Mohon tunggu...
Stephen Sihombing
Stephen Sihombing Mohon Tunggu... Pemuka Agama - mengabdi bagi kemanusian dengan keteladanan Yesus

mengembangkan narasi iman bagi kebahagiaan umat http://sgrsihombing.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Khotbah Yesaya 38:1-8

30 Desember 2018   16:06 Diperbarui: 30 Desember 2018   16:44 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Tuhan yang Mengendalikan Waktu Hidup Kita

Saudara yang dikasihi Tuhan,

Hari ini kita hendak merenungkan kebenaran firman Tuhan saat menghadapi perkara yang mustahil. Apa perkara yang mustahil? Saat vonis kematian datang sebab sakit. Dokter bisa mengatakan vonis itu, suka atau tidak, untuk menjelaskan keterbatasan medis dan kerusakan massif dari penyakit mulai dari stadium satu sampai stadium akhir, semisal kanker. Ternyata tidak hanya dokter, seorang nabi Tuhan bisa mengatakan vonis kematian sebagaimana yang dikatakan Yesaya kepada Raja Hizkia (38:1).

Pastinya nabi tidak sembarang bicara. Sakit Raja tidak dapat disembuhkan. Sakitnya sudah parah; hampir mati. Berarti waktu hidupnya tidak lama, sebentar saja. 

Yesaya hanya menyampaikan apa yang menjadi ketetapan Allah. Hal yang tidak mungkin dapat dibantah. Menyampaikan pesan yang tidak mudah; punya resiko: bagaimana kalau Raja tidak berkenan; menjadi marah. Sebab tidak semua orang bisa senang dengar penyampaian seperti itu: "Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi." (38:1) Tidak banyak orang seperti Hizkia yang mau dengar pesan Tuhan lewat hambaNya dan mengambil tindakan iman yang benar dan patut kita renungkan bersama.

1. Hizkia mengambil sikap positif ketika firman Tuhan disampaiakan kepadaNya. Tidak ada keberatan. Tidak tidak marah kepada Tuhan dan menjauh dari Tuhan. Hizkia mengerti bahwa ketetapan Allah menjadi ketentuan yang berlaku dalam hidupnya. Namun sebagai orang  beriman, Hizkia percaya bahwa hidupnya adalah pemberian Tuhan. 

Hizkia percaya bahwa Tuhan dapat menyembuhkan sakitnya. Hizkia percaya bahwa tidak ada yang mustahil jika Allah bekerja memberi kesembuhan baginya. Hizkia masih memikirkan keselamatan bangsa Israel yang menghadapi Asyur. Hizkia memiliki sikap iman yang benar. Mengapa demikian? Sebab hidupnya dipersembahkan untuk melakukan apa yang baik di mata Tuhan. Kesetiaannya kepada Allah tidak sia-sia.
***
2. Hizkia berdoa mohon anugerah Allah. Tidak ada cara lain ketika dokter sudah katakan tidak sembuh; begitu juga hamba Tuhan. Imannya bekerja: mohon dengan sangat dan menangis tanpa keraguan. Tidak harus dia minta Yesaya berdoa. Atau pergi ke bait Allah berdoa. Di kamarnya, Hizkia berdoa. Doa dan airmatanya begitu mendalam. Allah melihat apa yang nampak dan juga apa yang tersimpan dalam hati dan tersirat dalam doanya. Hizkia berharap dan berharap agar Tuhan menyembuhkannya dan memberikan umur panjang. Doa Hizkia dijawab Allah (38:5).
***
3. Hizkia bersyukur kepada Allah (38:9-20). Bagian selanjutnya berbicara tentang rasa syukur Hizkia. Hizkia percaya bahwa kesembuhan yang diterima bukan sebagai kebetulan. Ada campur tangan Tuhan. Tuhan membuat bayang-bayang penunjuk matahari mundur sepuluh tapak (38:8). Secara alamiah, tidak ada yang punya kuasa memundurkan bayang matahari yang bergerak konstan. 

Di luar kendali manusia. Hanya Tuhan yang dapat mengendalikan matahari dengan bayangannya mundur sepuluh tapak. Manusia yang bisa hanya putar jam mundur  tetapi waktu tetap berjalan sebagaimana mestinya. Kita hanya berurusan dengan alat, dan bukan dengan yang lebih besar: matahari. Tuhan berkuasa dan Tuhan yang mengendalikan waktu termasuk waktu dalam hidup manusia.
***
Dua hari dari sekarang kita akan mengakhiri tahun 2018. Kita dapat memperhatikan bagaimana sebenarnya hidup kita: hidupkah kita berkenan kepada Allah? Sungguhkah doa kita kepada Allah mendalam dan keluar dari pergumulan yang intim bersama dengan Allah? Percayakah saudara dengan kebenaran firman yang disampaikan sehingga hidup saudara semakin diberkati Allah? Adakah doa-doa kita dijawab Tuhan sehingga kita dapat bersyukur dan menceritakan kasih Tuhan bagi banyak orang?
***
Jika sepenuhnya hidup kita hanya terarah kepada Tuhan Yesus yang adalah Alfa dan Omega, maka kita dapat berserah sepenuhnya untuk apa yang kita hadapi hari ini dan masa yang akan datang. Saudara dan saya harus percaya bahwa Tuhan dapat lakukan perkara besar jika doa kita sungguh kepada Tuhan Yesus. Hizkia disembuhkan dan kepadanya diberi umur panjang 15 tahun. Hidup ditambahkan Tuhan baginya: sehat, diberkati dan dapat melakukan tugas dengan sebaik-baiknya.
***
Hizkia mengalami kemurahan Tuhan sebab hidupnya benar-benar menyenangkan hati Allah. Kita dapat diuji atas kesetiaan kita beribadah; berdoa; melayani dan bersaksi tentang nama Tuhan Yesus. Jika kita semua kita lakukan dengan sungguh-sungguh maka tidak ada yang perlu disombongkan dan menjadikan kita merasa lebih hebat dari yang lain. Hizkia rendah hati di hadapan hamba Tuhan. Dia rendah hati juga di hadapan Tuhan. Bukan doa Yesaya yang dijawab, tetapi doa Hizkia. Tuhan menjawab doa mereka yang peraya dan berharap dengan sungguh-sungguh.
***
Karena itu percaya kepada Tuhan Yesus berarti hidup dalam ketaatan; hidup dalam kerendahan hati dan hidup dengan selalu bersyukur. Kiranya kita senantiasa menyerahkan pergumulan kita hari ini dan masa depan kita ke dalam kuasa Allah yang menciptakan langit dan bui dan memanjangkan umur manusia. Terpujilah Tuhan Yesus.

Khotbah Minggu di jemaat GPIB Bethesda, Jakarta Pusat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun