Mohon tunggu...
Sri Wahyuni
Sri Wahyuni Mohon Tunggu... Wiraswasta - #UniGuci

Sri Wahyuni dikenal sebagai #UniGuci asal Sumbar berdomisili di Depok Jabar "Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah mencoba karena dalam mencoba itulah kita menemukan kesempatan untuk berhasil" (Buya Hamka).

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Nostalgia Suasana Ramadan Masa Kecil

19 April 2021   20:39 Diperbarui: 19 April 2021   20:50 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by pixabay.com

Setiap Ramadan tentunya begitu banyak moment seru di dalamnya. Banyak hal yang bisa kita ceritakan tentang moment spesial tersebut, sampai-sampai kalau ditulis bisa jadi sebuah buku yang menarik untuk dibaca.

Ramadan merupakan momen paling spesial, seru bisa berkumpul bersama keluarga dan teman-teman yang tidak terlupakan yang selalu ditunggu-tunggu. 

Bila kita ceritakan tentang keseruan Ramadan tentunya banyak sekali, kemudian berbeda-beda keseruannya tiap tahun maupun generasinya. Apalagi keseruan anak-anak di zaman 90-an wah serunya, saya merasakan pada zaman itu.

Keseruan apa saja yang masih teringat hingga saat ini, mari kita bahas keseruan Ramadan generasi 90-an.

Pertama, Saat mau sholat berjama'ah di masjid/mushola teman-teman selalu menjemput untuk berangkat bersama-sama menuju tempat sholat dan sesampainya mencari tempat yang dingin, dekat dinding agar bisa bersandar saat merasa capek. Buru-buru menggelar sajadah agar tidak dikuasai orang lain, cara ini paling ampuh untuk menguasai tempat tersebut.

Kedua, Selalu di tegur karena berisik di masjid/mushola seperti: bercanda, tertawa serta usil sesama teman, karena hal inilah akhirnya orang tua menegur "Bukannya shalat yang benar malah berisik sekali kalian ini di dalam masjid, mengganggu yang sedang ibadah." 

Mereka berkata seperti itu karena merasa terganggu saat ibadah. Ini pelajaran berharga, karena orang yang menegur bentuk kasih sayang.  Apa Anda pernah mengalaminya dulu?

Ketiga, Keseruan berikutnya saat sahur, biasa bersama-sama membangunkan warga sekitar untuk bersahur dengan memukul kentongan maupun bedug dan teriak "sahur... sahur..."

Setelah membangunkan sahur pulang sejenak untuk sahur bersama keluarga sampai terdengar sirine panjang imsak (wilayah Bukittinggi), baru bersiap menuju masjid. Setelah sholat bersama-sama jalan menuju pantai maupun ke tempat keramaian kota masih menggunakan mukena dan sarung.

Keempat, Saat pagi maupun sore bermain meriam bamboo, merupakan tradisi Ramadan. Aktivitas ini menjadi keseruan tersendiri, menggunakan peralatan sederhana dengan bambu dan karbit sebagai bahan peledaknya. Wah meriah banget dengar dentuman meriam, meski kadang kaget dan takut. Hehehe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun