Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Penulis

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Tanyakan 7 Hal Berikut kepada Pasangan Sebelum Pesta Pernikahan Berlangsung!

19 Juli 2021   16:46 Diperbarui: 22 Juli 2021   21:28 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pernikahan. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Beberapa tahun lalu, saya mendapat undangan pernikahan dari kerabat Bapak. Undangan itu disampaikan melalui Bapak. Ketika berbicara Bapak begitu semangat menceritakan kerabatnya yang akan menikah dengan orang luar negeri. Saya disuruh datang ke acara pernikahannya sebelum dia diboyong ke Turki. 

Kerabat menikah dan harus ikut suaminya. Sampai sekarang saya belum pernah bertemu lagi dengan kerabat Bapak itu. Terakhir bertemu waktu masih sekolah menengah. Ketika saya menikah pun yang hadir hanya orang tuanya saja.

Oh ya ... katanya menikah dengan pria dari negara lain memperbaiki keturunan, si cewek pintar mencari jodoh. Tidak bisa dipungkiri, memiliki anak hasil campuran bule dan lokal, memang bagus.

Namun, tidak semua perempuan menyukai pria bule, banyak yang memilih pria lokal. Untuk anak-anaknya juga tidak kalah cantik dan ganteng. Semua relatif, seperti saya yang menyukai pria desa. Saya bangga menikah dengan pria desa asal Jawa Timur.

Sebenarnya ini bukan suka atau tidak suka, pintar atau tidak dalam mencari jodoh. Semua sudah ditetapkan dengan siapa kita berjodoh. Jodoh tidak akan jauh, biasanya seputar di mana kita aktivitas. Seperti kerabat saya, dia wajar menikah dengan orang Turki, pekerjaannya pramugari.

Kita bisa simak di media sosial beberapa perempuan yang menikah dengan pria bule. Mereka menceritakan bagaimana dulu bertemu dengan pasangannya. Seperti, Pita Henderson menikah dengan Travis, seorang tentara Air Force di Amerika Serikat. Nikmatul Rosidah menikah dengan pria Kanada.

Dengan siapa kita menikah tidak masalah, semua memiliki cerita. Namun, sebelum merenda cerita lebih indah, Jordan Bissell menuliskan beberapa hal yang perlu dibicarakan dengan calon pasangan sebelum menikah.

1. Apa arti pernikahan?

Saya pernah bertanya kepada teman. Kenapa ingin menikah dengan perempuan yang orang tuanya tidak bercerai? Katanya, "Seseorang yang dibesarkan dari perceraian, dia akan menilai pernikahan itu seperti yang dia lihat dari orang tuanya."

Arti pernikahan bagi seseorang berbeda-beda dan hal ini dipengaruhi beberapa hal. Margo Regen seorang terapis hubungan dan seks mengatakan kepada Bustle, ada beberapa kemungkinan yang mempengaruhi seseorang menilai sebuah pernikahan. Kemungkinan itu di antaranya, perceraian orang tua yang buruk, pertunangan yang batal, pernah mengalami penghianatan,

2. Bagaimana tentang agama?

Kita tahu agama yang dianut masyarakat di seluruh dunia berbeda-beda. Penting bagi Anda yang hendak menikah menanyakan agama yang dianut calon pasangan. Jika pasangan tumbuh dalam ajaran agama yang sama, tidak masalah. Namun, tetap harus dimusyawarahkan, apakah ajaran agama akan diterapkan dalam kehidupan rumah tangga? Atau kasual saja, mengalir apa adanya.

Ketika berbeda agama, perlu ada pembicaraan yang lebih serius. Banyak contoh pernikahan berbeda agama. Mereka harus lebih ekstra untuk toleransi terhadap pasangan. Membicarakan masalah agama sangat penting, sehingga pertengkaran masalah itu tidak akan muncul selama pernikahan.

Foto pernikahan diambil dari Stutterstock.com
Foto pernikahan diambil dari Stutterstock.com

3. Apa filosofi uang bagi pasangan?

Berbicara keuangan salah satu masalah yang rumit, seringkali terjadi perdebatan dalam membelanjakan uang. Ada pasangan yang sangat boros ada pula yang lebih hati-hati. Menikah dengan pria bule, sangat penting pasangan memberi tahu nilai mata uang negaranya, bagaimana kehidupan di sana.

Untuk menghindari pertengkaran di kemudian hari, ada baiknya merencanakan keuangan sebelum menikah. Kedua pasangan jujur berapa penghasilan tiap bulannya

4. Apa impian pasangan?

Bertanya kepada pasangan apa impian setelah menikah? tidak ada salahnya. Ada pasangan yang memiliki impian memiliki anak 12 supaya rumahnya ramai. Ada pula pasangan ingin menghabiskan waktu di negaranya atau ingin tinggal di Indonesia. 

Ada pasangan yang ingin berhenti bekerja dari perusahaan dan ingin membuka bisnis. Begitu banyak impian yang harus diketahui satu sama lainnya. Jika Berbeda impian, tidak masalah, itu namanya normal. 

5. Keseimbangan hidup

Saya pernah dapat keluhan dari sahabat, bahwa suaminya kerja terus. Berangkat ke kantor lebih pagi, pulang setelah anak-anaknya tidur. Istri mengeluh, kapan suaminya menjadi sosok ayah?

Suaminya pun bercerita jika yang dia lakukan demi anak-anak, memenuhi kebutuhan mereka. Saya berulangkali berbicara, coba bicarakan dengan suamimu, jika suami masih bersikeras dengan pilihannya, bersabar, doakan dia.

Sebelum menikah ada baiknya bertanya kepada calon pasangan hidup, prioritas keluarga atau pekerjaan. Di sini harus ada keseimbangan antara keluarga dan pekerjaan, supaya tidak terjadi masalah setelah menikah.

6. Apakah ada masalah dengan keluarga calon pasangan?

Bertanya hubungan pasangan dengan keluarga kita terutama ayah ibu yang kelak menjadi mertua, itu penting. Memulai hubungan baik harus diawali dengan hubungan baik dengan keluarga. 

Jika ada masalah antara calon menantu dan calon mertua, bisa terbuka dan saling memaafkan. Hai calon menantu! Tetap berbuat baik kepada mertua, kelak mertua juga akan luluh melihat menantunya baik.

7. Apakah punya utang?

Terkadang kita malu untuk mengakui kepada calon pasangan kalau memiliki utang. Padahal itu penting dibicarakan supaya calon merasa tidak tertipu.

Saya pernah mendapat curhatan dari teman kantor yang sudah senior, kebetulan rumahnya satu komplek dengan rumah saya.

"Teh, nanti titip buku-buku ya, kasihkan ke Ibu, Bapak naik sepeda, berat kalau bawa buku banyak."

Saya tanya ke mana mobilnya, kok pakai sepeda. Si bapak cerita, sejak menikah sudah menjual rumah, mobil, motor demi melunasi utang-utang istrinya yang tidak tahu bekas apa.

Mendapat curhatan, saya hanya diam, tidak tahu mau jawab apa, tidak mengerti tentang konflik keluarga karena belum nikah. Setelah berapa lama, teman senior ini meninggal kena serangan jantung, istrinya pun meninggal selang satu tahun.

Masalah utang penting dimunculkan sebelum menikah. Menyembunyikan sesuatu yang penting terutama masalah utang bukan kebiasaan baik dalam pernikahan.

Membicarakan hal-hal sensitif sangat menegangkan, apalagi belum menikah. Sabar, kawan, bertanya pelan-pelan saja. Musyawarah dengan kepala dingin. Ini benar-benar dapat membuahkan hasil dalam jangka panjang. 

Saya telah melakukan tahapan-tahapan di atas. Namun, kita juga harus terus belajar karena menikah itu belajar memahami pasangan seumur hidup. Jangan menyerah. Tak ada rumah tangga tanpa konflik.

Semoga bermanfaat

Penulis : Sri Rohmatiah

Bahan bacaan : 1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun