Slide 2 Modul kuis 5 (Sumber: Prof Apollo)
Bab ini membahas dua konsep utama dalam teori akuntansi, yaitu income (laba) dan capital (modal) yang menjadi dasar dalam menilai serta melaporkan kinerja keuangan. Pembahasan ini menjelaskan hubungan antara laba dan modal dalam menentukan posisi keuangan. Pemahaman tentang kedua konsep ini penting karena memastikan laporan keuangan relevan dan andal bagi pemangku kepentingan. Melalui pendekatan historis, konseptual, dan filosofis, akuntansi tidak hanya menghitung laba, tetapi juga mencerminkan nilai ekonomi organisasi. Income dan capital memiliki hubungan saling bergantung. Modal menggambarkan sumber daya ekonomi yang harus dijaga untuk mempertahankan keberlanjutan usaha, sementara laba menunjukkan peningkatan nilai modal tersebut. Laba dapat diukur dengan tepat setelah modal didefinisikan secara jelas, karena keseimbangan antara keduanya mencerminkan kesinambungan dan efisiensi ekonomi perusahaan.
Slide 3 Modul kuis 5 (Sumber: Prof Apollo)
Akar konsep laba dan modal bermula dari sistem double-entry oleh Luca Pacioli pada abad ke-15. Modal diartikan sebagai investasi awal, sedangkan laba adalah selisih kekayaan awal dan akhir periode. Dalam perkembangannya, John Hicks (1939) memperkenalkan economic income, yaitu jumlah maksimum yang dapat dikonsumsi tanpa mengurangi modal awal. Edwards dan Bell (1961) menekankan bahwa laba harus mencerminkan perubahan nilai ekonomi aset, bukan hanya transaksi historis. Pemikiran ini menandai peralihan konsep laba dari sekadar pencatatan menuju nilai ekonomi riil.
Slide 4 Modul kuis 5 (Sumber: Prof Apollo)
Fase modern teori akuntansi muncul ketika inflasi dan pasar modal menuntut informasi yang lebih relevan, menggantikan pendekatan historical cost dengan fair value accounting. Seiring waktu, konsep modal juga mencakup dimensi sosial dan lingkungan melalui pelaporan ESG dan Integrated Reporting. Perubahan ini menandai pergeseran dari sistem pencatatan menuju refleksi nilai.
Dasar berpikir akuntansi dipengaruhi perpaduan logika klasik, empiris, positivistik, dan kritis-hermeneutik. Logika klasik menekankan deduksi, logika empiris berfokus pada pembuktian, logika positivistik mengutamakan objektivitas, sedangkan logika kritis menyoroti dimensi sosial. Kombinasi ini membentuk teori akuntansi yang ilmiah, rasional, dan relevan terhadap praktik ekonomi modern.
Slide 5 Modul kuis 5 (Sumber: Prof Apollo)
Matriks genealogi menggambarkan perkembangan teori akuntansi dari masa ke masa. Pada masa pra-industri, akuntansi berfokus pada stewardship, yaitu pertanggungjawaban pengelola terhadap pemilik modal. Memasuki periode klasik, seperti yang dikemukakan Hicks serta Edwards dan Bell, fokus bergeser pada pemeliharaan kapital finansial dan fisik untuk memastikan kelangsungan usaha. Periode modern membawa perubahan menuju akuntansi nilai wajar, yang menekankan relevansi dan transparansi dalam pelaporan keuangan. Sementara itu, periode kontemporer mengintegrasikan nilai sosial dan lingkungan ke dalam pelaporan, dengan tujuan menciptakan keberlanjutan dan akuntabilitas sosial. Matriks ini menunjukkan bahwa akuntansi berevolusi dari sistem pengukuran finansial menjadi sistem refleksi nilai ekonomi dan moral yang lebih komprehensif.
Slide 6 Modul kuis 5 (Sumber: Prof Apollo)
Dalam logika klasik Aristoteles, kebenaran diperoleh dari prinsip umum menuju kesimpulan khusus melalui deduksi. Prinsip ini diterapkan dalam akuntansi melalui postulat dasar seperti going concern dan monetary unit assumption, yang menjadi fondasi bagi pengukuran laba berbasis biaya historis. Sebaliknya, logika empiris yang berkembang pada masa Francis Bacon dan John Stuart Mill menekankan bahwa teori harus dibangun berdasarkan observasi dan pengalaman nyata. Praktik akuntansi seperti historical cost accounting muncul karena terbukti efektif dalam dunia bisnis. Dengan demikian, teori akuntansi menjadi perpaduan antara deduksi rasional dan pembuktian empiris yang saling melengkapi.
Slide 7 Modul kuis 5 (Sumber: Prof Apollo)
Logika positivistik muncul pada awal abad ke-20 dan menekankan pentingnya objektivitas serta verifikasi dalam ilmu akuntansi. Pendekatan ini tercermin dalam pengukuran laba berbasis transaksi aktual yang dapat diobservasi dan diuji, sehingga mengurangi bias subjektif. Sebaliknya, logika kritis dan hermeneutik memperluas pemahaman akuntansi dengan mempertimbangkan dimensi sosial dan nilai moral di balik angka-angka laporan keuangan. Pendekatan ini memandang laba bukan hanya angka teknis, tetapi juga representasi nilai sosial dan etika perusahaan. Dengan demikian, teori akuntansi modern tidak hanya mengandalkan data objektif, tetapi juga menilai makna sosial dari pelaporan keuangan.
Slide 8 Modul kuis 5 (Sumber: Prof Apollo)
Teori akuntansi tidak dapat berdiri hanya pada satu pendekatan logika. Logika deduktif memberi struktur teoritis, logika induktif menyusun teori dari praktik nyata, sedangkan logika kritis menilai implikasi sosial dari laporan keuangan. Perpaduan ketiganya menjadikan teori akuntansi bersifat rasional, empiris, sekaligus reflektif. Oleh karena itu, akuntansi berkembang bukan hanya melalui perhitungan matematis, tetapi juga melalui proses pemaknaan dan interpretasi atas nilai ekonomi yang dihasilkan oleh perusahaan.
Slide 9 Modul kuis 5 (Sumber: Prof Apollo)
Konsep modal dalam teori akuntansi menggambarkan sumber daya ekonomi yang dimiliki entitas dan menjadi dasar untuk menentukan apakah kekayaan perusahaan meningkat atau menurun. Wolk, Tearney, dan Dodd membedakan dua pendekatan utama dalam mempertahankan modal. Pertama, financial capital maintenance, yaitu kondisi ketika modal dianggap tetap terjaga jika nilai moneter tidak berkurang. Pendekatan ini relevan untuk sistem pelaporan berbasis biaya historis karena menekankan stabilitas nominal. Kedua, physical capital maintenance, di mana modal dianggap terpelihara apabila kapasitas fisik produksi perusahaan tidak menurun. Pendekatan ini menyesuaikan dengan pengukuran biaya kini dan lebih mencerminkan daya beli riil. Dengan demikian, cara suatu perusahaan mendefinisikan modalnya akan menentukan bagaimana laba diukur dan diinterpretasikan dalam laporan keuangan.
Slide 10 Modul kuis 5 (Sumber: Prof Apollo)
Laba adalah ukuran peningkatan bersih dalam kekayaan bersih suatu entitas selama periode tertentu, setelah memperhitungkan semua pendapatan dan beban. Dalam pandangan Wolk dan rekan, laba menggambarkan sejauh mana perusahaan berhasil menambah nilai ekonominya tanpa memperhitungkan investasi tambahan atau distribusi kepada pemilik. Ada dua pendekatan utama yang digunakan yaitu laba berbasis transaksi (transaction-based income) dan laba berbasis nilai (value-based income). Pendekatan pertama menilai laba berdasarkan peristiwa aktual yang telah terjadi, sedangkan pendekatan kedua menilai laba berdasarkan perubahan nilai ekonomi aset dan kewajiban. Keduanya mencerminkan perdebatan klasik antara keandalan dan relevansi dalam teori akuntansi modern.
Â
Slide 11 Modul kuis 5 (Sumber: Prof Apollo)
Laba hanya dapat diukur setelah konsep modal didefinisikan dengan jelas. Jika modal didefinisikan secara finansial, laba muncul saat ekuitas meningkat secara moneter. Namun, jika modal diartikan sebagai kapasitas produksi, laba hanya muncul saat kemampuan riil perusahaan meningkat. Hubungan ini menjadi dasar logika dalam teori akuntansi modern.
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya