Mohon tunggu...
Ahmad afif
Ahmad afif Mohon Tunggu... Dosen - Afif

fleksibel adalah kunci kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Da'i Zaman Now

4 November 2017   17:30 Diperbarui: 6 Februari 2024   11:54 1345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Bermula dari sebuah filosofi seorang kyai atau ajengan di perkampungan terpencil yang ngurusi umat tidak hanya ketika pengajian di surau, madrasah atau acara Hari Besar Islam, akan tetapi lebih kompleks. Ajengan tersebut ngurusi umat mulai sejak lahir sampai meninggal dan pasca meninggal. Sungguh amanat yang tidak ringan tugas seorang yang memang dapat SK langit tersebut. Di tambah lagi dengan berbagai problematika yang pelik di tengah masyarakat awam khusunya. 

Lanjut dengan sektor ekonomi pribadi, ditambah lagi internal keluarga yang seyogyanya tidak luput dari dinamika urusan-urusan rumah tangga, entah itu anak, urusan dapur sampai kebutuhan yang sifatnya tersier pun tidak luput dari pada hal yang menjadi pewarna bagi kyai. Ada juga nilai plus dalam kancah godaan arus global yang ada pada zaman edan ini. Masalah umat pun bertambah, sebut saja trans gender (LGBT) yang tidak surut dalam rangka memperjuangkan aspirasi kaum nyimpang ini. 

Bagaiman tidak, gerakan yang masif didengungkan dengan dalih persamaan hak dalam konteks makhluk sosial yang hidup beriringan dan bersama di dunia. Tidak berhenti di situ saja konteks pemahaman akidah (manhaj al fikr) juga tidak diam berbisik kepada para kyai, sebut sajalah area aswaja/non aswaja, radikalisme sampai bau-bauan islam dalam kedok teroris juga adalah problematika umat zaman now.

Oleh karena itu Da'i zaman now harus dituntut setidaknya mempunyai beberapa manufer da'wah di era sekarang. pertama:melek IT, hal ini sering didengungkan oleh para da'i dalam rangka filterisasiumat dari jebakan dunia maya yang sering menjerumuskan, sebut saja dalam konteks hujjah seringkali tersaji dalam beragam konteks baik itu area ubudiyah maupun lainya, seyogyanya hal ini harus di saring oleh umat dalam menentukan pemhaman agama mereka agar tidak menyimpang. 

Yang lebih miris lagi adalah pemahaman radikal sering menjurus pada area anak muda yang awam dengan islam dan suka menkonsumsi media dari teknologi, tentu saja ini adalah tanggung jawab para da'i khusunya dalam konteks pemahaman aswaja, karena diakui maupun tidak aswaja merupakan pemahaman islam yang kafah. kedua: literasi, tentu saja umat zaman now berbeda pola pikir dari pada umat terdahulu, mengapa demikian? open information dan kemajuan cara pikir umat lebih kritis, secara sistemik dalam konteks pendidikan maupun cara pandang yang lain membuat semakin maju pemikiran mereka. 

Hal ini membuat para da'i harus bisa bertransformasi dengan literasi , tentu saja akan lebih mengena da'wah kepada umat. ketiga:Desentralisasi area da'wah. Apabila kita lebih konsen pada area nusantara, tentu tidak salah jika kita berbicara tentang luar jawa, sejak era orde baru memang pembangunan lebih pada area java sentris sehingga luar jawa masih sepi baik dari pembangunan maupun pemerataan penduduknya. oleh sebab itu, sebenarnya ini juga merupakan transisi da'wah yang nyata, karena penanamna branch mark agama juga akan menjadi jariyah da'wah yang berkembang seiring perkembangan daerah di luar jawa.

Tentu saja dalam masa transisi cara berda'wah tentunya tidak meninggalkan dasar-dasar da'wah sendiri secara fundamental, baik dalam nilai bathiniyah maupun dhohiriyah, sebut saja cara penyampaian dalam berda'wah, tentu akan sangat menentukan bilamana antara da'wah merangkul atau memukul. Seyogyanya unsur ikhlas merupakan klausal utama untuk menginginkan tersampainya da'wah kepada umat dengan manis dan lezat dirasa. inilah da'i zaman now !, Wallohu 'alam bisshowab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun