Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta, petani

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Prom Night antara Kebahagian Anak dan Beban Orangtua

6 Mei 2025   16:19 Diperbarui: 9 Mei 2025   13:22 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prom night juga bukan acara pentas seni siswa atau mengundang artis, tetapi malam perpisahan guru, siswa kelas akhir. Kebersamaan, interaksi harus diperhatikan. Menurut saya tidak perlu mewah dengan iuran hingga jutaan, yang penting kebersamaan yang hangat. 

Perpisahan/Prom Night, Orangtua Susah 

Sangat wajar jika ada orangtua yang menangis ke Kang Dedi Mulyadi (KDM) karena biaya prom night gede. Iuran Rp1 juta bisa untuk makan sekeluarga selama sepekan atau satu bulan. Alasan itulah kenapa ada larangan perpisahan, wisuda tingkat TK, SD, SLTP dan SLTA. 

Saya pernah merasakan mahalnya biaya itu saat anak-anak lulus TK hingga SMA, apalagi saat TK, SD statusnya swasta. 

Saya tidak menemukan data pasti muasal diadakannya perpisahan, wisuda bagi siswa TK hingga SLTA. Yang pasti angkatan 90-an seperti saya juga ada perpisahan SMA tanpa wisuda. Tentunya dengan konsep yang sederhana. 

Banyak perubahan antara dulu dan sekarang. Perpisahan zaman dulu diadakan sangat sederhana dengan pakaian seragam sekolah. Acara diisi dengan pentas seni adik-adik kelas. 

Meski sederhana tetap ada iuran per siswa dan itu wajib. Bagi orangtua yang ekonomi menengah ke atas tidak masalah misalnya iuran Rp20.000. Bagi saya yang saat itu kondisi penghasilan orangtua pas-pasan, jelas keberatan. Jika tidak bayar, saat pengambilan ijazah ditagih. Mumet juga orangtua dapat totalan tagihan uang perpisahan, SPP dan lain-lain. 

Saya menyambut baik keputusan Pak Maidi untuk tidak memberatkan orangtua soal uang perpisahan. Juga pengelolaan keuangan bukan oleh pihak sekolah, tetapi siswa (OSIS) dan komite. Syukur-syukur ada orangtua yang berdonasi lebih, jadi iuran tidak terlalu banyak.

Saat perpisahan diadakan, bukan saja masalah iuran tetapi pakaian, sepatu, make up pun menjadi hal penting bagi anak. Orangtua mulai ribet mencari pakaian yang cocok dengan tema prom night. Seperti yang pernah dialami putri saya.

Bagi siswa laki-laki simpel, sewa jas atau baju adat di salon, tetapi siswa perempuan mumetnya minta ampun. Sewa di salon mahal belum lagi tidak cocok kain dan desainnya.

Untuk menghemat biaya saya menjahit sendiri pakaian untuk prom night anak cewek. Selain hemat biaya juga ukuran, model bisa sesuai keinginan. 

Perpisahan Sekolah Berkesan dan Hemat

Prom night menunjukkan status sosial anak, ada kesenjangan. Coba perhatikan dari model pakaian, merek sepatu, dandanan wajah. Kepercayaan diri saat masuk ruangan dan lain sebagainya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun