Mohon tunggu...
Sri Patmi
Sri Patmi Mohon Tunggu... Penulis - Bagian Dari Sebuah Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah Bagian dari Self Therapy www.sripatmi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bahaya! Pemimpin Menangis Darah, Hutan Dilalap si Jago Merah

29 November 2020   10:30 Diperbarui: 29 November 2020   10:46 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
@instagram : sripatmi Kamojang Harmosasi Kehidupan Alam 

Sekali lagi, pertautan keduanya tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Meski ada pertautan dari keduanya, bukan berarti adanya pergeseran makna terhadap hukum rimba itu sendiri. Siapa yang kuat, dialah yang berkuasa. Cermati lebih dalam lagi, apakah itu yang dimaksud dalam hukum rimba secara harfiah? Mereka yang menang dalam kontestasi ajang perdebatan kepentingan, lalu mereka yang akan menduduki singgasana tertinggi suatu kerajaan? Jika demikian, benturkan dengan premis lain yang menyatakan raja tanpa mahkota?

Hukum rimba sendiri pada hakikatnya mengandung essensi nilai yang lebih dalam dibanding makna konotatif dan denotatif. Tataran disiplin ilmu yang maha agung untuk menggambarkan sebuah aspek hukum rimba. Kekuatan dari alam semesta ini mampu menitahkan manusia terpilih untuk menjadi seorang pemimpin. Pemimpin alamiah yang telah dipersiapkan segalanya dalam bentuk kekuasaan yang hakiki. 

Dua hakikat kata memimpin dan dipimpin ini membentuk sebuah siklus mata rantai tatanan kehidupan. Ada raja, ada rakyat, tentu ada kekuasaan didalamnya. Roda siklus mata rantai kepemimpinan ini pada akhirnya mengacu pada sebuah kekuatan untuk sama-sama menggerakkannya dalam sebuah tujuan yang sama. Hal serupa dengan analogi yang disebutkan pada awal paragraf yang mengatakan hubungan anggota badan. 

Akankah roda kekuasaan berjalan tKareanpa didorong oleh kekuatan mata rantai lainnya? Munculnya kekuatan seorang pemimpin didorong oleh gerak kuasa dari rakyatnya. Maka tidak ada cerita tentang pemimpin boneka, pemimpin kaleng-kaleng. Dekandensi makna itu saja sudah melenceng jauh dari kehidupan kita, maka dari mana ceritanya kita bisa mendapatkan pemimpin yang sesungguhnya? Pemimpin itu diciptakan secara alamiah, jika karbitan matang lebih cepat, berbeda rasanya. Tidak ada sentuhan sedekat urat nadi. Sentuhannya hanya untuk melenggang kekuasaan pada sebagian besar keluarganya. Bahkan karena faktor kekuasaan dan kepentingan perut saja, hubungan keluarga sudah diiris dalam titik nadir. Renungkan sekali lagi dalam diri!

Jangan ada tuntutan apapun terhadap seorang pemimpin jika kita hanya tergerak dengan gerak kuasa iming-iming! Sudah seharusnya gerak yang dihasilkan dari sebuah proses berpikir dan bertindak adalah gerak mekanik yang berjalan lurus pada hakikat nilai kebenaran. Memilih dan terpilih sebuah pemaknaan subjek dan objek atas segala pergerakan. 

Mau menjadi raja atau rakyat, pergerakannya bagaikan langkah kaki kanan dan kiri saat berjalan, selalu bersinergi. Sudah secara otomatis ketika keduanya sudah bertautan maka kriteria dan syarat yang diinginkan sebagai seorang pemimpin seperti nubuat yang dipenuhi sendiri (self-fulfilling prophecy), yakni ramalan yang menjadi kenyataan karena, sadar atau tidak, kita percaya dan mengatakan bahwa ramalan itu menjadi kenyataan. 

Harapan dan kepentingan rakyat sejalan dengan gerak kuasa seorang raja. Rakyat kekuatan, raja adalah kekuasaan. Keduanya hampir sepadan bukan? Kemunculan sosok ini masih menjadi misteri bagi sebagian besar orang. Jika rakyat sudah memenuhi standar rakyat yang baik, maka mana sosok raja yang baik pula? Sekali lagi kata standar ini bukan menjadi hal yang baku, karena kata standar sendiri adalah konsensus penyeragaman bahasa oleh manusia. Sudut pandang akan merubah kata standar menjadi banyak makna.

Pemimpin dan rakyat adalah pantulan dua bayangan cermin yang saling berseberangan. Sudha tentu gerakannya akan sama. Jangan hanya berfokus pada posisi. Posisi cermin kanan menjadi kiri dan kiri menjadi kanan. Kita semua dilahirkan sebagai manusia yang berbudi, jangan mencari pembenaran diri dengan menjadi spindoctor yang seakan hebat untuk memperoleh tujuannya. Sudah waktunya kita mulai bercermin. Seperti apa gerak kita pada cermin tersebut? Mengapa tidak sama dengan gerak cermin diseberangnya? Adakah yang salah dalam diri kita? Apakah harus memandang dari sudut yang lain? Bahkan memandang tanpa sudut menggunakan kacamata helicopter view?

Permasalahan pemimpin ini sudah menjadi konsumsi makanan basi bagi rakyat yang terumbar janji-janji. Bertahun-tahun menjalani kehidupan dengan penuh pengharapan, tetapi yang terjadi jauh panggang dari api. Tidak matang, bahkan tidak tahu objek apa yang sedang ada diatas alat panggang tersebut? Jangan-jangan hanya sebatas pepesan kosong tanpa isi? 

Mengerikan sekali permasalahan yang begitu pelik ini. Apatis bukan jawaban. Skeptis apalagi? Malah hanya menambah beban permasalahan. Dari waktu ke waktu pandangan kita semakin tajam, menatap makna pemimpin lebih mendalam. Apakah orang yang merangkak dengan wajah tertelungkup yang lebih terpimpin atau orang berjalan tegap diatas jalan yang lurus? Dan keduanya berjalan pada falsafah kebenaran.

Jika semesta raya ini sudah meletakkan mahkota istimewa diatas kepala pemimpin terpilih, maka pemimpin itu akan senantiasa menghargai alam. Kerusakan alam dan hutan adalah cerminan nyata kehidupan pemimpin. Dari paparan diatas telah jelas bahwa pemimpin membawa sifat dasar dasar alam. Hidup dan menghidupi. Manusia hidup bersama alam, begitupun sebaliknya. Intisari alam telah merasuk dalam dirinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun