Mohon tunggu...
Stephen G. Walangare
Stephen G. Walangare Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kunang-kunang kebenaran di langit malam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Berpikir yang Berpusatkan Injil

18 Agustus 2018   00:18 Diperbarui: 18 Agustus 2018   01:12 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walaupun demikian, Paulus pasti memahami semua istilah umum ini dari perspektif kekristenan. Hanya terang salib (Injil) Yesus Kristuslah yang membedakan etika kekristenan dengan etika umum. Untuk bisa menyatakan keunikan dan superioritas kekristenan, kita harus memandang enam poin tadi dalam perspektif Injil Yesus Kristus. Sebagai contoh, "yang benar" (alethos) bukan hanya kesesuaian dengan realita, tetapi dengan realita tertinggi (yaitu Allah) yang dinyatakan oleh Yesus Kristus sebagai Sang Kebenaran (Yoh. 14:6). Begitu juga dengan "yang adil/benar" (dikaios). Kebenaran sejati bukan berasal dari perbuatan kita, melainkan kesempurnaan karya Kristus di atas kayu salib. Kita hanya perlu mengimani kebenaran Kristus tersebut supaya memperoleh kehidupan kekal (Rm. 1:16-17). Dengan kata lain, kita perlu melihat semua kesalehan itu dalam terang salib Kristus, bahwa Kristus sudah melakukan semuanya itu bagi kita. Tugas kita adalah untuk mewujudkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Sebagian orang Kristen cenderung kurang berpikir, sebagian lainnya cenderung keliru dalam berpikir. Kiranya kita menggunakan pikiran kita dengan rajin dan melakukannya dengan kerendahhatian yang didasarkan pada hormat akan Allah, sekaligus antusiasme yang didasarkan pada karya penebusan Kristus di atas kayu salib. Di manapun kita berada, kiranya orang lain akan selalu mengaitkan kita dengan hal-hal yang benar, hal-hal yang terhormat, hal-hal yang murni, hal-hal yang manis, hal-hal yang sedap didengar, dan semua yang berkaitan dengan kebajikan dan yang patut dipuji. Kiranya itu semua menjadi nuansa dalam karakter kita. Tiap kali orang melihat kita, orang melihat semua yang indah itu, sehingga orang diberkati dengan hidup kita. Marilah kita mendisiplinkan diri dalam hal pemikiran. Apa yang kita pikirkan sangat menentukan perasaan, perkataan, dan perbuatan kita. Pada akhirnya semua ini akan memengaruhi kehidupan kita.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun