Mohon tunggu...
Subarkah
Subarkah Mohon Tunggu... Freelance

Suka nulis, suka nonton film, suka baca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat Kata Tak Lagi Mengalir Bebas

15 Juni 2025   05:05 Diperbarui: 15 Juni 2025   05:05 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada beberapa hal yang bisa kita latih untuk memperkuat kemampuan ini secara berkelanjutan. Pertama, kepekaan terhadap diri sendiri. Semakin kita peka terhadap emosi dan pemikiran pribadi, semakin cepat kita bisa menyadari kapan ada yang perlu disampaikan.

Kedua, konsistensi dalam latihan ekspresi. Menulis atau berbicara secara rutin membantu membentuk jalur pikiran yang lebih lancar. Seperti sungai yang alirannya kuat karena tidak pernah kering, pikiran juga akan lebih mudah mengalir saat diberi ruang secara teratur.

Ketiga, membangun relasi yang suportif. Kelilingi dirimu dengan orang-orang yang mampu mendengarkan tanpa menghakimi. Komunitas yang aman dan mendukung memberi rasa percaya diri yang sangat berarti untuk tumbuh.

Keempat, dan yang paling penting, keberanian untuk jujur pada diri sendiri. Sering kali kita terlalu sibuk menyenangkan orang lain, hingga lupa mendengarkan suara hati sendiri. Jujur bukan berarti sempurna, tetapi berarti hadir sepenuhnya sebagai diri sendiri, apa adanya.

Mengapa Kemampuan Ini Begitu Penting?

Mengungkapkan isi pikiran bukan hanya soal berkomunikasi. Lebih dalam dari itu, ini adalah proses untuk menyembuhkan, menyambungkan, dan menyatakan keberadaan kita. Ketika kita mampu menuliskan atau menyuarakan apa yang ada dalam diri, kita sedang memberi ruang bagi diri untuk dikenali dan diterima. Bukan hanya oleh orang lain, tetapi oleh diri sendiri terlebih dahulu.

Maka jika saat ini kamu masih sering merasa sulit berkata-kata, atau bingung bagaimana harus menulis, tenanglah. Tidak ada yang salah dengan dirimu. Ini bukan tanda kelemahan, melainkan ajakan untuk mulai mendengarkan suara dari dalam.

Percayalah, kata akan datang saat kita cukup tenang untuk mendengarkan. Dan ketika kata itu datang, dunia menjadi sedikit lebih ringan untuk dijalani.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun