Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Berada di Terminal Tiga (3) Bandara Soetta Serasa di Luar Negeri

19 Februari 2019   12:46 Diperbarui: 19 Februari 2019   19:47 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: nonstopnews.id

Hari Sabtu tanggal 16 Februari 2019 kami berlima dari Yogyakarta menuju Jakarta untuk menghadiri undangan pernikahan di gedung LIPI Gatot Subroto. Sengaja kami memanfaatkan transportasi udara dengan pertimbangan menghemat waktu, tenaga walau biaya sedikit lebih mahal dibandingkan dengan naik kereta api. 

Penerbangan udara dapat menghemat waktu 7 jam dibanding dengan kereta api, harga selisih Rp 180.000,- memang lebih mahal (kereta Rp 640.000,- termasuk diskon 20 persen untuk usia diatas 60 tahun, dan pesawat Rp 820.000,-), harga ini untuk tiket pergi pulang (PP). Artinya tiket pesawat masih tetap terjangkau asal membeli jauh hari sebelum berangkat dan mencari tiket promo.

Ketika sampai bandara di terminal 2 (dua) kondisi masih seperti biasa, turun dari pesawat sudah disediakan bis menuju pintu keluar. Sepasang suami istri yang sudah manula, rela berdiri walau disediakan kursi alasannya kursi terlalu rendah sehingga untuk berdiri mengalami kesulitan. Apalagi duduk berhadapan  harus naik lebih kerepotan. 

Bis memang dirancang minim kursi karena untuk jarak pendek, agar dapat muat lebih banyak orang dengan berdiri berpegangan pada tali yang disediakan. Bis ini termasuk fasilitas pelayanan dari bandara untuk para penumpang pesawat, karena kalau jalan kaki agak jauh dan menjaga keselamatan mengingat banyak lalu lalang kendaraan yang dapat membahayakan.   

Namun kondisi sangat berbeda saat pulang pada hari Minggu sore, melalui terminal 3 (tiga). Sejak dari pintu depan sudah merasakan ada perbedaan, tanpa pemeriksaan tiket di depan pintu masuk. Mengingat sudah melakukan check in secara online, tinggal mencetak boarding pass yang telah disediakan dalam versi self service, tanpa petugas. 

Artinya kita tidak perlu datang ke konter dan mengantre karena sudah dapat melakukan sendiri di kios "self check in" yang jumlahnya cukup banyak. Kecuali akan memanfaatkan bagasi tetap harus antri, namun tidak perlu khawatir antrian panjang karena banyak konter dengan petugas  ramah dan siap untuk memberi pelayanan. Apabila tanpa bagasi tinggal menunggu di ruangan luas, nyaman, asri, sejuk, indah dan penuh fasilitas berbayar maupun gratis.

Fasilitas berbayar tentu yang ada di gerai makanan, minuman, pernak pernik souvenir, baju, tas, sepatu dan lain-lain. Sedang fasilitas tidak berbayar alias gratis LED TV besar, tempat duduk ergonomis, spot-spot foto dengan latar belakang taman anggrek bulan (asli bukan plastik) warna putih dan ungu yang sedang mekar. 

Fasilitas colokan untuk mengisi batery handphone/laptop yang habis, toilet banyak, bersih dan kering, mushola yang dipisahkan untuk pria dan wanita. Ada rest area dengan sofa empuk dengan jumlah cukup banyak. Fasilitas tempat untuk mengerjakan pekerjaan dengan meja panjang lengkap, wifi, colokan.

Semua fasilitas lengkap bertaraf internasional itu untuk memberikan kepuasan penumpang khususnya di terminal 3 untuk penerbangan domestik dan internasional, sudah ada stasiun kereta dari BNI Sudirman. Sayangnya penerbangan domestik baru untuk penerbangan pesawat Garuda Indonesia Airways (GIA). 

Satu hal yang berbeda bagi yang suka membaca buku telah disediakan di ruangan di sekitar ruang tunggu gate 12, ada satu pojok membaca yang memiliki ragam buku yang lumayan lengkap. Artinya apabila masih ada waktu dapat memanfaatkan untuk membaca buku, sehingga tidak ada istilah "menunggu itu sangat membosankan". Kenyataannya waktu berjalan sangat cepat bila diisi dengan kegiatan yang mengasyikkan ketika di bandara.

Untuk mendapatkan suasana yang nyaman serasa di bandara luar negeri harus berangkat lebih awal, minimum 2 (dua) sebelum pesawat berangkat. Hal ini mengingat banyak perubahan yang terjadi walaupun perjalanan domestik. Walaupun petunjuk sudah sangat jelas dengan 3 (bahasa) Indonesia, Inggris dan Mandarin, agar tidak tersesat harus tetap bertanya kepada petugas bandara yang akan menjawab dengan ramah dan sopan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun