Mohon tunggu...
Sri Yamini
Sri Yamini Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tetanggaku yang Pertama Bisa Menolong Kita

18 Oktober 2022   07:32 Diperbarui: 18 Oktober 2022   07:48 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis hari ini akan bercerita tentang " Tetanggaku yang pertama bisa menolong kita " .  Pada bulan Juni  2007 penulis melahirkan anak ke 4.  Seorang anak laki-laki berat badan 2,9 kg tinggi 50 cm. Biasanya yang mengasuh anak-anakku adalah adik ke 6. 

Hanya adikku sudah bekerja di sebuah perusahaan . Jadi bisa mengasuh ada di rumah atau lagi libur kerja. Anak-anakku yang ke 1,2,3 diasuh oleh adik-adiku yang lainnya. 

Dengan terpaksa mencari pengasuh yaitu tetanggaku. Sejak melahirkan sampai usia anakku baru 2 minggu sudah ditinggal kerja. Pada waktu melahirkan anakku ke 4 penulis mengajar kelas 6. 

Kebetulan jarak antara rumahku dan sekolah dekat. Hanya dengan berjalan kaki sekitar 5-10 menit. Ya...namanya bertemu dengan tetangga di jalan. Kadang-kadang ada juga yang suka menyapa. 

Dan mengajak berbicang-bincang sejenak. Jadi perjalanan  ke sekolah harus bisa ditempuh 5 menit. Bisa sampai 15 menit, kita juga harus menghargai tetangga. 


Biasa di sekolah istirahat jam 09.30-10.00 .Jadi ada waktu istirahat suka pulang dulu ke rumah untuk menyusui anakmu . Yang mengasuh jam kerja sehari dari jam 06.00-12.30 kalau masuk sekolah pagi. 

Kalau masuk sekolah siang pengasuh dari jam 12.00-17.30. Apabila suamiku libur dari kerjaan . Pengasuh diliburkan, paling dalam sebulan hanya 20 hari. Tapi olehku dibayar 30 hari ada bonus 10 hari. 

Pengasuh juga di rumah tidak disuruh mengurus pekerjaan rumah tangga . Hanya mengasuh saja ,karena pekerjaan rumah tangga dikerjakan olehku dan suamiku atau adikku. 

Ya, punya pengasuh juga ada positif dan negatifnya juga. Di dalam bertetangga kita juga saling menolong dan saling membutuhkan. Punya pengasuh positifnya adalah :

1. Anakku yang bayi ada yang memperhatikan

2. Anakku ada yang melindungi. Kalau orang tua lagi bekerja.

dll.

Punya pengasuh negatifnya adalah :

1. Sebelum bayaran suka minta duluan 

2. Setelah gajihan tidak mau dipotong karena banyak keperluan

3. Majikan dimanfaatkan olehnya 

4. Karena kita butuh dia , Ya...sudahlah uang bisa dicari. Yang terpenting anakku aman ada yang menjaga 

Sejak tahu sifat pengasuh seperti itu suka minta uang gajihan duluan. Alasan pinjam dulu,nanti dipotong dari gajihnya. Kalau dia ada perlu penulis suka memberi 1/2 dari gajih dan tidak perlu dibayar ( bonus). Setiap bulan seperti itu keinginannya. 

Dari usia 2 Minggu - usia 4 tahun. Kerja bagus dan telaten. Penulis senang anakku tumbuh dengan sehat . Tetapi menjelang ke 5 tahun mengasuh. Dia punya cucu baru lahiran. 

Mulailah anakku tidak diperhatikan kadang-kadang di rumah anakku bawa teman sebaya ada 4 orang . Memang anak-anak bermain dengan senang sekali. 

Pas penulis pulang ke rumah biasanya rapih.  Tahu menjelang diriku pulangpengasuh.  Dengan rajinnya membereskan mainan-mainan tersebut. 

Akan tetapi pada saat itu di rumah acak-acak dan makanan berserakan . Untung makanan kering ,bukan basah. Dilihat anak-anak yang ada di rumah. Lalu bertanya kepada anakku :

Penulis  : Kemana ibu yang ngasuh ???

Anakku : Ibu lagi ngasih Dede bayi,Mah...

Penulis : Dari pagi ibu yang ngasuh ada ???

Anakku : Ibu dari mamah berangkat ke sekolah sampai mamah pulang belum ke rumah kita lagi. 

Penulis : Anak-anak coba kita bereskan mainannya. 

Sejak kejadian pertama diriku jadi tidak tenang. Karena anakku dari usia 2 tahun sudah tidak menyusui lagi. Diriku tidak pulang saat istirahat. Ya...sambil belajar agar anakku tumbuh mandiri. 

Suatu hari diriku pulang ke rumah. Melihat pintu pagar,pintu rumah depan,pintu rumah yang tengah,sampai pintu pagar belakang terbuka. 

Dilihat rumah acak-acakkan. Pengasuh pun tidak ada di rumahku.Waduh...hatiku kaget dan was-was takut rumah ada maling...

Langsung tiap pintu ditutup ,langsung mencari ke  pintu pagar belakang rumah. Sambil teriak -teriak...Umar...Umar... Umar... lagi main di rumah siapa ??? 

Ini,Mah...Ade ada di rumah belakang. Anakku keluar dari rumah temannya. Yang bernama Alya dan ibunya juga keluar rumah. Oo...di sini mainnya . Mengapa tidak main di rumah saja  ???

Takut di rumah hanya berdua Ade sama Alya . Jadi mainnya pindah ke rumah Alya saja . Di sini ramai ada kakak dan ibunya. Ya...sudah kalau kamu suka main di rumah Alya.

Waktu itu diriku pulang sekolah jam 12.30. Pas malam hari suamiku pulang kerja. Setelah makan dan keadaan santai. Lalu bercerita tentang 2 kejadian di rumah ini. Suamiku sangat kaget, masa di rumah anak kita.

 Dibiarkan Ade  bermain dengan teman-temannya tanpa pengawasan. Mungkin pengasuhnya sibuk mengasuh cucunya. Sudah ,Mah...sekarang tidak usah dititipkan lagi.

Sebentar lagi Ade Umar mau sekolah TK. Kalau pulang sekolah suruh ke sekolah mamah saja. Akhirnya kami sepakat tidak menggunakan jasa pengasuh. Tetapi suatu waktu masih butuh pengasuh juga. 

Ade Umar masuk sekolah TK langsung pulang ke sekolah. Kadang-kadang minta ijin mau main dengan temannya . Rumah temannya dekat dengan sekolah. Jadi janjian jam 12.00 sudah ada di sekolah. 

Kalau sekolah siang masuk jam 12.30 Ade Umar dibawa ke sekolah. Lalu bermain dengan teman sekolah TK. Ya...sambil menitipkan anakku. Diriku suka membawakan makanan dan minuman.

Untuk anakku dan teman-temannya. Tiap diriku sudah gajihan suka memberi uang jajan kepada temannya. Ibunya sangat senang dapat uang jajan. Sejak di sekolah TK sampai SD Ade Umar bermainnya di sana. 

Walaupun sudah tidak mengasuh anakku. Diriku masih memberi gajih 1/2 . Hitung-hitung membantu ekonomi mereka. Karena suaminya sudah lama jadi pengangguran. 

Setiap tahun masih dapat bingkisan lebaran dan THR. Sekarang anakku sudah berusia 15 tahun. Sekolah di SMK kelas 1. Kalau kita perlu dia suka minta bantuannya.  

Hanya anak yang paling besar sudah bekerja. Kasihan kalau tidak ada pemasukkan sama sekali. Paling minta mengawasi kalau Ade Umar lagi bermain di luar rumah. 

Kalau memberhentikan pekerja jangan sampai dengan kekerasan atau memarahinya. Anggap saja kejadian yang lalu tidak pernah terjadi. Bahkan penulis tidak memanggil atau memarahi dia. 

Penulis takut juga dengan tetangga jadi jelek. Bagaimanapun dia sudah berjasa dengan mengasuh anakku. Tetangga adalah orang pertama yang kita minta tolong. 

Apalagi penulis hanya sendirian tidak ada sanak saudara yang dekat. Mereka jauh rumahnya berada di luar kota. Kalau ada perlu harus ditelepon dulu. Sedangkan tetangga adalah saudara dekat kita. 

Bagaimanpun sifat dan watak tetangga kita. Tetap harus baik dengan mereka. Menurut KBBI manusia adalah makhluk sosial. Tanpa saling membantu dan menolong . Manusia tidak bisa hidup sendiri. Tetap memerlukan bantuan orang lain. 

Yang namanya tetangga butuh uang kita tetap harus menolong. Yang namanya uang 50 ribu -500 ribu anggap saja sedekah.  Soalnya tetanggaku kalau pinjam uang lupa untuk mengembalikan ha...

Diriku paling malas harus menangih mereka. Semoga ada rizki dari yang lain. Semoga ceritaku ada manfaatnya bagi pengunjung blog Kompasiana yang semakin keren...

#Menulis Setiap Hari

# Sahabat Literasi 

# Semangat untuk berliterasi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun