Mohon tunggu...
Sri Kasnelly
Sri Kasnelly Mohon Tunggu... Dosen

Dosen IAI An-Nadwah Kuala Tungkal

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Indikator Merah di SISTER dan Dampaknya terhadap Perguruan Tinggi

13 Agustus 2025   06:11 Diperbarui: 13 Agustus 2025   06:11 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

SISTER (Sistem Informasi Sumber Daya Terintegrasi) yang dikelola Kemendikbudristek dirancang sebagai pusat data kinerja dosen di Indonesia. Sistem ini memuat seluruh rekam jejak tridharma perguruan tinggi meliputi pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan penunjang tridharma. Di dalamnya, terdapat indikator warna yang menjadi penanda status kelengkapan data: hijau (lengkap dan tervalidasi), kuning (sudah diisi tetapi belum divalidasi), dan merah (data belum lengkap atau belum memenuhi syarat). Meski tampak sederhana, indikator merah tidak hanya berdampak pada dosen yang bersangkutan, tetapi juga pada reputasi dan penilaian kinerja perguruan tinggi secara keseluruhan.

1. Integrasi Data dan Akreditasi. SISTER tidak berdiri sendiri, melainkan terintegrasi dengan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti). Artinya, setiap kekosongan data di SISTER akan berimbas pada ketidaklengkapan informasi di PDDikti. Dalam proses akreditasi oleh BAN-PT atau Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM), salah satu komponen penting adalah profil dan kinerja dosen. Jika banyak dosen di perguruan tinggi memiliki indikator merah, maka laporan kinerja sumber daya manusia menjadi tidak valid atau dianggap kurang. Hal ini dapat menurunkan skor akreditasi pada standar yang berkaitan dengan SDM, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Selain itu, kelengkapan data di SISTER menjadi tolok ukur akuntabilitas perguruan tinggi. BAN-PT atau LAM tidak hanya menilai jumlah dosen, tetapi juga rekam jejak tridharma mereka. Dosen dengan indikator merah berpotensi dianggap pasif, meskipun pada kenyataannya aktif, hanya karena bukti kegiatan tidak diunggah.

2. Dampak pada Laporan Kinerja Perguruan Tinggi. Kementerian dan LLDIKTI memantau kinerja perguruan tinggi melalui berbagai instrumen, termasuk rekapitulasi data dosen di SISTER. Jika persentase kelengkapan data rendah, perguruan tinggi akan tercatat memiliki tingkat kedisiplinan administrasi yang buruk. Hal ini bisa memengaruhi evaluasi kelembagaan, termasuk peluang memperoleh bantuan pendanaan, hibah penelitian, atau program penguatan kapasitas institusi. Perguruan tinggi yang konsisten menjaga data dosennya tetap hijau akan lebih mudah menunjukkan bukti kinerja dalam proposal hibah. Sebaliknya, indikator merah dapat menjadi sinyal negatif yang menunjukkan lemahnya manajemen data internal.

3. Pengaruh terhadap BKD dan Serdos. Beban Kerja Dosen (BKD) merupakan kewajiban yang harus dipenuhi setiap semester. Penilaian BKD sepenuhnya dilakukan melalui data yang diunggah di SISTER. Jika indikator merah dibiarkan, artinya ada unsur BKD yang tidak terisi atau bukti yang tidak lengkap. Akibatnya, dosen tersebut bisa dinyatakan "tidak memenuhi" BKD. Dampak lanjutan, jumlah dosen yang tidak memenuhi BKD akan memengaruhi persentase pemenuhan kewajiban tridharma di perguruan tinggi. Dalam evaluasi kinerja dosen secara nasional, angka ini menjadi salah satu indikator penting. Selain itu, kelengkapan data juga menjadi syarat dalam proses sertifikasi dosen (serdos). Dosen yang belum memenuhi BKD karena data merah di SISTER berpotensi tertunda mengikuti serdos, yang pada gilirannya mengurangi jumlah dosen tersertifikasi di perguruan tinggi.

4. Citra dan Reputasi Institusi. Indikator merah secara visual memang hanya tampak di akun SISTER masing-masing dosen dan admin perguruan tinggi. Namun, dalam penilaian eksternal, hal ini berkontribusi terhadap citra institusi. Perguruan tinggi dengan tingkat kelengkapan data rendah dapat dipersepsikan kurang tertib administrasi atau tidak mampu memonitor kinerja dosennya. Dalam era persaingan global pendidikan tinggi, citra positif sangat bergantung pada kualitas SDM dan pengelolaan data yang akurat. Reputasi juga berkaitan dengan kepercayaan mitra kerja sama, baik di bidang penelitian maupun pengabdian masyarakat. Lembaga mitra cenderung memilih perguruan tinggi dengan rekam jejak dosen yang terkelola dengan baik.

5. Kebutuhan Budaya Tertib Administrasi. Dampak negatif indikator merah sebenarnya dapat dihindari jika perguruan tinggi membangun budaya tertib administrasi di kalangan dosen dan tenaga kependidikan. Pengisian SISTER sebaiknya tidak dilakukan hanya menjelang penilaian BKD atau akreditasi, tetapi secara berkala setiap kali kegiatan tridharma selesai. Dengan demikian, setiap bukti dapat diunggah dalam kondisi dokumen masih lengkap dan mudah diperoleh. Perguruan tinggi yang proaktif biasanya menyediakan panduan pengisian, jadwal monitoring, bahkan pendampingan khusus untuk dosen. Beberapa institusi menetapkan target capaian hijau 100% sebelum akhir semester dan menjadikannya bagian dari evaluasi kinerja tahunan.

Simpulan, Indikator merah di SISTER bukan sekadar tanda bahwa dosen belum melengkapi data, tetapi berpotensi memberikan dampak sistemik pada perguruan tinggi. Mulai dari menurunnya skor akreditasi, berkurangnya peluang hibah, hambatan pada pemenuhan BKD dan serdos, hingga menurunnya citra institusi di mata publik dan mitra. Oleh karena itu, kelengkapan data di SISTER harus menjadi prioritas bersama. Perguruan tinggi perlu memastikan seluruh dosen memahami pentingnya pengisian data dan memiliki kebiasaan administrasi yang tertib, sehingga semua indikator tetap hijau dan kinerja institusi dapat tercatat optimal.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun