Sore ini, aku termenung dan terdiam membisu seribu kata di teras depan rumah. Aku hanya ingin merebahkan badan di kursi tua ini. Penat yang teramat sangat terasa lantaran semenjak pagi tadi dikejar-kejar seabrek tugas di kampus.
"Hmmm..... Alhamdulillah!", seruku sesaat setelah badan yang tadinya kaku ini bisa dirilekskan.
Sejenak kutengok bumi yang menghampar luas dari atas sini. Tampak atap jagad raya itu memudar, mencoba mengubah kulit dari kebiru-biruan menjadi jingga nan elok. Yang menjadi pertanda bagi binatang-binatang siang bahwa sudah waktunya berganti sif dengan binatang-binatang malam.
Kuhirup udara dalam-dalam, lalu kuhembuskan dengan perlahan. Kurasakan udara ini seperti udara yang pernah menyapaku beberapa tahun silam. Sesak dada ini mengingatnya.
***
Kring..... Kring..... Kring....... Tiba-tiba ponselku dari dalam saku mendering. Setelah kulihat, ternyata tidak ada orang lain selain dia, yang mencoba untuk meneleponku.
"Assalamu'alaikum", katanya.
"Wa'alaikumussalam", jawabku.
"Sore ini jadi kan?", tanyanya.
"Iya, jadi", tegasku.
"Oke, sebentar lagi aku sampai di rumahmu," katanya.