Mohon tunggu...
Kapten Jack Sparrow
Kapten Jack Sparrow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Instagram: stvnchaniago, Email: kecengsc@gmail.com, Youtube: FK Anime,

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Libas Manchester City, Tuchel Bawa Chelsea ke Final FA Cup dengan Brilian

18 April 2021   14:58 Diperbarui: 18 April 2021   15:19 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Jorghinho, Werner, dan Ziyech saat merayakan gol ke gawang Manchester City

Hal ini sebab para gelandang Chelsea yakni Mason Mount ataupun Kante, sangat jeli dalam melihat celah saat mendapatkan bola, lalu melakukan counter-attack yang sangat cepat, sehingga High Defensive Line yang diterapkan pemain belakang City terlambat merespon atau tak dapat mengimbangi kecepatan para penyerang Chelsea.

Bila tidak terkendala offside dan finishing yang lebih tenang, Hakim Ziyech bahkan bisa mencetak hattrick (3 gol) di pertandingan semalam. Hal itu saya rasa sudah cukup menjelaskan betapa rapuhnya High Defensive Line Manchester City saat menghadapi counter-attack.

Sebenarnya, kebobolan saat menerapkan strategi High Defensive Line bukanlah suatu keanehan, sebab tim yang menerapkan strategi serupa memang jarang mendapat clean sheet, seperti Bayern Munich misalnya.

Bedanya, Munich punya Lewandowski dan Gnabry yang punya finishing mumpuni, sedangkan Gabries Jesus dan Sterling bermain loyo semalam. Hal ini pun tak lepas dari penjagaan ketat Antonio Rudiger dan Thiago Silva yang menempel ketat kedua pemain tersebut.

Ketiga, Chelsea bermain sangat efektif saat memegang bola. Yup, meski Chelsea kalah dari segi ball possession, yakni 44% berbanding 56% milik City, namun Chelsea bisa dibilang lebih maksimal dalam memanfaatkan celah yang diberikan lawan.

Ini dapat terlihat dari jumlah shots yang dilakukan Chelsea, dimana anak asuh Thomas Tuchel yang mengandalkan counter-attack ini, memiliki 5 tembakan dan 3 diantaranya on-target.

Sementara Sterling dan kawan-kawan, mereka hanya mampu mengarahkan 3 tembakan tepat sasaran ke gawang Kepa, dari 11 peluang yang mereka miliki.

Perbedaan ini tak lepas dari sosok gelandang yang dimainkan oleh kedua kubu. Di babak pertama, terlihat City mampu mengimbangi Chelsea karena adanya De Bruyne sebagai jenderal lapangan tengah, meski Ferran Torres selalu menemui jalan buntu.

Naasnya, De Bruyne malah keluar akibat cedera dan Gundogan yang dimasukkan untuk menjadi pengganti De Bruyne, justru tak berhasil tampil dalam performa terbaiknya.

Di sisi lain, Chelsea punya Mason Mount dan Hakim Ziyech yang membuka ruang dengan baik, serta menciptakan umpan kunci yang akurat. Di babak kedua pun, ada Christian Pulisic dan Kai Havertz yang tampil sama baiknya.

Sebagai penutup, saya rasa Chelsea bersama Tuchel memang sudah sangat jauh berkembang, dan sangat layak mendapatkan satu tempat di final FA Cup. Sementara bagi City, kekalahan ini memupus harapan Quadruple mereka musim ini. Well, once again, congrats Tuchel and Chelsea

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun