Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Mudik Cerdik Pilihan

Mudik Itu Mahal Diongkos Murah Dirasa

2 Juni 2019   10:31 Diperbarui: 2 Juni 2019   11:01 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suasana mudik di Bandara A. Yani Semarang 1-6-2019

Begitulah cerita tentang Ghina dan Galuh , yang tengah  menikmati suka-cita mudiknya yang pertama.

Harga tiket yang mahal (mahal amat untuk ukuran mereka berdua ), dapat terbeli dengan harus mengumpulkan uang dan mencari uang tambahan sebelum Ramadan tiba.  Mahalnya harga tiket rasanya belum ada apa-apanya dibanding rasa rindu dan bahagianya bertemu dengan kedua orangtua dan saudara-saudaranya. 

Rasa itu sudah terhimpun beberapa tahun ada diperantauan jauh dari sanak keluarga. Suka duka selama merantau rasanya tumpah setelah bertemu kedua orangtuanya, yang juga merasakan kangen yang luar biasa pada kedua anak gadisnya.

Perjuangan antara pekerjaan dan studi sama beratnya dan harus seimbang.  Karena hanya mementingkan studi juga tidak bisa karena tidak ada biayanya dan hanya mementingkan karir juga nanti cita-cita tak akan tercapai. 

Keduanya harus imbang, dan itu mereka jalani berdua saja karena jauh dari orangtua dan saudara. Pahit manis harus mereka lalui sendiri. Harus bisa mengatur waktu sendiri, menyiapkan keperluan dan makanan sendiri, belajar dan juga bekerja dengan disiplin.

Dan semua itu  rasanya adalah sesuatu, dikala sudah ada kesempatan untuk pulang ternyata harga tiket pesawat melambung tinggi.  Namun mereka tak patah arang. Uang masih bisa dicari dan dikumpulkan kembali. Tapi kesempatan bertemu orangtua dan kerabat bagaikan mencharge kembali kekuatan jiwa dan semangat untuk melanjutkan perjuangannya kembali, adalah sangat penting.

Apalagi bertepatan dengan moment Idul Fitri, yang biasanya hanya dilalui berdua di kamar kost kini saatnya bisa bersilaturahmi bersama keluarga di kampung halaman.

Merasakan kembali masakan ibunda yang tentu lain dengan yang biasa dimakan di perantauan. Bertemu kembali dengan teman-teman masa sekolah yang biasanya hanya berkomunikasi melalui medsos rasanya bahagia sekali. Rasa capek perjalanan berjam-jam lenyap sudah.

Selamat mudik Ghina dan Galuh , selamat bertemu kedua orang tua dan kerabat. Selamat datang di kampung halaman tercinta.

Memang mudik itu Mahal diongkos, tapi yang penting tetep murah dirasakan...iyaa kan.

Kudus, 2 Juni 2019

Salam hangat,

Dinda Pertiwi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Mudik Cerdik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun