Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Event Widz Stoops Anniversary] Pak Sabar yang Selalu Sabar Sepanjang Hidupnya

8 Februari 2020   23:24 Diperbarui: 8 Februari 2020   23:33 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Namanya Pak Sabar, cukup pendek saja. Laki-laki berusia 65 tahun ini tetap tegap untuk kerja serabutan. Mengerjakan apa saja yang pada orang yang telah membayar jasanya.

Seperti siang ini, Pak Sabar membersihkan kebun halaman belakang rumah kami. Karena musim hujan, rumput-rumput liar tumbuh subur.  Takut ada binatang-binatang liar yang bersembunyi disana, maka kami pun memanggil Pak Sabar untuk membersihkan halaman belakang rumah.

Bila sedang musim hujan begini, banyak yang memakai jasa Pak Sabar untuk bersih-bersih pekarangan. Estafet dari rumah-ke rumah, karena rata-rata di sini rumah berhalaman luas, jadi perlu orang untuk membersihkan.

Walau sudah usai sepuh, Pak Sabar selalu sabar dalam mengerjakan semua tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Seperti siang tadi, Pak Sabar menebangi pohon-pohon pisang yang sudah miring karena tertiup angin di musim hujan ini. Untuk menebang pohon-pohon pisang yang lumayan besar-besar itu, Pak Sabar punya cara tersendiri agar badannya yang sudah tua dan kurus itu bisa memotong pohon pisang itu.

Daun pisang dan pelepahnya dibersihkan terlebih dahulu, setelah itu pohon di tali dengan tambang yang kaitkan dengan pohon lain yang lebih kuat. Setelah itu pohon pisang dipotong sedikit demi sedikit pangkalnya dari arah yang berlawan dari tali tambang. Sampai batang pohon pisang hampir terpotong semua, baru kemudian tali ditarik pelan-pelan. Maka pohon pisang yang sudah conong itu pun bisa dirubuhkan satu per satu. 

Pak Sabar memang orang yang selalu sabar dalam menghadapi berbagai karakter orang yang menggunakan jasanya. Selama masih bisa dilakukan , pasti semua akan dikerjakan sendiri. Syukurlah sampai usaia begini, Pak Sabar masih diberi kesehatan dan tenaga yang kuat, untuk ukuran seusia Pak Sabar.

Pak Sabar tidak bisa hidup hanya mengandalkan pemberian anak-anaknya yang dulu sudah dibesarkan. Karena Pak sabar sadar bahwa anak-anaknya itu pun sekarang punya kwajiban terhadap keluarnya sendiri-sendiri, jadi kalau ada yang memberi akan diterima, namun bila anak-anaknya sedang banyak kebutuhan dan tidak bisa memberi uang, Pak Sabar tetap terus bersabar untuk mencari nafkah sendiri.

Bukan hanya urusan bersih-bersih pekarangan, Pak Sabar juga diminta bantu-bantu bila ada orang punya gawe atau mantu.Mulai ikut cuci piring, sampai urusan jaga parkir kendaraan para tamu juga dikerjakan.  Pak Sabar tidak pernah menentukan bayarannya, seikhlas pemberian orang.

Tidak ada alasan menggerutu atau menolak suatu pekerjaan yang ditugaskan padanya, asal waktunya tidak bersamaan. Semua akan dilayani dengan baik. 

Jangan mengira Pak Sabar selalu sehat, walau pun tetap menerima pekerjaan. Dalam usianya telah merenta badannya jadi gampang masuk angin, dan kena batuk pilek. Namun bila itu masih bisa diatasi dengan obat-obat yang dijual di warung, Pak Sabar akan tetap terus bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun