Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Setelah Berlabuh di Kompasiana, Mau Dibawa ke Mana?

27 Oktober 2018   00:56 Diperbarui: 28 Oktober 2018   11:45 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap kali menyebut kata Kompasiana, ternyata awam belum memahami, sehingga perlu memberi penjelasan seakan sebagai "public relation" yang "sok tahu" dan memang harus tahu. 

Ada masyarakat yang beranggapan Kompasiana itu seperti Harian Kompas versi digital, sehingga berdecak kagum ketika mendengar "kegiatannya menulis di Kompasiana", mereka menduga mendapatkan "reward"  (honor) yang lumayan besar, seperti di Kompas cetak. Menduga sah-sah saja, tidak ada larangan.

Setelah mendapat penjelasan lebih lanjut tentang Kompasiana, spontan mereka menyarankan untuk pindah di tempat lain, atau bikin blog sendiri. Pertanyaan selanjutnya adalah:"mengapa bersedia menulis tanpa mendapat bayaran ?". Sebenarnya enggan untuk menjawab, tetapi ke"kepo"an itu harus dijelaskan tuntas supaya berhenti bertanya.

Dipilihlah jawaban yang jujur dan bukan klise:"karena senang menulis, dan masuk dalam komunitas/keluarga besar yang mengasyikkan, saling menghargai, menghormati, menyemangati, dan tidak pergi membenci". Demikian pertanyaan dari setiap orang yang peduli dengan saya, dan jawaban yang sama selalu saya sampaikan, selaligus promosi Kompasiana, sebagai blog kroyokan.

Kompasiana menjadi tempat berlabuh karena melihat profilnya sebagai platform blog dan publikasi online yang dikembangkan oleh Kompas Cyber Media sejak tanggal 22 Oktober 2008, dengan pemilik akun disebut Kompasianer. 

Nama Kompasiana diambil dari nama kolom yang diisi oleh Pendiri Harian Kompas, PK Ojong. Kompasiana ini pada awalnya didirikan oleh Pepih Nugraha, kemudian Isjet, dan Nurul Uyuy, terus melakukan inovasi sesuai kebutuhan Kompasianer. 


Pengelolaan konten dilakukan secara simultan, langsung tayang inilah uniknya. Namun setiap saat tetap dimonitor oleh editor agar isinya tak bertentangan dengan syarat dan ketentuan terutama yang berkaitan dengan masalah plagiat. Kemudian tahun 2017 Kompasiana yang semula  dengan slogan:"Sharing Connecting", diganti:"Beyong Blogging". Hal ini mempertegas kompasiana sebagai saluran berita dan opini masyarakat (Citizen New and Opinion Channel).

Dalam rangka ulang tahun ke-10 Editor membuat topik pilihan, yang mendapat tanggapan dari para Kompasianer dengan pendapat, masukan, dan pandangan secara terang-terangan, tegas, dan keras. Namun ada juga yang merefleksikan dengan nada halus, tulus, dengan harapan perasaan Editor peka dan bergerak untuk membawa anggotanya agar lebih bahagia dan sejahtera. 

Perlu dipahami bahwa sejahtera itu tidak mesti dan tidak harus berupa materi yang diukur dengan nilai rupiah. Hal ini sudah dilakukan oleh pengurus KJOG, komunitas Kompasianer Yogyakarta, selalu memberi informasi manakala ada kegiatan KJOG bekerja sama dengan berbagai institusi, tempat kuliner. Programnya dalam sebulan mengadakan kegiatan minimum dua (2) kali, selain memberi kesempatan para Kompasianer Yogyakarta untuk kopi darat (copdar), saling mengenal, juga saling berbagai informasi dan diskusi.

KJOG telah melakukan kelas Heritage tanggal 22 September 2018, suatu kegiatan untuk mengenal budaya Jawa dengan mengunjungi Keraton, Kauman, dan Museum Kereta Keraton Yogyakarta. Peserta mendapat fasilitas tiket masuk Keraton, snack  dan pengetahuan tentang Sejarah Keraton Yogyakarta yang dipandu oleh guide Keraton. Kelas Heritage ini dapat menjadi bahan untuk menulis di Kompasiana, yang dapat dibaca oleh kompasianer lainnya.

Tanggal 28 September 2018 bekerja sama dengan Komunitas Jelajah Malam Museum Vredeburg. Fasilitas tiket masuk, pengetahuan, kegiaatan mendapat tantangan dengan games yang mengasyikkan. Juga mendapat suguhan musik dari P. Bali, dan tentunya dengan hidangan makan malam dan snack. 

Tanggal 20 Oktober 2018 ada kelas Heritage ke Museum Sonobudoyo, pastinya menambah wawasan dan ada pengganti transpot.

Tanggal 25 Oktober  2018 diskusi publik tentang "Bijak Bemedia Sosial untuk Indonesia Maju"  dengan Kominfo RI dan Dinas Kominfo Kota Yogyakarta di Inna Garuda. Tentu fasilitas selain menajdi peserta gratis, mendapat kaos, topi, foto both, uang transpot, snack, dan makan siang.

Kegiatan di atas sekedar sebagai gambaran bahwa bergabung dengan Kompasiana itu tidak ada ruginya, justru mendapatkan fasilitas dan pengetahuan, menambah pertemanan, dialog dengan peserta Kirab Pemuda Indonesia 2018 yang berasal dari Papua Barat. 

Jadi secara langsung menjadi anggota KJOG sudah merasakan manfaatnya, padahal baru gabung bulan September 2018 ketika ada Kelas Heritage. Sepenggal pengalaman bergabung dengan KJOG sebagai "pemantik", Editor untuk mengadakan acara-acara yang memberi manfaat bagi para Kompasianer. 

Diakui, Kompasiana sering melakukan acara lomba blog kerja sama dengan Campina, Minyak Angin, Alam Sutera, Energi, dan yang sedang berlangsung Labuhan Bajo dan Generasi Solutif, serta pemberian K-Reward setiap bulan sejak Juli 2018.

Setelah 10 tahun Kompasiana sebagai "blog kroyokan" telah menghasilkan 1.611.700 artikel, dari 355.000 Kompasianer, ini sebagai "big data" yang luar biasa. Minimal Kompasiana sudah mempunyai modal sosial dan modal intelektual yang dapat diandalkan kekuatannya. 

Diakui tidak semua Kompasianer sebagai penulis pemula, karena realitanya banyak penulis yang sudah malang melintang di dunia kepenulisan dengan sadar, dan senang hati untuk berbagi. 

Sekarang "kapal besar"  berisi para kontributor blog kroyokan ini mau dibawa kemana setelah bergabung dengan Kompasiana ? 

Ibaratnya Editor selama 10 tahun ini tinggal menikmati "panen" raya dengan data yang dimiliki dapat memberi informasi kepada siapa pun yang membutuhkan.  Selanjutnya para Kompasianer ini mau dibawa kemana, menjadi hak prerogatif pengelola, namun yang perlu diingat adalah Kompasianer juga mempunyai hak bila suatu saat "terpaksa" meninggalkannya keluarga besar ini, walaupun hangat dalam dekapan Kompasiana.

Yogyakarta, 27 Oktober 2018 Pukul 00.41

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun