30 menit untuk keluarga dalam sehari, lebih penting dari 60 menit bermain gadget. Caranya bisa dengan ngobrol saat sarapan, membacakan dongeng sebelum tidur atau beribadah bersama.
Kedua, mengajak anak-anak
Ketika ada acara ke luar kota dan anak-anak masih belum sekolah saya sering mengajak mereka. Tentu sangat merepotkan membawa dua anak dan suami yang difabel. Bagi saya yang sudah terbiasa, nyaman saja. Ini juga pembelajaran bagi anak-anak supaya terbiasa di depan umum bersama bapaknya.
Seperti pameran di Bali, kami menggunakan pesawat, anak yang paling besar masih kelas satu SD sedangkan yang kecil usia 4 tahun. Kami kerja sama membawa barang selama perjalanan. Untuk dorong kursi roda selama di bandara, ada pelayanan khusus dari maskapai bagi pengguna kursi rosa.
Ketiga, menitipkan pada keluarga
Tidak setiap event harus mengajak anak, ada kalanya berjalan sendiri atau dengan suami. Tidak masalah, kita bisa menitipkan anak kepada kerabat atau pengasuh.
Kebetulan saya tidak punya pengasuh. Pengasuh anak-anak sejak kecil ya budenya, kakak dari suami saya. Saya merasa anak-anak akan lebih aman dengan kerabat.
Keempat, manfaatkan hari Minggu
Walaupun saya seorang wiraswasta, bebas kapan saja bekerja, tetapi, tetap menetapkan hari libur. Setiap hari Minggu karyawan libur, saya pun libur.