Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tips dan Trik bagi Para Milenial Berhaji Saat Muda

10 Oktober 2020   22:02 Diperbarui: 10 Oktober 2020   22:10 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Haji adalah rukun Islam ke-5, ibadah yang menguras energi, pikiran, waktu, biaya dan emosi, sejak pendaftaran, pelaksanaan dan pasca dari Tanah Suci. Ibadah haji merupakan rangkaian ibadah dengan kegiatan sesuai syarat, rukun dan wajib haji bagi setiap muslim yang mampu. Makna mampu  secara fisik, psikis, ekonomi, dan ilmu tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji.

Orang yang akan berhaji harus memenuhi syarat, yaitu Islam, berakal (sehat, tidak gila), baligh (usia minimum 18 tahun), merdeka, mampu. Bila syarat sudah terpenuhi, maka haji itu wajib dilakukan walaupun ada yang berdalih "belum terpanggil", karena hatinya belum tergerak. Sebaliknya ada yang belum mampu secara ekonomi, tetapi hatinya selalu bergetar saat menghadiri pengajian pamitan haji.

Rangkaian ibadah haji sesuai dengan rukun haji meliputi ihram, thawaf, sa'i, wukuf, tahalul dan tertib (secara berurutan). Bila salah satu rukun haji tidak dilaksanakan maka hajinya tidak sah. Wukuf di Padang Arafah tanggal 9 Dzulhijah menjadi inti haji, sehingga jama'ah yang sakit dan menjalani inap di Rumah Sakit, wajib di-safari wukuf-kan dengan ambulan.

Kegiatan ibadah haji yang wajib meliputi ihram dari miqat, mabit di Muzdalifah sambil mencari kerikil, mabit di Mina, melempar Jumrah. Menghindari perbuatan terlarang dalam keadaan berihram, thawaf wada' bagi yang akan meninggalkan Mekah. Bila salah satu wajib haji ini ditinggalkan, hajinya tetap sah tetapi wajib membayar dam (denda). Syarat, rukun dan wajib haji menjadi pedoman untuk pelaksanaan ibadah haji, dengan bimbingan pemerintah (Departemen Agama), dan/atau swasta (KBIH).

Melaksanakan syarat, rukun dan wajib haji perlu persiapan kesehatan prima dan menata hati. Artinya ibadah haji itu bukan  perjalanan wisata rohani lintas negara, sekedar untuk "prestige", panjat sosial (pansos), pamer, meningkatkan status sosial. Apalagi sekedar mendapatkan predikat "haji" dan "hajjah" di depan namanya.

Ibadah haji ada pertanggungjawaban secara moral, utamanya setelah kembali ke Tanah Air. Serangkaian perjalanan haji dengan pengalaman rohani diharapkan mampu merubah sikap, perilaku, ucapan, tindakan, peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah serta bermanfaat bagi lingkungan sosialnya. Perubahan secara horisontal maupun vertikal inilah yang disebut haji mabrur. "Tidak ada balasan (yang pantas diberikan) bagi haji mabrur kecuali surga" (HR. Bukhari). 

Motivasi setiap muslim berhaji semata mengharap ridho Allah, agar menjadi haji mabrur. Untuk mewujudkan menjadi haji mabrur, perlu persiapan in materi dan materi, khususnya biaya ONH yang terus naik setiap tahunnya. Oleh karenanya selagi masih muda bulatkan niat dan tekad untuk menunaikan ibadah haji, mengingat masa tunggu rata-rata 20 tahun.

Generasi milenial yang familiar dengan teknologi informasi dan komunikasi dapat menghasilkan uang dari inovasi dan kreavitasnya, mempunyai peluang menjadi "Haji Muda". Caranya membuka rekening "Tabungan Haji Danamon Syariah", yang secara online terhubung dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) di Kementerian Agama Republik Indonesia. Artinya membuka rekening tabungan haji ini secara otomatis masuk ke daftar tunggu kuota haji, bila tabungannya sudah mencapai Rp 25.000.000,00.

Sangat mudah bukan ?. Besarnya tabungan sesuai dengan ketersediaan uang yang dimiliki, sehingga tidak memberatkan. Semakin sering menabung semakin cepat terdaftar sebagai calon Haji Muda, yang menunggu keberangkatan. Sistem menabung ini menjadi solusi tepat dan tidak membebani calon Haji Muda. Berbeda dengan pinjam di bank untuk mendaftar haji, setiap bulan harus membayar angsuran pokok plus bunga bank. Bank Danamon Syariah siap mengakomodasi tabungan haji bagi para generasi milenial mewujudkan mimpinya menjadi Haji Muda.

Mengapa generasi milenial perlu memprioritaskan pergi haji sedari muda ?. Sebagai orang tua pasti mempunyai mimpi semua anak-anaknya melaksanakan ibadah haji selagi masih muda. Artinya pergi haji itu tidak harus menunggu tua, masa pensiun, bebas tugas, anak-anak sudah besar dan siap lahir batin. Kalau sudah mampu secara ekonomi, kenapa tidak segera mendaftar haji ?. Tahun 2006 pergi haji bersama suami, dapat merasakan ibadah haji perlu stamina prima, sehat lahir batin, menahan perasaan saat berinteraksi dengan sesama jama'ah seluruh dunia.

Oleh karenanya memberi dukungan moril dan materiil kepada anak-anaknya segera mendaftar haji. Caranya memfasilitasi uang setoran untuk mendaftar haji di bank yang otomatis masuk Siskohat dan daftar tunggu. Bila sudah berkeluarga anak menantu membayar sendiri, menjadi beban keluarga kecilnya. Sudah 2 (dua) orang anak yang memanfaatkan fasilitas dari kami sebagai orang tua, sedang dua anak lainnya belum merespon. Masa tunggu di Kabupaten Bantul Yogyakarta 26 tahun, karena pandemi Covid-19 tidak ada pelaksanaan haji, otomatis mundur 1 tahun.

Calon jama'ah Haji Muda yang sudah terdaftar dalam Siskohat secara online, sambil menunggu keberangkatan yang sangat lama, mempunyai kesempatan emas mempersiapkan diri. Tujuannya, agar pada waktunya dapat melaksanakan ibadah haji secara maksimal, lancar, dan tetap sehat. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk calon Haji Muda adalah:

  1. Memantaskan  diri, dengan menata hati, melatih rasa, menjaga sikap, menahan emosi dan mempunyai toleransi tingkat tinggi. Hal ini perlu karena ibadah haji itu selalu berinteraksi dengan jama'ah lain yang perilaku, kebiasaan, budaya, bahasa, berbeda. Mensikapi karakteristik unik, khas, dari setiap jama'ah, perlu jiwa besar, sabar, empati, peduli, dan selalu berpikiran positif.
  2. Latihan secara fisik, jalan kaki setiap pagi hari, menjaga pola makan dengan gizi seimbang, pola tidur, dan pola hidup. Melaksanakan ibadah haji diakui sangat menguras energi, waktu, biaya, dan emosi. Energi sejak pendaftaran, persiapan berangkat, perjalanan panjang dan lama. Ritual rukun dan wajib haji diperlukan kesehatan fisik yang prima.
  3. Meluruskan niat, fokus pada tujuan pergi haji untuk beribadah, bukan untuk wisata, kuliner, pindah tidur. Waktu luang untuk menjalankan sholat fardu di Masjidil Haram yang pahalanya 100. 000 kali dan di Masjid Nabawi (sholat Arba'in) pahala 1.000 kali. Sayang sekali bila melewatkan kesempatan emas ini, padahal sudah disediakan fasilitas transpotasi gratis bila jarak pondokan ke masjid jauh.
  4. Memanajamen hati, untuk tetap sabar, tawakal, mensyukuri nikmat dalam kondisi apapun. Mendisiplinkan diri untuk mematuhi aturan dan antrian, menolong orang yang kesulitan, mendahulukan  orang yang lebih tua.
  5. Mengatur strategi untuk dapat sholat fardu di masjid dengan datang lebih awal agar tidak terlambat dan mendapat tempat yang nyaman dan aman.
  6. Menyiasati datang sebelum Subuh, dilanjut sampai Isya baru pulang ke pondokan untuk istirahat. Menjalankan kegiatan ini membutuhkan energi dan kesehatan prima, tetap memperhatikan asupan makanan dengan gizi seimbang.
  7. Selama berhaji secara ikhlas melepaskan semua atribut keduniawian yang melekat pada dirinya seperti pangkat, jabatan, kedudukan, kekayaan, prestige, tidak sombong karena semua orang sama kedudukannya dihadapan Alloh, kecuali takwanya. Baju ihram yang dipakai saat wukuf, mabit, melempar jumrah, dan umrah bermakna dalam ibadah haji tidak ada atasan -- bawahan, pejabat -- rakyat, kulit putih -- kulit hitam, semua sama, sejajar.
  8. Menahan diri untuk belanja oleh-oleh tidak gelap mata, harus mengingat jatah bagasi yang sudah ditetapkan oleh maskapai penerbangan. Membeli oleh-oleh secukupnya hanya untuk keluarga inti dan saudara dekat. Tidak merepotkan diri sendiri dengan membawa barang melebihi kapasitas, karena oleh-oleh haji dapat dibeli di Indonesia.
  9. Setelah di Indonesia mempertahankan kualitas dan kuantitas ibadah, mempunyai rasa kepedulian, kepekaan, kedermawanan, solidaritas dan toleransi di lingkungan sosialnya. Selalu menyebarkan virus kedamaian, kesatuan, persatuan, kerukunan, dalam bingkai "Bhineka Tunggal Ika".

Demikian tips dan trik untuk melaksanakan ibadah haji selagi masih muda bagi generasi milenial, sehingga dapat menikmati rasanya beribadah, menjadi tamu Allah untuk memenuhi panggilanNya.

Yogyakarta, 10 Oktober 2020 Pukul 21.34

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun