Mohon tunggu...
Ws Gulo
Ws Gulo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Menyalurkan emosi dengan menulis diiringi alunan musik piano adalah salah satu kebahagiaan sederhana bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Waktunya Mencari Jokowi dan Ahok yang Baru

21 September 2012   10:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:04 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kibar kemeriahan Pesta Rakyat (baca: Pesta Demokrasi) baru saja berlalu di Jakarta. Kita pantas mengancungi jempol untuk warga Jakarta yang tidak saja cerdas, namun juga bahu-membahu menciptakan suasana yang cukup kondusif di Jakarta. Walau pun saya bukan warga Jakarta, tetapi sangat antusias sekali mengikuti pesta besar ini dari awal. Terlebih dengan kemenangan Jokowi Ahok di putaran pertama, yang semuanya di luar dugaan beberapa lembaga survei besar di Jakarta. Gaungnya sungguh membahana di seluruh Indonesia. Dan semuanya itu tidak lepas dari sosok Jokowi Ahok yang magnetnya sungguh kuat.

Jujur dari awal, saya tertarik mengikuti perkembangan Pilkada Jakarta memang semata karena sosok Jokowi Ahok. Bukan tanpa alasan, Jokowi dan Ahok memang sangat sangat sangat low profile. Saya mengagumi beberapa sosok pemimpin sebelumnya namun tidak sekagum saya kepada Jokowi Ahok sekarang ini. Ini memang terdengar berlebihan, namun dorongan akan sebuah perubahan mendorong saya mengagumi dua orang yang sederhana ini. Dua orang ini sangat tahu apa itu artinya pemimpin, pemimpin buat mereka artinya pelayan untuk warga.

Lupakan sejenak betapa sederhannya sosok Jokowi dan Ahok. Mereka sudah menjadi pelayan untuk warga Jakarta sekarang (walau harus menunggu hasil pengumuman resmi dari KPUD Jakarta) namun dari versi QC kita sudah memastikan pelayan Jakarta yang siap membawa perubahan di Ibukota negara ini telah terpilih. Buat saya (mungkin juga buat yang menginginkan perubahan di daerahnya masing-masing, di luar kota Jakarta) kecerdasan warga Jakarta dalam memilih pemimpinnya merupakan berita yang sangat baik dan sekaligus sedikit berita buruk. Berita baiknya adalah sekarang ini masyarakat Indonesia sudah lebih cerdas, lebih pintar dan tidak terpengaruh oleh iming-iming/janji-janji dari segelintir orang ataupun isu SARA yang coba disebarkan oleh orang yang tak bertanggung jawab. Dan kecerdasan masyarakat Indonesia itu telah dimulai dari Ibukota negeri ini, dan saya percaya wabahnya akan dan telah merebak ke seluruh penjuru nusantara. Sedikit berita buruknya adalah bahwa Jokowi dan Ahok sudah tidak bisa diklaim lagi oleh daerah mana pun di Indonesia ini, termasuk Sumatera Utara yang juga dalam waktu enam bulan ke depan juga akan menggelar pesta yang sama.

Pilkada Jakarta dapat dikatakan sebagai barometer bagi daerah-daerah lain yang akan melaksanakan Pilkada. Sekaligus menjadi pembelajaran yang sangat berguna, baik untuk mereka yang akan menjadi calon pemimpin dan juga bagi masyarakat yang akan memilih mereka nantinya. Ketika masyarakat mulai cerdas dan pintar, maka sosok yang diidam-idamkan sungguh tidak terlalu jauh dari sosok Jokowi dan Ahok. Bukan berarti sosok pemimpin-pemimpin kita yang terdahulu tidak bisa dijadikan sebagai sosok idaman. Namun ketika perubahan itu demikian mendesak dan kecerdasan masyarakat telah mulai tumbuh, maka apa yang "telah" atau "akan"  dilakukan, tidak lagi penting. Namun lebih kepada apa yang "bisa dilihat/bukti," dan Jokowi maupun Ahok telah memberi bukti di daerahnya masing-masing. Sangat bertolak belakang dengan kompetitornya yang demikian gencar menggembor-gemborkan apa yang "telah" dilakukannya di Jakarta dalam kurun lima tahun, dan apa yang "akan" dilakukannya jika terpilih lagi. Sementara "bukti" untuk dilihat sungguh jauh panggang dari api.

(Kembali ke laptop!) Ketika masyarakat sudah cerdas dan menginginkan perubahan, dan ketika Jokowi maupun Ahok telah menjadi figur pemimpin yang dicintai rakyat. Maka ketika akan ada Pilkada di daerah lain di Indonesia, maka masyarakat yang cerdas pasti mengharapkan sosok yang tidak jauh-jauh dari Jokowi dan Ahok. Artinya adalah masyarakat pasti menginginkan pemimpinnya kelak bisa sesederhana Pak Jokowi dan Pak Ahok. Walaupun secara fisik berbeda tapi dari sisi karakter melayani masyarakat bisa sama. Maka waktunya mencari Jokowi-Jokowi dan Ahok-Ahok yang baru. Terlebih Pesta Demokrasi juga sebentar lagi akan dihelat di Sumatera Utara, dan mungkin juga di daerah lain. Mari kita cari pemimpin yang sesederhana Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama. Saya percaya bahwa Pilkada DKI Jakarta adalah merupakan titik balik dari demokrasi kita yang penuh dengan noda. Dan sebagai warga yang sudah cerdas, tentu kita tidak lagi menginginkan bangsa ini dipegang oleh segelintir orang yang tidak tahu apa itu artinya seorang pemimpin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun