Mohon tunggu...
Adolf Nugroho
Adolf Nugroho Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Dilahirkan di Kota Gudeg Jogjakarta. Seorang pendidik, trainer, penulis di majalah SDM dan psikologi. 2,6 tahun mengabdikan diri di bidang pendidikan di Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tanda Salib, Kebanggaan Tanpa Batas

21 Oktober 2018   10:31 Diperbarui: 21 Oktober 2018   11:03 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Identitas keagamaan seseorang seringkali ditunjukkan dengan symbol symbol yang khas dari agama tertentu. Misalkan tanda salib yang sering dilakukan oleh orang Katolik. Tanda khas yang bisa terlihat oleh mata. Sedangkan identitas lain yang dari orang beragama juga dijumpai lewat tutur kata, seperti "Assalamualaikum", Insya Allah","Puji Tuhan", "astungkara" dsbnya. Karena lewat tutur atau cara berpakaian pada akhIrnya menjadi tahu agama orang tersebut. 

Di Indonesia, ungkapan lewat tutur dan cara berpakaian, ini sudah menjadi klaim agama tertentu. Misalnya Orang Islam sudah pasti mengucapkan "assalamualaikum" dalam kehidupan sehari harinya. Namun hal ini akan berbeda apabila kita berjumpa orang orang Kristen (Katolik) asli di beberapa negara timur tengah. Mereka juga bertutur yang sama, juga dengan cara mereka berpakaian (penutup kepala) dalam kesehariannya. Bahkan tanda salib pun diucapkan dalam logat dan bahasa Arab.   

Melalui tulisan ini saya akan lebih focus membahas tanda salib yang sering dilakukan oleh orang Katolik, bukan membahas sejarah tanda salib pada masing masing negara dengan tradisinya, melainkan lebih kepada, mengapa orang Katolik melakukan tanda salib? Umumnya orang Katolik menggunakan tanda salib saat berdoa, baik berdoa makan, masuk ke gereja, ketika menerima kabar duka, atau berdoa pada saat tertentu  di mana pun itu. 

Meskipun dalam beberapa kesempatan "tanda salib" juga jarang digunakan apabila berada di tempat umum, misalnya waktu makan di tempat umum. Mengapa ini terjadi? Ada rasa "tidak enak" karena tempat umum, ada "ketidaknyamanan" karena sedang berhadapan dengan umat agama lain dsbnya.  Tapi mungkin juga ingin menghargai umat agama lain. Mungkin juga ada alasan lain.

Sebagai orang Katolik, saya harus  akui pernah  dalam kondisi canggung di saat melakukan "tanda salib" di depan umum. Betul ada perasaan tidak nyaman, seakan akan tidak menghargai umat lain lebih parahnya ada perasaan "takut". Namun seiring berjalannya waktu, saya berpikir dan merenung, mengapa harus "takut'? Mengapa harus "tidak enak?", Justru sekarang saya malah bangga ingin menunjukkan "tanda salib", bangga sebagai orang Katolik. Sama seperti umat lain yang menunjukkan cara yang sama lewat ucapan atau tutur dsbnya. Tapi hal terpenting, bukan sekedar sudah melakukan "tanda salib" di berbagai kesempatan, namun yang menarik mengapa orang Katolik melakukan tanda salib?

Tanda salib adalah sebuah bukti kemenangan Kristus atas dosa dan maut. Tanda salib juga merupakan tanda persatuan dengan sesama umat Katolik. Maka tanda salib ini bagi umat Kristen adalah tanda yang harus kita bawa kemanapun sebagai tanda yang mengingatkan kita kepada salib Kristus yang menyelamatkan kita (Katolisitas.org). Untuk itu mari kita selalu mewartakan kehadiran-Nya melalui  tanda yang sangat sederhana, tanpa harus malu. Banggalah dengan tradisi yang sangat khas Katolik ini.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun