukan hampir semua aktivitas kehidupan sehari-hari saya dimanapun juga. Mau di warung kopi, di rumah, bahkan sering juga sambil melakukan ritual rutin pagi hari. Kagum sekaligus ketakutan karena sebagian hidup saya ada dalam kotak elektronik yang saya genggam. Dulu saya dikatain buku telepon jalan karena saya hapal hampir semua nomer telepon yang tercatat dalam buku catatan nomer telepon. Sehingga rekan-rekan dikantor lebih suka tanya ke saya daripada repot-repot cari sendiri. Sekarang paling banyak hanya 10 nomor telepon yang saya hapal. Selebihnya tinggal buka daftar kontak, beres sudah. Semua alamat dan nomer telepon tersimpan disini. Jadwal ulang tahun, hari perkawinan, janji temu, serta jadwal-jadwal lainnya tercatat dengan rapih. Pas Foto, KTP, SIM, KK, atau surat-surat keterangan penting lainnya juga telah saya scan dan saya simpan dialat ini, sehingga kapanpun saya perlukan saya tinggal kirim secara elektronik. Apa jadinya kalau sampai telepon genggam saya ini dicuri orang, dan sambil tersenyum sendiri saya berpikir untung saya bukan termasuk orang suka iseng mendokumentasikan kegiatan yang paling pribadi dengan telepon genggam. Jadi berhati-hatilah dengan benda ajaib yang ada dalam genggaman Anda saat ini karena bisa menyebabkan stress karena kondisi baterai sudah kritis, sementara lupa bawa charger atau tidak ada “colokan” disekitar Anda. Kena serangan jantung karena kotak ajaib pasangan Anda dicuri orang dan kemudian video perselingkuhannya beredar di internet. Serta gangguan kejiwaan karena terlalu banyak ketawa-ketiwi sendiri. Meminjam tag-line dari salah satu operator “Life at Your Hand” jadi sekali lagi berhati-hatilah kalau Anda sudah memindahkan kehidupan Anda pada alat yang ada dalam genggaman Anda.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun