Mohon tunggu...
Hermanus Stenli Samangun
Hermanus Stenli Samangun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jika tak keberatan, ijinkan aku untuk mencintaimu tanpa harus ada kata dan suara. Aku akan menggambarkanmu lewat kata-kata, dan membuatmu jatuh ke dalam kalimat yang menjadikannya bermakna.

Nama : Hermanus Stenli Samangun TTL : Seira, 12 Mei 2001 Kuliah : Universitas Pattimura Ambon Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni Hobi : Main musik, dan Menulis Puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Miss You Dear

30 Maret 2021   20:45 Diperbarui: 30 Maret 2021   21:20 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jika senja punya jingga untuk hiasi
Dan malam punya bulan untuk temani
Lantas!
Bagaimana dengan diriku yang menanti?
Aku tak yakin dia akan kembali nanti
Aku tak pernah yakin!

Ada titik-titik sendu yang jatuh dari mataku
Ada luka lara yang terbungkus rapi dibibirku
Ada sejuta kenangan yang mengalir dipipiku
Dan menjadikanku candu akan hadirmu

Aku!
Masih menjadi milikku
Sedangkan kau!
Masih tetap dengan dirimu

Kau mengukir luka dimataku
Adakah aku menyakitimu kali ini?
Akupun teringat
Dan menemukanmu disepertiga malam
Dalam senyuman yang begitu kaku
Hatiku miris

Namun ku masih cukup bersyukur
Untuk kesempatan yang tak bisa ku ukur
Namun begitu
Aku menyukainya
Aku meminta kepada-Nya
Dengan tangan tertutup dan kepala tertunduk
Jadikan aku untuk menjadi aku sebebtar saja
Tak harus menjadi dia!
Cukup aku saja!

Rumah Tiga 30 Maret 2021
 |Stenly Samangun

Jika senja punya jingga untuk hiasiDan malam punya bulan untuk temani
Lantas!
Bagaimana dengan diriku yang menanti?
Aku tak yakin dia akan kembali nanti
Aku tak pernah yakin!

Ada titik-titik sendu yang jatuh dari mataku
Ada luka lara yang terbungkus rapi dibibirku
Ada sejuta kenangan yang mengalir dipipiku
Dan menjadikanku candu akan hadirmu

Aku!
Masih menjadi milikku
Sedangkan kau!
Masih tetap dengan dirimu

Kau mengukir luka dimataku
Adakah aku menyakitimu kali ini?
Akupun teringat
Dan menemukanmu disepertiga malam
Dalam senyuman yang begitu kaku
Hatiku miris

Namun ku masih cukup bersyukur
Untuk kesempatan yang tak bisa ku ukur
Namun begitu
Aku menyukainya
Aku meminta kepada-Nya
Dengan tangan tertutup dan kepala tertunduk
Jadikan aku untuk menjadi aku sebebtar saja
Tak harus menjadi dia!
Cukup aku saja!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun