Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Penulis

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

3 Cara Mengalokasikan THR Anak Anti Investasi Bodong

11 Mei 2022   09:08 Diperbarui: 12 Mei 2022   01:12 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setelah sungkeman di rumah, kami memberi THR pada anak-anak. Foto pribadi (Sri Rohmatiah)

Memberi THR itu akan menjadi amalan yang mengalir bagi pemberinya. Jadi THR untuk anak-anak tidak ada hubungannya dengan memberi garam di laut, tidak ada yang sia-sia.

THR juga melatih, mengenalkan anak akan arti memberi. Ketika dewasa dan memiliki gaji sendiri mereka akan melakukan hal yang sama, memberi, mencintai anak-anak. Seperti keponakan yang sekarang sudah bekerja. Mereka bergilir memberi THR pada adik-adiknya.

3 Cara Mengalokasikan THR Anak

Saya membebaskan anak-anak dalam penggunaan THR-nya, tetapi tetap ada saran. Saran saya selalu sama, silakan beli apa saja yang bermanfaat, sisihkan untuk sedekah/wakaf, sisanya masukkan ke tabungan anak. Itulah 3 alokasi THR anak.

Ini adalah momen tepat untuk mengajarkan sedekah, zakat, wakaf pada anak. Jika anak masih balita, belum memahami zakat mall dan wakaf, kita bisa mengajarkan tentang sedekah yang nilainya tidak terbatas.

Saya mulai melibatkan anak-anak tentang santunan anak yatim, sedekah, zakat mall sejak mereka sekolah dasar. Menginjak SMP sudah dikenalkan dengan wakaf tanah masjid.

Untuk jumlah berapa yang harus disedekahkan saya tidak mematok. Hal ini untuk melatih keikhlasan dan melatih mengatur pengeluaran. Namun, tetap ada pantauan dari orang tua.

Ketika mendapat THR anak-anak diingatkan untuk bersedekah, zakat atau wakaf tanah terlebih dahulun sebelum membelanjakannya.

  • Beli sesuatu sesuai keinginan

Dapat uang THR, pada umumnya anak-anak bebas membeli apa saja sesuai keinginan. Sah-sah saja selama barang yang dia inginkan bermanfaat.

Di sini tugas orang tua memantau, mengarahkan. Saya membebaskan anak-anak membeli apa saja, tetapi, tetap ditanya beli apa? manfaatnya apa? harganya berapa? Ada sisanya tidak untuk disimpan?

Intinya ada komunikasi dari hati ke hati, tidak memaksa apalagi ada kesan investasi bodong.

Sejak usia 9 tahun anak-anak sudah diberi buku tabungan junior, namanya tetap orang tua, tetapi tertera nama anak. Anak-anak senang karena ada namanya di buku rekening. Setiap tahun, mereka menyimpan sisa uang THR di tabungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun