Mohon tunggu...
Stephen Sihombing
Stephen Sihombing Mohon Tunggu... Pemuka Agama - mengabdi bagi kemanusian dengan keteladanan Yesus

mengembangkan narasi iman bagi kebahagiaan umat http://sgrsihombing.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melepaskan Sakit Hati, Belajar Mengampuni

6 Februari 2019   18:15 Diperbarui: 6 Februari 2019   18:17 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Apa yang dapat saudara katakan jika saudara dibohongi? Dibohongi padahal sudah ditanya baik-baik? Tidakkah kita menjadi marah dan berkata yang tidak-tidak tentang orang itu: dasar pembohong! Pasti kita ekspresikan kejengkelan kita dengan bebas. Kebohongan tidak patut dilakukan apalagi jika kita tahu orang itu orang yang percaya Tuhan.
***
Firaun (gelar umum raja Mesir), membuka sendiri topeng kebohongan Abram. Dapat info dari mana sampai Firaun tahu kebohongan Abram? Apa Firaun mengirim mata-mata atau memasang alat penyadap di kediaman Abram? Jelas tidak sama sekali. Firaun tahu kebohongan Abram sebab tulah (neh'gah) atau penyakit-penyakit yang mengerikan/ wabah, terjadi kepada Firaun dan seisi istananya.
***
Firaun mengalami malapetaka sebab kebohongan Abram yang menutu-nutupi kebenaran bahwa Sarai adalah isterinya. Firaun sudah bicara baik-baik dan memperlakukan Abram dengan baik lewat pemberian: " hamba-hamba, kawanan domba dan kambing, sapi, keledai dan unta" (12:16). Ketimbang mempersoalkan kesalahan Abram, Firaun lebih memilih mengembalikan Sarai dan menyuruh mereka pergi dari Mesir dengan segala miliknya. Firauan tidak memperkarakan kesalahan Abram.
***


melepaskan-sakit-hati-1-5c5abf00ab12ae7d1050a927.jpg
melepaskan-sakit-hati-1-5c5abf00ab12ae7d1050a927.jpg
Mengapa orang sekelas Abram dapat melakukan hal yang memalukan dalam hidupnya? Jelas soal kelaparan menjadi masalah utama. Tidak ada bahan makanan dapat mengancam eksistensi keluarga. Para pedagang menginformasikan bahwa di Mesir tersedia makanan. Sebab memang Mesir merupakan lumbung makanan dengan wilayah pertanian subur yang dialiri sungai Nil.
***
Abram tidak lagi mencari hikmat Tuhan di tengah masalah hidupnya. Mengambil keputusan sendiri sesuai dengan sikon yang ada. Abram coba mengatur strategi menyelamatkan hidupnya dan rumah tangganya. Untuk yang pertama, berhasil tetapi untuk soal kedua malah menciptakan masalah baru.
***
Kecantikan Sarai, ramai dibicarakan dan terdengar ke telinga Firaun. Firaun pun berkeinginan menjadikan Sarai sebagai selir. Dan tentu tidak ada yang salah sebab Abram sendiri mengatakan Sarai adalah saudaranya (sebenarnya, saudara tiri;  satu ayah lain ibu, lih. Kej. 20:12). Tindakan Firaun tidak berkenan kepada Allah sebab sebenarnya Tuhan punya rencana atas hidup Abram dan Sarai.
***
Yang menarik bahwa Firaun tidak memperlebar persoalan kebohongan Abram menjadi persoalan nasional. Firaun melokalisir masalahnya sebab yang penting bagaimana dirinya dan orang satu istana yang selamat dan lepas dari kutuk. Apa yang bisa dilakukan menghadapi penyakit yang mengerikan jika tidak ada obatnya? Pikiran Firaun pragmatis jika memang kehadiran Abram dan Sarai jadi penyebabnya maka mereka yang harus diminta pergi segera. Sama sekali tidak ada kompromi dari Firaun.
***


melepaskan-sakit-hati-2-5c5ac0826ddcae524d605322.jpg
melepaskan-sakit-hati-2-5c5ac0826ddcae524d605322.jpg
Jadi dalam hal ini kita bisa tarik pelajaran rohani bahwa penting bagi kita untuk tidak membiarkan sebuah persoalan menjadi berlarut-larut. Jika memang akar persoalannya sudah jelas, jangan ragu untuk memutuskan demi kebaikan hidup kita dan keluarga kita. Kadang memang kita juga harus berkorban tanpa mempersoalkan kerugiannya. Firaun masih dapat berpikir jernih untuk tidak meminta kembali hadiah yang diberikan kepada Abram, terlebih lagi memenjarakan mereka yang membohongi raja Mesir.
***
Jika kita lebih mementingkan keselamatan keluarga kita maka kita dapat memahami kesalahan orang lain dan mengampuni mereka. Setiap berdoa dalam ibadah kita mengucapkan doa Bapa kami yang menyebutkan ampuni kesalahan kami seperti kami mengampuni kesalahan orang lain! Firauan bisa mengampuni Abram yang bersalah, pastinya kita juga bisa sebab kita sudah menerima kasih dan pengampunan dari Tuhan Yesus.
***


melepaskan-sakit-hati-3-5c5ac0a512ae9430676a4d66.jpg
melepaskan-sakit-hati-3-5c5ac0a512ae9430676a4d66.jpg
Kedua, kita dapat belajar dari sikap Firaun yang dengan terbuka mengungkapkan perbuatan Abram yang telah mencelakan hidupnya. Firaun yang kena masalah malah memberikan solusi. Dapatkah kita berpikir tidak hanya menyampaikan kesalahan orang lain tetapi  membantu mereka keluar dari kesalahannya? Jika persoalannya selesai maka semua orang dapat menikmati kehidupan yang lebih baik: tidak dikejar rasa bersalah, menyesal atau sakit hati. Semua orang senang dan hidup berjalan normal lagi.
***
Kita mendapati perintah Tuhan dalam Roma 12:17-18 yang berkata: "Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!  Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!"  Firaun yang berkuasa itu memandang hormat Abram tanpa rasa sakit hati. Boleh jadi kapasitasnya sebagai raja dan wawasan berpikirnya yang sedemikian luas, tidak menjadikan sebuah masalah sederhana menjadi masalah rumit yang menyita pikiran, waktu dan tenaga.
***
Tuhan mau kita menjadi pembawa damai dan sukacita bagi banyak orang. Mari kita perlihatkan kehidupan kekristenan kita yang mendalam bersama dengan Yesus sehingga kita tidak terus membicarakan kesalahan orang lain dan memperlakukan saudara kita dengan tidak hormat. Kita seharusnya bersyukur jika sampai hari ini masih dapat mengampuni kesalahan orang lain, mengampuni dan mendoakan mereka dengan sungguh-sungguh.
***
Kita senantiasa ditolong Tuhan dari hal yang memalukan jika kita mengakui kesalahan dan mau menerima nasihat orang lain. Abram tidak kehilangan berkat-Nya sebab Tuhan campur tangan dalam hidupnya. Ketakutan kita bisa berlebihan, dalam banyak hal sehingga kita berjalan menyimpang dari kehendakNya. Jika orang lain dipakai Tuhan untuk membawa kita hidup benar, mari kita buka hati dan pikiran kita. Kita berterima kasih bagi mereka yang dapat menerima kekurangan kita dan tetap mengasihi kita dengan tulus. Semoga hidup kita berada dalam jalan Tuhan dan selalu dapat mengasihi dengan tulus. Amin.
*****

Ibadah Keluarga  Sektor 1, Rabu, 6 Februari 2019.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun