Musim hujan. Banjir di mana-mana, kecuali di puncak gunung. Kalau penyebabnya hujan, pastilah banjir air. Cerita kali ini, dibilang serius bisa, mau dibilang main-main ya jangan. Pasalnya, kisah ini merupakan kisah nyata tak terbantahkan.
Bukan promosi, dan bukan tulisan iseng. Nyatanya, ada tangis haru di saat hingar bingar, dan gegap  gempitanya acara temu akrab, antar karyawan beserta keluarga, Minggu (10/12/17).
Meski bukan acara resmi, maknanya agak serius di hati. Karyawan beserta keluarga, termasuk para pengawas dan manager hadir. Menikmati beberapa acara santai, lomba-lomba dan nyanyi-nyanyi, dan pastinya makan-makan.
Karyawan dan pengawas serta manager di perusahaan tersebut, sebutlah PT. UJ yang berlokasi di Padalarang -- Kab Bandung Barat, memang di kenal kompak dan tertata. Selain acara resmi perusahaan, secara rutin hampir tiap tahun mereka sudah terbiasa mengadakan acara santai untuk lebih mempererat tali silaturahmi antar karyawan.
Acara Temu Akrab, yang dimulai pagi hari, sekitar pukul 8.00, berakhir tanpa ada rasa lelah hingga pukul 14.00, dihadiri sekitar total 100-an peserta. Berlokasi di perbukitan dekat Lembang, Kab - Bandung Barat. Tiga puluh menit dari Padalarang.
Diawali senam pagi dan beberapa permainan hingga makan siang. Terbahak-bahak mengikuti acara, bebas dari rutinitas kerja. Sementara itu, perut tak dibiarkan kosong. Bagi yang masih lapar, snack dan minuman tersedia sejak pagi. Nuansa dan kebersamaan tanpa memandang batas jabatan, merupakan kunci sukses acara.
Bebas hujan, bebas banjir tak selamanya berlaku surut. Ketika makan siang usai, sekonyong-konyong semua peserta diminta berkumpul segera oleh Ketua Panitia.
Saat itulah musibah terjadi, khususnya setelah Ibu VR, sebutannya, menyampaikan sesuatu bahwa sejak awal tahun depan (2018) tak lagi bersama. Dia, mendapatkan tugas baru sebagai Manager Utama yang membawahi beberapa pabrik, termasuk pabrik yang saat ini dipimpinnya.
Diam. Dan hampir semuanya tercengang. Beberapa karyawan mengusap air matanya, jelas terlihat di sudut mata, termasuk para pengawasnya. Musibah banjir tak terelakkan, banjir air mata haru. Titik nadirnya saat salah satu panitia memberikan bunga dan album foto kenangan.
Wuich! Apa begitu imbalan orang baik, saat harus beralih tugas? Nyatanya demikian.