Menurut golongan-golongan mu'tazilah dan jahamiyah berpendapat bahwa al-quran adalah makhluk. Ia adlah hadis nukan qodim.
Pendirian mereka bahwa al-quran itu makhluk adalah berkaitan dengan penirinya bahwa allah swt. itu tidak bersifat (nahyu as sifat). Hal ini berbeda dengan pendirian golongan ahlu sunnah bahwa al-quran itu qodim bukan hadis. Allah swt. Bersama sifatnya adlah qodim tidak berpermulaan ada-Nya. Â Allah swt itu bersifat qodim di perdengarkan kepada malaikat jibril as. Sebagaimana wahyu. Kemudian nabi muhammad saw. Membacakannya keada para sahabat, di tuliskan di pelepah kurma, tulang atau kulit binatang, kepingan batu atau sebagainya.
Kalam allah swt yang qodim adalah sifat allah swt yang tidak berhuruf dan tidak bersuara, itu dinamakan kalam nafsi adapun yang tertulis dalam af yang di baca oleh umat islam adalah mush madlul (bentuk yang di rupakan) dari kalam allah swt yang qodim tadi. Karena itu, kalau orang berkeyakinna bahwa kalam allah swt. Itu sifat allah swt. Yang qodim terdiri atas dzat-Nya yang qodim, tentunya al-quran sebagai kalam-Nya adalah qodim juga.
Segolongan besar orang-orang yang tersesat dari kebenaran-kebenaran dari kaum mu'tazilah dan kaum qodariyah telah mengikuti hawa nafsu mereka dengan mengkuti tradisi para pemimpinnya dan nenek moyangnya sampai sampai mereka berani menakwilkan al-quran berdasarkan kehendaknya sendiri, tanpa alasan-alasan yang berdasarkan kitabullah ataupun sunnah rasul-Nya bahkan tidak juga bersumberkan pandangan ulama-ulama salaf yang terdahulu.