Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani N dideso

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jam Tidur Anak Berantakan di Masa Pandemi? Begini 3 Cara Mengatasinya!

22 September 2021   16:25 Diperbarui: 4 Oktober 2021   21:30 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak sedang tidur. Sumber: Arun Kumar/Pixabay.com

Mengutip dari Christopher Winter, M.D., Direktur Medis dari Martha Jefferson Hospital Sleep Medicine Center, jawabannya "iya". Hal ini berdasarkan beberapa studi  yang mencerminkan fakta bahwa, anak-anak sebenarnya telah memanfaatkan waktu luang untuk tidur lebih banyak selama pandemi.

Bruni, dkk. (2001) 3 : Populasi yang diteliti: 4314 anak. Semua anak usia sekolah (di luar usia 1-3 tahun) waktu tidur meningkat secara keseluruhan per 24 jam.

Moore, dkk. (2020) 4 . Populasi yang diteliti: 1472 orang tua (5-17 tahun). Waktu tidur ditingkatkan

Batu, dkk. (2021) 5 . Populasi yang diteliti: 59 siswa. Waktu tidur ditingkatkan.

Gruber, dkk. (2020) 6 : Populasi yang diteliti: 45 remaja. Waktu tidur meningkat untuk sebagian besar dari mereka yang diteliti.

Setiap anak unik, tidak ada kesamaan dalam waktu tidur dan kesehatan. Masalah kebiasaan tidur pun tidak dapat dipecahkan. Yang jelas, saya melihat, anak-anak pada masa pandemi tidur lebih banyak, tetapi tidak teratur.

Ya ... tidak teratur, coba kita perhatikan  anak kita sendiri. Jika anak yang taat beribadah, setelah salat Subuh, dia akan tidur lagi hingga jam belajar daring dimulai. Jika tidak ada kewajiban menjalankan salat, anak akan tidur lebih pulas hingga ada guyuran air dari emaknya.

Bagaimana menerapkan tidur sehat kepada anak-anak?

Ada kebiasaan baru yang sering dilakukan anak saya, yakni, setelah salat Subuh, dia tidur lagi, katanya, "Ketiduran". Dalam kasus anak saya tentang tidur, tidak sulit pemecahannya, cukup setelah salat Subuh ada kegiatan yang ia sukai atau kewajiban lain seperti sekolah atau pergi ke klubnya.

Yang perlu kita waspadai, Anak bergadang semalaman, sehingga waktunya salat Subuh kebablasan. bergadang, juga tidak baik untuk kesehatan anak dan orang dewasa.

Ada beberapa strategi supaya anak tidur lebih cepat di malam hari, saya juga sering mempraktikkan kepada anak-anak.

Pertama, redupkan lampu

Tidak semua orang bahkan anak-anak suka dengan kegelapan. Ada sebagian yang suka terang jika tidur. Akan tetapi, lampu terang akan mendorong anak-anak untuk tetap bermain, membaca atau main game.

Psychology today memberi solusi, jika malam, kita bisa mengganti lampu kamar dengan warna hijau atau merah. Mengganti warna adalah isyarat visual agar otak bersiap-siap untuk tidur. Memilih warna merah karena lampu merah meniru matahari terbenam.

Kedua, matikan tontonan

Sebagian orang jika menonton televisi mudah ngantuk, dan itu sering terjadi pada orang dewasa, misalnya orang tua kita. Saya sering melihat ibu saya demikian. Berbeda dengan anak saya, dia akan betah menonton acara televisi. Sekarang mungkin bukan lagi televisi, melainkan handphone.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun