Mohon tunggu...
Sri Pujiati
Sri Pujiati Mohon Tunggu... PNS - Nothing

Jepara, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malaikat Itu Bernama Ibu

1 Maret 2021   07:47 Diperbarui: 1 Maret 2021   07:56 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh sosok ibu.sumber: kalimahsawa.id

Saat aku pulang tempo hari, aku mulai menyadari
Kerut di dahinya bertambah
Rambutnya pun sudah memutih semua
Giginya mulai tanggal satu per satu
Tubuhnya semakin kurus dan terlihat tulang tulang yang menonjol di kulitnya
Apakah ibuku sudah setua ini?
Kenapa waktu terasa cepat berlalu dan aku belum memberikan apa apa padanya
Aku hanya takut waktuku bersamanya tak akan lama
Karena ibu semakin menua
Membayangkannya saja aku selalu ingin menitikkan airmata
Dan tak sanggup jika itu menjadi nyata
Membayangkan rumah tanpa ibu
Seperti kehilangan separuh jiwa
Sepi, sunyi dan seperti tak bernyawa
Mengingat kasih yang luar biasa dan kenangan yang tak terkira
Aku seperti tak sanggup menuju rumah tanpa ibu di sana
Ini terlalu sakit,

Saat ingat semua kenangan bersamanya. Sedih kecewa, dan bahagia semua terukir di sana
Aku hanya bisa berdoa
Ibu hidup lebih lama
Dan menghabiskan masa tuanya dengan banyak cerita bahagia
Karena bagiku ibu adalah sosok malaikat
Yang selalu mengepakkan sayapnya
Saat anaknya butuh perlindungan
Dan selalu ada ketika anaknya butuh pertolongan
Dia yang selalu menerima dengan senyuman

Ibu,

Sosok yang selalu sederhana namun kehadirannya penuh makna

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun