Mohon tunggu...
Sri Wangadi
Sri Wangadi Mohon Tunggu... Penulis - 📎 Bismillah

📩 swangadi27@gmail.com 🔁 KDI - BTJ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

3 Alasan Saya Kurang Setuju dengan Challenge #WisudaLDR2020

8 Juni 2020   16:35 Diperbarui: 8 Juni 2020   16:39 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wisuda online menggunakan robot avatar di Tokyo, Jepang (Dok. BBT University via kompas.com)

Tagar (#WisudaLDR2020) adalah sebuah challenge atau ajakan untuk memposting foto wisuda lawas yang bertujuan untuk memberikan semangat kepada mahasiswa angkatan 2020 karena tidak bisa merayakan wisuda secara fisik.

Seperti yang kita ketahui, aktivitas kita di tahun 2020 sangat terbatas, hampir semua  kegiatan dilakukan dirumah saja dikarenakan adanya covid19, termasuk kegiatan yang sangat dinantikan oleh mahasiswa tingkat akhir, yaitu perayaan wisuda.

Namun, dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan untuk saat ini, beberapa universitas memilih menunda atau tidak melakukan wisuda fisik secara langsung  sama sekali.

Hastag #WisudaLDR2020, sebuah ajakan yang dimulai oleh Najwa Shihab, dalam postingan instagramnya, Mba Nana panggilan akrab Najwa Shihab mengajak kita untuk memberikan semangat sambil bernostalgia dengan mengunggah foto wisuda lawas di akun instagram masing-masing. "Kita akan buat #wisudaLDR2020 khusus untuk kalian, karena setiap pencapaian layak dirayakan" tulis Najwa shihab dalam postingan instagramnya @najwashihab.

Bukannya saya tidak setuju dengan ajakan menyemangati seseorang agar tidak bersedih dengan apa yang tidak bisa ia lakukan. Namun menurut saya pribadi, challenge seperti memposting foto wisuda untuk menyemangati seseorang yang tidak bisa merayakan hal yang sama seperti yang kita lakukan adalah sebuah tindakan yang kurang tepat. Why?

1. Menyemangati dengan cara yang kurang tepat

Beberapa orang menjadikan perayaan wisuda merupakan hal yang penting dan luar biasa karena hal tersebut adalah sebuah perjuangan dan pencapaian atas apa yang telah dilakukannya selama beberapa tahun mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan. Namun tak sedikit pula yang menganggap bahwa wisuda hanyalah sebuah perayaan yang biasa saja.

Bahkan ada beberapa alumni mahasiswa yang dengan sengaja tidak mengikuti acara wisuda karena berbagai alasan, baik itu alasan mendesak maupun karena memang  tidak ada niatan untuk hadir  merayakannya. Yang terpenting adalah ia mendapatkan ijasah dengan nilai sesuai dengan hasil perjuangannya selama ini.

Jika niat kita adalah untuk menyemangati adik-adik yang tidak bisa merayakan kelulusan secara langsung, tidak bisa foto-foto dan merayakan perpisahan dengan teman-temannya dengan jalan menampilkan foto toga kelulusan kita yang tidak bisa mereka tampilkan di medsosnya, bukankah hal tersebut malah membuat mereka semakin kecewa dan sedih?

Mengapa tidak membuat cerita atau motivasi dengan memberikan contoh, misalnya ada banyak alumni mahasiswa yang membuat pilihan berbeda, memilih untuk tidak mengikuti wisuda namun tetap bahagia dengan pencapaiannya.

Walaupun tidak bisa merayakan kelulusan secara langsung dengan teman-teman dan keluarga,  tetapi tidak berpengaruh  di dunia kerja, karena yang dibutuhkan saat melamar kerja adalah sebuah ijasah, bukan foto wisuda. Mungkin menurut saya, ajakan penyemangat seperti itu lebih menyemangati dibandingkan dengan mengunggah foto wisuda dan memperlihatkan kepada mereka-mereka yang tidak bisa memiliki foto seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun