Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Penulis

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Hubungan Tanpa Status Rumit? Lakukan Dua Hal Berikut Biar Lega!

22 Agustus 2021   16:29 Diperbarui: 22 Agustus 2021   16:58 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hubungan tanpa status (foto via res.claudinary.com)

Hubungan tanpa status bisa dikatakan pacaran tidak, jomblo pun tidak. Bisa juga disebut  friends with benefit. Keduanya tidak mengatakan cinta, tetapi, perhatiannya melebih teman. 

Selama hubungan itu hanya sebatas perhatian yang lebih, saya kira nyaman saja, tidak menyakitkan. Asalkan keduanya tidak baperan, jangan menganggap dia jatuh cinta. Yang berbahaya jika perhatiannya sudah ke fisik, ada sentuhan fisik. 

Ini kisah lama teman saya, sebut saja Hesti, kisahnya cukup menjadi pelajaran saja. Ketika pertama masuk kerja, seseorang perhatian sekali padanya. Setiap jeda dari pekerjaan, Hesti selalu didatangi kawan saya itu, dia datang ke ruangan sekadar tanya, "sudah makan siang belum?" "Nanti pulangnya bareng!" 

Hingga teman-temannya menyarankan segera dihalalin saja. Hesti tampak bingung, dia tidak pernah ditembak,  tidak pernah kencan. Selama ini hubungan mereka tanpa status, karena ketika ditanyakan, cowok itu belum siap menikah, dikatakan pacaran pun takut. datang ke rumah Hesti pun tidak berani. 

Baca juga 7 hal penting sebelum menikah 

Dari beberapa sumber, ada banyak alasan kenapa orang lebih memilih hubungan tanpa status. Yang utama, takut berkomitmen.

Komitmen

Komitmen diartikan sebagai sebuah perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu. Secara bahasa, komitmen adalah suatu sikap setiap seseorang terhadap sesuatu hal, baik itu diri sendiri, orang lain, organisasi, dan lainnya. Dalam sebuah hubungan laki-laki dan perempuan komitmen akan membuat hubungan lebih harmonis dan langgeng.

Namun, dalam hubungan tanpa status, orang akan takut untuk berkomitmen. Tidak salah juga jika orang takut untuk memulai komitmen, karena itu sesuatu yang berat. Hanya bisa dilakukan oleh mereka yang memiliki kedewasaan dan tanggung jawab tinggi

Seseorang tidak berani berkomitmen kemungkinan besar dia trauma dengan suatu hubungan. Namun, dia ingin mengekspresikan rasa cintanya. Dengan memperhatikan, menyayangi lawan jenis, ada kebahagian yang dia dapat. Ketika hubungan tanpa status tidak membuat bahagia dan ingin mengakhirinya, katakan tidak dan segera menjauh.

Ilustrasi perpisahan (foto via pixabay)
Ilustrasi perpisahan (foto via pixabay)

Mengatakan tidak dan menetapkan batas

Jika teman-teman sedang menjalani hubungan tidak jelas seperti Hesti dan tidak nyaman dengan hubungan tersebut. Teman-teman harus berani mengatakan tidak dan menetapkan batas.

Dengan mengatakan tidak dan menjauh, tentu ada reaksi emosional. Kebiasaan memperhatikan atau mendapat perhatian, tiba-tiba tidak lagi. Hesti menjauh, sudah pasti akan memancing emosi cowoknya. Bisa jadi cowok tersebut membenci Hesti atau malah semakin mengejar. semua tergantung seberapa besar cinta keduanya.

Kalau sudah cinta memang sulit membuat jarak dan mengatakan tidak, tetapi yakin, sulit itu hanya sebentar. Dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan dan teman-teman, lama-lama akan terbiasa, hanya butuh sedikit usaha dan niat.

Memantapkan Niat 

Mengatakan tidak terhadap hubungan tanpa status membutuhkan niat yang bulat. Katakan pada diri sendiri jika hal tersebut racun dalam kehidupan. Jika masih merasa kesulitan mengekspresikan "tidak", bisa meminta bantuan teman, sahabat atau keluarga.

Misalnya Hesti, ketika cowok itu berusaha menemuinya, bisa meminta temannya untuk mengatakan kalau Hesti banyak pekerjaan jangan diganggu. Namun, lebih baik Hesti sendiri yang mengatakan, kalau hubungan tanpa status itu tidak nyaman.

Baca juga Menikah Masa Quartet Life Crisis

Kita punya hak untuk mengatakan tidak, memiliki hak pula  untuk bahagia, dan layak untuk diprioritaskan.

Pada akhirnya keputusan ada di tangan teman masing-masing. Jika nyaman, berarti sudah siap dengan segala konsekuensinya. Jika tidak nyaman, pantengkan niat dan segera menjauh. 

Salam bahagia,

Sri Rohmatiah Djalil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun