Mohon tunggu...
fanky christian
fanky christian Mohon Tunggu... Full Time Blogger - IT Specialist, DCMSolusi, DCMGroup, EventCerdas, StartSMEup, JesusMyCEO, IndoBitubi, 521Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

IT Specialist, khususnya infrastruktur, aktif di beberapa Asosiasi IT, suka mengajar dan menulis, fokus kepada IT , enterpreneurship, content marketing. Mengembangkan Daya Cipta Mandiri Group, EventCerdas, 521Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Hybrid Work, Pemimpin Sombong Akan Jatuh

4 Juni 2021   08:23 Diperbarui: 4 Juni 2021   08:36 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kawan-kawan saya banyak yang berusaha sendiri, istilahnya pengusaha. Dari yang skala kecil, punya toko, hingga yang besar punya banyak perusahaan. Ada satu karakter yang saya sering amati di mereka, banyak omong dan sombong. 

Kita akan melihat orang-orang ini ada di sekitar kita. Mereka yang suka banyak omong, tapi tidak sombong, tidak melulu membicarakan kekayaannya. Maka ada kawan dekat saya yang setiap kali bertemu, selalu bertanya soal harta, lama-lama saya tinggalkan juga. Saya pikir dia telah berbeda dengan apa yang dulu saya kenal, waktu kami masih sama-sama susah. Sekarang buatnya, semua diukur dengan harta. 

Menjadi pemimpin, baik tim kecil, anda seorang supervisor, manager, direktur apalagi pemilik perusahaan, janganlah sombong. Mungkin ada orang yang banyak omong tapi tidak sombong. Orang sombong selalu mengukur kekayaannya, apa yang dimilikinya. Ini adalah awal dari kejatuhan. 

Dalam bekerja secara remote, bergantian, kita tidak akan melulu saling bertemu. Maka omongan, ketikan, itu adalah jurus komunikasinya. Tapi dari omongannya saja, dari ketikannya saja kita bisa melihat apakah orang ini sombong atau tidak. Mereka yang mementingkan dirinya sendiri, tidak peduli dengan perasaan orang lain, apalagi orang itu adalah tim nya, maka ini kategori orang sombong. 

HybridWork menuntut keterbukaan, saling menerima. Jadi bila ada atasan yang sombong, jangan harap tim yang terlibat hybridwork nya bisa berjalan dengan baik. Komunikasi selalu akan jadi kunci utama. Bila atasan sombong, maka tim malas berkomunikasi, maka kerja dan target tim tidak akan tercapai optimal.

Pemimpin sombong juga cenderung tidak mau mendengar masukan orang lain, apalagi tim dibawahnya. Jadi tentu akan sulit juga mengaturnya. Apabila ia salah, ia merasa tetap benar. Apabila ia jatuh, maka orang lain akan menyorakinya, meskipun di dalam hati.

Cek lagi diri anda, bila anda seorang leader, dari tingkatan terkecil sekalipun, janganlah sombong. Bila anda bagian dari tim dimana pemimpin ada adalah orang yang sombong, sulit diberitahu, silahkan kasih artikel ini. 

Bekerja di kala pandemi dengan pola hybridwork seperti ini, kita perlu saling bantu, bahu membahu menyelesaikan semua tugas dan tanggungjawab kita. Buanglah kesombongan untuk maju bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun