Hanya engkaulah yang mengerti gigil ombak
Ketika tubuhku kembali diterpa
Angin laut di pantaimu
Bersama asin cuaca
Mengerling mata purnama kedua.
Aliran waktu yang mengalir dalam darahmu
Bercampur dengan genangan air mataku.
Caraku mencintamu seperti ombak
Yang terus-menerus menerpa dinding karang,
Begitulah caraku yang selalu memperjuangkanmu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!