Jika senja punya jingga untuk hiasi
Dan malam punya bulan untuk temani
Lantas!
Bagaimana dengan diriku yang menanti?
Aku tak yakin dia akan kembali nanti
Aku tak pernah yakin!
Ada titik-titik sendu yang jatuh dari mataku
Ada luka lara yang terbungkus rapi dibibirku
Ada sejuta kenangan yang mengalir dipipiku
Dan menjadikanku candu akan hadirmu
Aku!
Masih menjadi milikku
Sedangkan kau!
Masih tetap dengan dirimu
Kau mengukir luka dimataku
Adakah aku menyakitimu kali ini?
Akupun teringat
Dan menemukanmu disepertiga malam
Dalam senyuman yang begitu kaku
Hatiku miris
Namun ku masih cukup bersyukur
Untuk kesempatan yang tak bisa ku ukur
Namun begitu
Aku menyukainya
Aku meminta kepada-Nya
Dengan tangan tertutup dan kepala tertunduk
Jadikan aku untuk menjadi aku sebebtar saja
Tak harus menjadi dia!
Cukup aku saja!
Rumah Tiga 30 Maret 2021
 |Stenly Samangun
Jika senja punya jingga untuk hiasiDan malam punya bulan untuk temani
Lantas!
Bagaimana dengan diriku yang menanti?
Aku tak yakin dia akan kembali nanti
Aku tak pernah yakin!
Ada titik-titik sendu yang jatuh dari mataku
Ada luka lara yang terbungkus rapi dibibirku
Ada sejuta kenangan yang mengalir dipipiku
Dan menjadikanku candu akan hadirmu
Aku!
Masih menjadi milikku
Sedangkan kau!
Masih tetap dengan dirimu
Kau mengukir luka dimataku
Adakah aku menyakitimu kali ini?
Akupun teringat
Dan menemukanmu disepertiga malam
Dalam senyuman yang begitu kaku
Hatiku miris
Namun ku masih cukup bersyukur
Untuk kesempatan yang tak bisa ku ukur
Namun begitu
Aku menyukainya
Aku meminta kepada-Nya
Dengan tangan tertutup dan kepala tertunduk
Jadikan aku untuk menjadi aku sebebtar saja
Tak harus menjadi dia!
Cukup aku saja!