Mohon tunggu...
Santuso
Santuso Mohon Tunggu... Guru - pendidik generasi khoiru ummah

Hai, salam kenal! Saya Santuso, seorang pemuda yang sedang belajar menjadi penulis, linguis, jurnalis, aktivis, dan pendidik Islam ideologis. Konten blog ini saya tulis untuk berbagi inspirasi, informasi, stori, dan nasihat islami. Bila bermanfaat, silakan disebarluaskan. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketahuilah Hal Berikut agar Tidak Ikutan "Tertipu" Sales

12 September 2020   10:34 Diperbarui: 12 September 2020   10:54 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesuai dengan judul artikel ini, saya akan berbagi pengalaman yang berhubungan dengan sales. Pernahkah Anda secara pribadi dikunjungi sales di rumah Anda? Atau pernahkah Anda menyaksikan sales sedang mempresentasikan barang dagangannya di sekitar tempat tinggal Anda?

Jika pernah dikunjungi sales, bagaimana perasaan Anda? Tentu presentasi sales itu memukau dan seperti meyakinkan, bukan? Jika belum pernah dikunjungi, Anda perlu simak artikel ini.

Saya menulis artikel ini sekadar untuk berbagi pengalaman pribadi dan pengalaman orangtua saya yang "ditipu" oleh sales yang menjajakan perlengkapan kompor gas serta barang lainnya. Artikel ini ditulis agar kita semua sadar tentang beberapa hal berikut ini yang berhubungan dengan sales.

1. Pertunjukan itu "tidak gratis"

Sales adalah orang pekerjaannya menjual barang. Namanya juga jualan, mereka ingin barang yang dijual itu habis dibeli orang. Maka dari itu, kita harus sadari bahwa pertunjukan sales dalam memperkenalkan suatu produk itu "tidak gratis". Meski kita tidak membayar pertunjukan dari mereka, tapi kita pastinya akan tersugesti untuk membeli barang mereka. Sugesti itu bersumber dari dua faktor yaitu cara presentasi dan penampilan sales yang meyakinkan sehingga banyaknya orang yang membeli produk tersebut. Nah, jika seperti itu, ujung-ujungnya kita akan "mengeluarkan uang" pasca menyaksikan pertunjukan sales itu, bukan?

2. Ada sales "penipu"

Sales itu ada yang berjualan dengan jujur, namun ada juga yang berjualan dengan disertai bumbu-bumbu hoax atau menipu penonton. Beberapa kalimat yang pernah diucapkan sales "penipu" sehingga membuat keluarga saya tertipu mereka ialah seperti:

a) "Produk ini sudah paling murah, karena sudah disubsidi pemerintah"

Hadeh, kalau produk disubsidi pemerintah, pastinya ada informasi resminya dong yang diketahui oleh publik, tidak hanya diketahui oleh sales itu saja.

b) "Produk ini lebih murah dari pada toko online"

Sambil menunjukkan salah satu lapak di toko online yang menjual produk serupa dengan harga mahal beberapa kali lipat, si sales mengatakan kalimat seperti di atas. Ya ampun saya pernah tertipu karena kalimat ini. Padahal setelah saya cek, lapak di online shop tersebut adalah bodongan. Artinya, hal itu hanya lapak yang dibuat-dibuat, tidak ada rating, dan tidak ada yang membeli produk itu.

c) "Belum didistribusikan di pasaran, hanya dijual di toko online"

Yaelah, itu niat jualan atau tidak. Jualan kok hanya di online, bukan offline. Padahal kenyataanya barang yang dijual sales tadi tersebar di toko-toko offline dan harganya jauh lebih murah.

d) "Bertanda SNI"

Label ini yang selalu disebut-sebut oleh sales. Mungkin, label "SNI" menjadi semacam label kalau produk tersebut berkualitas baik sehingga penonton tertartik membeli produk mereka. Padahal di toko-toko, produk serupa juga berlabel "SNI" dan harganya juga lebih murah.

e) "Barang ini bisa menghemat pengeluaran"

Kalimat ini juga diucapkan untuk menarik pembeli. Mereka meyakinkan pembeli dengan menjelaskan keunggulan barang yang bisa menghemat pengeluaran. Kalau pengalaman pribadi, saya pernah "tertipu" dengan kalimat ini saat mereka menjajakan perlengkapan kompor gasnya. Padahal setelah dicoba, pengeluaran gas pasca pakai alat tersebut ternyata sama saja. Sedangkan, pengalaman orang tua pernah "tertipu" oleh sales yang menjajakan sebuah alat (saya tidak tahu alat apa itu) yang berhubungan dengan meteran listrik PLN. Kata sales, alat tersebut mampu menghemat pengeluaran listrik. Padahal sales itu bukan resmi dari PT PLN. Hadeh, niat benar mau menipu ya.

3. Dapat "bonus" serta "kemudahan" 

Jurus terakhir dari sales agar penonton mau membeli produk mereka adalah dengan memberikan "bonus". Bonus tersebut bermacam-macam bentuknya. Kalau pengalaman pribadi, para penonton (termasuk saya) mendapat minyak goreng 450 ml pasca menyaksikan pertunjukan mereka.

Bukan hanya itu, mereka juga mengatakan bahwa jika membeli produk mereka, maka akan dapat bonus selang kompor dan bonus lainnya. Tentu saja, bonus yang diberikan itu hanyalah kamuflase harga agar penonton mengira bahwa produk yang dijajakan sales itu tampak murah karena banyak bonusnya. Padahal, harganya tetap saja mahal jika dibandingkan produk serupa di toko-toko.

Sedangkan, pengalaman dari orang tua pernah "tertipu" karena ada iming-iming asuransi. Si sales itu mengatakan bahwa jika membeli produk mereka maka akan otomatis terdaftar asuransi. Jika terjadi kecelakaan seperti gas meledak, maka akan dijamin dengan asuransi tersebut. Hmmmm....

Tidak hanya sebatas itu saja, para sales juga memberikan "kemudahan" agar pembeli merasa tidak keberatan membeli. Cara yang sales lakukan adalah dengan memberikan opsi pembayaran dengan mencicil beberapa kali. Cerdik juga ya cara mereka.

Demikian pengalaman saya "tertipu" oleh sales. Tulisan ini hanya sebatas berbagi informasi dan pengalaman, bukan untuk men-stigma pekerjaan sales. Hal itu sebab tidak semua sales itu menipu orang. Masih banyak sales-sales lain yang bekerja dengan jujur. Semoga kita terhindari dari sales penipu seperti cerita di atas ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun