Mohon tunggu...
Juna Hemadevi
Juna Hemadevi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Seorang manusia yang masih terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa yang Dikendalikan Berada di Luar Kendali

23 Maret 2024   11:26 Diperbarui: 23 Maret 2024   11:28 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lagi-lagi ada banyak hal dalam dunia ini yang mungkin kita sendiri melewatinya. Mungkin ada banyak hal yang secara tidak sadar kita juga belum memahaminya. Sebentar-sebentar, rasanya seperti kurang jelas kalau belum diceritakan dari awal.

Pernahkah kita menyadari bahwa ada hal yang berada dalam kendali kita dan berada tidak dalam kendali kita?

Epictetus mengatakan "some things are up to us, some things are not up to us".

Marah yang Tak Terkendali

Saya pun bingung, kadang belum dapat membedakan hal-hal yang bisa kita kontrol dan yang tidak bisa dikontrol. Kadang saya terjebak dalam hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan, tapi malah jadi masalah besar. Misalnya piring kotor yang tidak segera dicuci. Sebuah piring kotor yang tidak segera dibersihkan untuk beberapa orang akan sangat mengganggu.

Begitupun saya, rasanya orang lain itu malas kalau tidak segera mencuci piring. Saya pun akan misuh atau marah-marah. Tapi saya jadi berpikir, apa perlu saya marah hanya karena sebuah piring yang kotor? Beda halnya ketika ada orang yang menipu saya, tapi respon saya justru biasa saja. Ketika ditipu saya sadar adanya konsep karma dalam agama Buddha. Bisa jadi ketika saya ditipu itu adalah karma buruk yang berbuah, jadi ya biasa saja.

Namun, ketika ada piring kotor yang tidak langsung dicuci kenapa saya langsung marah?

Bukankah saya tidak harus selalu mengontrol orang-orang untuk selalu menjaga kebersihan seperti saya?

Baca juga: Kembali Lagi

Bukankah saya harusnya berpikir bahwa orang lain sedang sibuk dan akan mencuci piringnya nanti?

Bukankah lebih baik saya mencuci piring itu daripada marah-marah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun