Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Penulis

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

5 Panduan Pemberian Obat pada Mertua yang Sudah Lansia

16 Mei 2022   06:13 Diperbarui: 19 Mei 2022   01:30 1521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi merawat dan pemberian obat pada lansia. (sumber: freepik  via kompas.com)

Saya tinggal dengan mertua sudah hampir 19 tahun. Bapak mertua meninggal saat usia 105 tahun, yakni pada tahun 2011. Sedangkan ibu mertua sampai saat ini masih sehat dalam usia 97 tahun.

Selama 19 tahun, tidak jarang timbul berbagai penyakit pada ibu mertua dan perlu mengonsumsi obat secara rutin. Tujuannya, untuk mengelola gejala, sekaligus mencegah keparahan penyakit.

Jika ibu mertua yang dipanggil Mae sakit ringan, sering minta berobat ke mantri desa, katanya jodoh sejak puluhan tahun. Lagi pula obatnya tidak terlalu keras, hanya obat generik.

Namun, pada tahun 2018, kondisi kesehatan Mae menurun. Kakinya bengkak sebagian. Saya bawa ke mantri. Kaki yang bengkak sembuh, pindah ke lengan kanan. Satu pekan kemudian lengan kanan sembuh,  bengkak pindah lagi ke bagian lain.

Walaupun bagian tubuh tertentu mengalami bengkak, nafsu makannya bagus. Aktivitas sehari-hari pun lancar, walaupun sedikit lambat. Bagian yang bengkak katanya terasa panas. 

Penyakit yang Diderita Mertua dan Cara Pengobatan

Semakin bertambah tua, fungsi tubuh mengalami penurunan. Kondisi tubuh juga semakin memburuk jika gaya hidup tidak sehat berisiko berbagai penyakit.

Melansir dari hallosehat. Penyakit atau masalah kesehatan yang umum lansia alami adalah  penyakit degeneratif. Penyakit ini terdiri dari penyakit jantung, pembuluh darah, diabetes dan kanker.

Begitu juga yang terjadi pada Mae. Dengan usia hampir 90 tahun saat itu, dokter spesialis penyakit dalam memberi rujukan untuk periksa fungsi jantung dan pembuluh  darah.

Dalam pemeriksaan tidak ditemukan mengidap diabetes hanya tekanan darahnya tinggi. Selama 10 hari, Mae mendapat perawatan di rumah sakit dan ditangani dr. Tulus, SpPD. 

Waktu itu saya sih diberi pilihan dokter siapa yang akan mengobati Mae selama di rumah sakit. Berhubung sejak awal ditangani dokter Tulus, saya pun memilih dia.

Setelah pengobatan, perawatan, pemulihan di rumah sakit, Mae sehat seperti sedia kala. Dari pengalaman itu menjadi pelajaran dalam merawat Mae.

Ilustrasi merawat orang tua. Foto The counter by Sindonews.com
Ilustrasi merawat orang tua. Foto The counter by Sindonews.com

Oh ya, saya tidak merekomendasikan jenis obat yang dikonsumsi Mae selama pengobatan di rumah sakit. Hanya dari hasil pencarian di Google obat-obatan itu sebagian vitamin untuk jantung, suplemen makan, obat  untuk kesehatan hati. 

Di mana vitamin untuk hati, jantung mengandung vitamin D, E, B Komplek, B 12, B 3 dan lain sebagainya.

Setelah sembuh dan dinyatakan jangan mengonsumsi obat-obatan lagi, saya mengatur pola makannya. Pola makan untuk lansia tidak jauh berbeda dengan orang dewasa pada umumnya. 

Perlu diperhatikan ada pengurangan garam, banyak konsumsi putih telur, minum jus buah yang manis alami, kurangi gula pasir, penyedap. Satu lagi jangan lupa, makanan harus lembut karena giginya tinggal 2, porsi pun sedikit.

Panduan Penggunaan Obat pada Lansia

Untuk penggunaan jenis obat baik pada lansia, anak-anak atau kita sendiri, harus dengan resep dokter. Walaupun beredar obat di pasar, konsumsi obat harus ada aturannya dan disesuaikan dengan kondisi tubuh, juga jenis penyakit.

Agar efektivitas obat dapat lansia dapatkan, penggunaan obat harus berhati-hati. Penting memerhatikan dosis yang dokter anjurkan. 

Foto ilustrasi lansia minum obat via hallosehat.com
Foto ilustrasi lansia minum obat via hallosehat.com

Berikut panduan pemberian obat pada mertua yang sudah lanjut usianya :

1. Awasi lansia ketika minum obat

Jika pemberian obat saat dirawat di rumah sakit, suster bertanggung jawab. Namun, ketika sudah pulang, biasanya dokter masih memberi obat untuk waktu maksimal 2 pekan. Di sini lah kita sebagai pengganti perawat yang harus menyiapkan obat

Jangan biarkan lansia minum obat sendiri karena tindakan ini bisa sangat berisiko. Sebagai contoh, lansia salah membaca dosis obat sehingga takarannya tidak sesuai atau lupa minum obat karena sudah pikun.

Kalau kita sendiri yang sudah pikun, gunakan alarm pengingat atau aplikasi di ponsel untuk membuat jadwal minum obat.

Kita juga harus ingat jika kelebihan atau kekurangan dosis dapat membuat obat tidak bekerja efektif. Tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan efek samping yang membahayakan jiwa.

2. Pindahkan obat ke dalam wadah bersih

Apotek biasanya akan memberi obat pada plastik. Setelah sampai rumah, pindah obat ke dalam toples dan petunjuk penggunaan ditempel ulang di bagian luas atau dalam toples.

Kita juga bisa membuat catatan ulang mengenai informasi obat dari dokter. Mungkin sewaktu-waktu catatan ini bisa membantu kita ketika wadah obat rusak.

3. Perhatikan efek samping

Penggunaan obat tidak lepas dari efek samping, terlebih pada lansia. Biasanya lansia mudah alergi gatal. Kita bisa mencatat dan menginformasikan kepada doker bahwa orang tua kita memiliki alergi terhadap antibiotik misalnya atau obat lain.

Jika obat yang diberikan dokter menimbulkan efek samping yang mengkhawatirkan, konsultasi lagi ke dokter. Dokter mungkin akan mempertimbangkan obat lain dengan khasiat sama tapi efek samping lebih rendah pada lansia.

4. Berhenti minum obat

Ada cerita lagi nih, biasanya lansia itu tidak sabar ingin segera sembuh. Istilahnya minum obat langsung sembuh. Akibatnya semua anaknya disuruh belikan obat. So buat kesepakatan dengan anggota keluarga lainnya, obat siapa, pengobatan yang mana yang akan dijalani.

Jangan semuanya ditempuh dan obat bertumpuk-tumpuk tidak karuan. Tubuh kita tidak bisa menerima tumpukan obat tanpa dosis.

5. Tetap waras

Kewarasan ini penting dalam mengurus orang yang sudah sepuh, apalagi dia sakit sakit, dalam 24 jam perlu pengawasan.  Kita harus waras dalam berpikir, waras dalam bertindak karena kita pun manusia adakalanya lelah. Selalu ingat saja, besok kita pun tua jadi lansia.

Lansia terkadang jenuh meminum obat, yang menyiapkan obat pun jenuh. Di sini lah kita harus tetap waras memberi rayuan, pengertian pada lansia agar tetap mau minum obat. 

Obat Tradisional

Obat dari dokter tentunya tidak bisa dikonsumsi terus menerus. Untuk menjaga kesehatan keluarga terutama lansia, saya sering membuat minuman dari rempah-rempah. Di belakang rumah ada tanaman jahe, kunyit, salam, serai merah, jeruk lemon, kencur.

Minuman itu ketika hendak diminum bisa ditambah dengan madu atau gula merah. Sesekali saja saya siapkan vitamin dari apotek.

Prinsip saya sih, jika kebutuhan nutrisi kita terpenuhi dari makanan sehari-hari, obat atau vitamin kimia tidak diperlukan. 

Namun, terkadang kita atau lansia malas untuk memakan menu itu-itu saja. Pemberontakan terhadap makan sehat sering terjadi. Akibatnya perut sakit, batuk, flu, meriang, badan kesel dan lain sebagainya.

Jika sakit berlanjut silakan hubungi dokter, mantri terdekat.

Foto tahun 2017 ketika Umrah bersama Ibu mertua (pakai kursi roda), Ibu, adik ipar, suami.
Foto tahun 2017 ketika Umrah bersama Ibu mertua (pakai kursi roda), Ibu, adik ipar, suami.

***

Demikian kisah saya merawat mertua. Setelah perawatan, hingga sekarang bengkaknya tidak kambuh lagi. Warna kulit bekas bengkak pun sudah tidak merah. Jika ditotal lamanya sakit hampir 2 bulan.

Walaupun di kasur terus, jam shalat, Mae minta mandi, ganti baju, pampers dan selalu shalat lima waktu. Alhamdulillah setiap tahun puasanya penuh. Kami sih sudah menyarankan untuk bayar fidyah saja mengingat usia yang sudah sepuh. Namun, dia membuktikan mampu.

Semoga bermanfaat

Salam

Bahan bacaan 1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun