Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Relief Borobudur Representasi Alat Musik Nusantara dan Dunia

4 Juli 2021   06:05 Diperbarui: 4 Juli 2021   20:42 1518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara masalah musik tidak bisa dilepaskan dengan Borobudur yang dibangun oleh Syailendra pada abad ke-7. Borobudur menjadi situs arsitektur megah dan fantastis, mega perpustakaan dengan relief-relief seni, ilmu pengetahuan, dan pesan moral bagi generasi bangsa. Dalam dinding Candi ada 1.460 panel relief cerita dan 1.212 panel relief dekorasif, di antaranya 226 relief alat musik yang terpahat pada 40 panel, menampilkan 40 alat musik dari penjuru Nusantara dan Dunia.

Borobudur sebagai salah satu dari 7 (tujuh) keajaiban dunia, destinasi wisata budaya, dan bukti tingkat peradaban manusia yang telah dicapai pada abad ke-7. 

Mega karya peradaban luar biasa ini merupakan laboratorium sejarah, repositori alat-alat musik yang terpampang dalam relief. Alat musik seperti seruling, kendang (Indonesia), Darbuka (Mesir), Sho (Jepang), Drum (Sri Lanka), Flute (Jerman), menghiasi dinding relief. Dari 40 panel relief tentang alat musik telah menyebar di 34 propinsi dan 40 negara lain.

Sound of Borobudur berawal dari ide kreatif para musikus Indonesia dan asing saat Seminar di Balkondes Karangrejo Kabupaten Magelang tanggal 27 April 2021, untuk mengkolaborasi dan merepresentasikan alat musik yang tersebar. 

Tindak lanjutnya tanggal 24 Juni 2021 diadakan International Conference Sound of Borobudur bertema: "Menggali Jejak Persaudaraan Lintas Bangsa Melalui Musik". Perhelatan akbar ini dihadiri 10 negara (Indonesia, Vietnam, Italia, Philipina, Amerika, Spanyol, Miyanmar, Jepang, Taiwan, dan Laos), untuk mengulang kembali orkestra musik seperti 13 abad yang lalu.

Sumber: Koleksi Pribadi
Sumber: Koleksi Pribadi
Dalam Sound of Borobudur ada keterhubungan lintas bangsa melalui musik yang dimainkan para musisi pada abad ke-7. Borobudur pada saat itu telah menjadi titik kumpul atau titik sebar bagi para seniman dan musisi yang memainkan orkestra. 

Sound of Borobudur merangkai kembali peradaban dunia melalui alat musik yang tersebar di 34 propinsi dan 40 negara, sebagai warisan budaya yang dapat dinikmati terus menerus lintas generasi, dan peradaban. Sound of Borobudur suatu gerakan untuk masyarakat yang memanfaatkan musik sebagai pintu masuk strategis untuk pengembangan karakter.

Borobudur sebagai pusat musik dunia, sejak 13 abad lalu terbukti telah terpampang  pertunjukan orkestra di relief candi. Saat itu sudah terjalin interaksi antar budaya dan bangsa melalui musik, sebagai aset bangsa untuk bersatu dan bertoleransi, tanpa tersekat agama, etnis, bahasa, dan warna kulit. 

Berkolaborasi dalam orkestra di acara Sound of Borobudur, dengan memanfaatkan teknologi informasi ditengah pandemi, sungguh menjadi "wonderful Indonesia". Musik dapat menjadi media komunikasi dengan toleransi, pendidikan dan diplomasi antar bangsa.

Pertunjukan orkestra menjadi menarik, tidak membosankan, tidak monoton, enak didengar, dapat dinikmati karena ada perbedaan nada suara alat musik. Menurut Addie MS:"Dalam bermusik perbedaaan nada suara alat musik adalah aset yang harus dipertahankan, mengingat perbedaan dapat menciptakan harmoni dalam berkolaborasi. Orkestra menjadi tidak menarik, membosankan, monoton, kurang enak didengar, tidak dapat dinikmati bila tidak ada perbedaan nada suara alat musik".

Era digital diakui masyarakat mudah terpolarisasi dalam semua aspek kehidupan, sehingga perbedaan saling menihilkan. Disinilah musik menjadi salah satu solusi, karena dalam bermusik perbedaan menjadi suatu keharusan dan aset untuk menghasilkan alunan suara indah, merdu, dan syahdu. Kolaborasi alat musik yang dipetik, dipukul, ditiup sangat diperlukan. Perbedaan suara nada alat musik dapat menciptakan harmoni yang menteramkan, menenangkan dan mendamaikan raga dan jiwa.

Orkestra yang indah, menarik, penuh improvisasi, dapat menggetarkan jiwa karena perbedaan nada suara alat musik. Artinya perbedaan dalam bermusik menjadi sesuatu yang diharapkan dari para musisi. Dari sinilah musik itu dapat menjadi alat pemersatu dalam bermasyarakat dan bernegara. Musik dapat mencairkan hubungan diplomatik, meredakan kekacauan dan media perdamaian antar manusia secara pribadi maupun antar bangsa di dunia.  

Gamelan sebagai alat musik tradisional, ada aturan main yang harus diperhatikan. Alat musik gamelan terdiri kendang, bonang, bonang penerus, demung, saron, peking, kenong, ketuk, slentem, gambang, dan gong bila dimainkan secara bersamaan dapat menimbulkan irama  yang merdu, enak yang dapat mempengaruhi suasana hati (semangat, sedih, gembira). Untuk memukul alat musik gamelan yang berupa lempengan tembaga atau kuningan pun dibutuhkan "olah rasa".

Gamelan yang berirama slendro maupun pelog bila ditabuh dengan penuh perasaan, dan harmoni dengan sesama penabuh lain, menghasilkan irama enak didengar telinga dan dinikmati. Disinilah musik gamelan mempunyai "aura positif", dengan filosofi setiap alat musik gamelan itu mempunyai suara yang berbeda. Namun  bila dipukul sesuai dengan not yang tepat, menghasilkan irama merdu, mengandung nilai seni dan budaya.

Sungguh gamelan menjadi harmoni musik tradisional, warisan budaya yang perlu dilestarikan dan diperkenalkan kepada generasi milenial. Saat ini di sekolah-sekolah di Jawa Tengah mempunyai seperangkat gamelan sebagai kegiatan ekstra kulikuler. Demikian juga di perguruan tinggi ada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) karawitan, sebagai kegiatan melatih mahasiswa agar terasah secara akademik, dan olah rasa dengan memainkan musik gamelan.

Ketika ada yang salah memukul, langsung dapat diketahui karena menimbulkan nada yang berbeda. Artinya untuk menentukan ketukan itu harus memperhatikan not, tidak asal memukul, harus bersamaan, tidak boleh mendahului dan/atau terlambat memukulnya. Secara alami dalam bermusik gamelan dapat menjalin kekompakan dan solidaritas sesama orang. Penikmat musik gamelan yang mendengarkan alunan suaranya secara otomatis tangan dan kaki bergerak sesuai irama.

Demikian juga untuk alat musik lainnya, yang dimainkan secara kolaborasi, dengan hati dan olah rasa menjadi harmoni dan toleransi. Dampaknya para musikus dan musisi dapat memunculkan solidaritas komunitas yang solid, meleburkan ego dan kepentingan pribadi. Bermusik itu dapat mempersatukan perbedaan dalam bingkai kesatuan dan persatuan.

Sumber: Koleksi Pribadi
Sumber: Koleksi Pribadi
Musik Borobudur menjadi warisan yang tidak hanya berhenti di seminar dan konferensi, tetapi ghiroh bermusik 13 abad yang lalu dimunculkan kembali. Artinya Borobudur menjadi titik kumpul para musikus Nusantara dan  Dunia yang memainkan alat musik seperti terpahat pada relief Candi Borobudur. 

Harapan para musikus, agar generasi mendatang dapat menyaksikan dan memainkan karya budaya, peradaban bangsa lewat orkestra musik. Musik Borobudur sebagai destinasi baru, yang menjadi aset bangsa untuk media persatuan dan bertoleransi.  

Sumber: Koleksi Pribadi
Sumber: Koleksi Pribadi
Borobudur menjadi spot yang indah, komprehensif, sebagai pusat budaya Nusantara dan Dunia yang dapat dimanfanfaatkan secara kolektif, kolaboratif dan inklusif. Dengan demikian musik menjadi alat diplomasi budaya yang dapat difungsikan secara maksimal. Melalui musik terbentuk tim kerja sama yang solid, disiplin, tertib, dan menahan ego pribadi. Bermusik itu identik melatih toleransi, menghargai, dan menghormati sesama.  

Bermusik itu mententeramkan, memerdekaan jiwa raga dan menghibur sesama untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Setiap peradaban, musik mempunyai perannya sendiri, sebagai hiburan dapat mempengaruhi perasaan, pikiran bagi yang mendengarnya. Bermusik bagi para musisi sebagai sarana untuk menuangkan perasaan jiwa yang sedang dirasakan. Artinya bermusik itu bermanfaat bagi para musikus sebagai industri kreatif, yang dapat menghibur masyarakat.

Musik sebagai hiburan, motivator, menumbuhkan inspirasi, estetika, budaya, media komunikasi, silaturahmi, aktivitas ritmik (tarian, dansa, senam), kesinambungan budaya, dan integriitas kemasyarakatan (media persatuan dan kesatuan). Bermusik itu merupakan bagian kehidupan dalam masyarakat, menunjukkan tingkat budaya dan peradaban suatu bangsa. 

Musik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat. Bahkan ada kiasan "musik membuat dunia berputar" (music makes the world goes round) (Kumparan). Tanpa musik kehidupan bermasyarakat stagnan, monoton, dan kurang bersemangat. Dalam kondisi suka maupun duka musik hadir dalam kehidupan bermasyarakat.

Selain itu bermusik  merupakan media terapi kesehatan, pendidikan, budaya, dan diplomasi. Media terapi, orang yang mendengarkan irama musik keras dapat menimbulkan detak jantung lebih cepat. Sebaliknya irama pusik pelan, syahdu membuat jantung kembali normal dan jiwa tenterem. 

Pendidikan, musik dapat melatih ketertiban dan kedisiplinan sejak anak masih dalam kandungan ibunya. Budaya, musik itu mampu mengkolaborasikan budaya lintas negara, agama, etnik, bahasa, usia dan pandangaan politik. Hubungan diplomasi semakin erat, indah, harmonis karena musik menjadi alat komunikasi antar bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun