Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Manusia Indonesia

Seorang buruh freelance. Suka jelajah tempat hanya untuk menuntaskan keingintahuan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tepi Hidup Seorang Serdadu Perang

15 Agustus 2021   16:41 Diperbarui: 15 Agustus 2021   16:44 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku buatkan minum dulu"

"Tidak usah. Aku akan segera pergi"

"Istirahatlah. Kamu lelah. Jangan..."

"Aku sudah biasa. Sangat paham", ia sergap kalimat basa-basi itu. Secepat geraknya membunuh lawan.

Rusmini katupkan kedua tangan. Tubuhnya mengerut. Jengah. Ada bahasa kesedihan didua matanya.

Bardja bangkit. Percuma berlama-lama disini. Pintu sudah terbuka lebar sejak tadi. Menunggu dirinya untuk segera keluar.


"Bardja...." Rusmini berusaha menahannya. Sayang, kalah gesit.

"Selamat malam" Tanpa menoleh, tanpa menjabat tangan, ia melangkah gontai. Perasaannya campur aduk. Bedil dipanggul menembus malam. Uniformnya lusuh penuh daki dan darah kering. Lencana kebanggaannya ia simpan kembali. Karat menempel secara tiba-tiba.


Diatas, kubah langit nirbintang. Awan menggantung ditingkahi celorot guntur. Rerintik tiba-tiba menghujam, menyebabkan distorsi disetiap benda yang tertimpa. Cairan langit memperburuk tampilan, tapi menghalau ketersesakan.

Mata Rusmini mengikuti langkah serdadu republik itu. Perasaan bersalah  menempel. Ia berusaha menekan. Ia tahu, Tuhan telah menorehkan takdirnya untuk masalah apapun. Semua akan baik-baik saja?


Pertempuran-pertempuran apalagi yang akan Bardja hadapi. Rusmini bergumam, malam ini menyakinkannya, bahwa setiap manusia sudah memegang kunci hidup masing-masing. Mengutuk tidak akan merubah keadaan, walau dirasa tidak adil.[**]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun