Mohon tunggu...
Sri Endah Mufidah
Sri Endah Mufidah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI di Pemkab Blitar

Menyukai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyiapkan Diri Menghadapi Kematian

3 Oktober 2021   19:07 Diperbarui: 3 Oktober 2021   19:15 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kajian subuh di Masjid Agung Miftahul Jannah, dulu rutin diselenggarakan oleh Takmir masjid Agung Miftahul Jannah Kabupaten Blitar yang berlokasi di wilayah Wlingi, yaitu Blitar wilayah Timur. 

Kajian ini dilaksanakan setiap hari minggu dimulai pukul 05.30 sampai pukul 07.00, akan tetapi warga masyarakat yang muslim sudah berduyun-duyun memadati tempat ini sejak waktu subuh. 

Tetapi karena Pandemi covid 19 yang membatasi kegiatan masyarakat, maka kajian subuh di Masjid ini harus break untuk sementara waktu lamanya.

Pada hari minggu pagi tanggal 3 Oktober 2021, Takmir Masjid Agung Miftahul Jannah kembali diizinkan  menyelenggarakan kajian subuh tetapi dengan syarat harus menggunakan protokol kesehatan yang ketat. 

Seluruh jamaah yang datang disemprot menggunakan handsanitizer dan harus duduk dengan menjaga jarak dengan jamaah yang lain. Karena duduknya berjarak, maka para jamaah banyak yang tidak kebagian tempat sehingga berada diluar masjid. 

Untuk itu pihak panitia menyediakan beberapa LCD Proyektor sehingga semua jamaah bisa menyaksikan pembicara secara langsung meskipun lewat LCD Proyektor.  

Selain itu panitia menyediakan kantong plastik sebagai tempat sandal agar bisa dibawa masuk masjid untuk menghindari kerumunan saat melepas atau memakai sandal. 

Pihak takmirpun tidak menyediakan tikar atau karpet untuk duduk para jamaah sehingga seluruh jamaah harus membawa alas sendiri untuk duduk. 

Hal ini dilakukan dalam rangka menerapkan protokol kesehatan sehingga antara jamaah yang satu dengan jamaah yang lain tidak  menggunakan tikar yang sama.

Dokpri
Dokpri

Acara pagi ini, dibuka oleh pembawa acara, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al Quran dan sambutan dari Ketua Takmir masjid. 

Sebagai acara inti adalah Mauidzah Hasanah yang diisi oleh Romo KH Agus Muadzin pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ulum kelurahan Kedungbunder Kecamatan Sutojayan Blitar dan doa penutup juga disampaikan oleh beliau.

Menyikapi tentang Pandemi covid 19, KH Agus Muadzin menjelaskan bahwa sejak janin berusia 120 hari dalam kandungan, Allah sudah menuliskan taqdir manusia, baik itu tentang jodoh, ajal dan segala sesuatunya. 

Tentang ajal, ada dua kemungkinan bagi manusia yang terkena covid yaitu waras (sembuh dari sakit) atau bablas (meninggal dunia). Jadi, bagaimanapun juga kita harus berihtiar untuk selalu menjaga kesehatan, dan apabila sudah terinfeksi, kita juga harus berihtiar untuk sembuh dengan cara berobat. 

Beliau juga menjelaskan bahwa semua jamaah yang saat ini sedang menghadiri kajian subuh memilik nyawa saringan karena sudah banyak orang yang meninggal akibat terinfeksi virus covid 19.

Masih menjelaskan tentang kematian,  bahwa semua orang apabila sudah berusia diatas 40 tahun sudah harus menyiapkan diri menghadapi kematian. 

Dan apabila sampai usia ini, kebaikan yang dilakukan belum bisa mengalahkan keburukannya, maka orang tersebut harus bersiap diri untuk masuk ke dalam neraka.

Makam atau kuburan selalu mengingatkan dan bicara kepada manusia tetapi sayangnya tidak ada manusia yang bisa mendengarnya. Tiga kalimat yang selalu diucapkan kuburan adalah:

1. saya (kuburan) adalah rumah yang gelap gulita

2. saya (kuburan) adalah rumah duka cita

3. saya (kuburan) adalah rumah belatung.

Karena begitu mengerikannya tempat yang bernama kuburan, maka orang yang telah mati akan merasa menyesal mengapa dulu sewaktu masih hidup tidak rajin melakukan kebaikan dan mengingat Allah, karena orang yang rajin membaca tasbih, hamdalah dan takbir masing-masing 100 kali, maka Allah akan mengampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.

Pada suatu kesempatan, Aisyah ra pernah bertanya kepada nabi Muhammad saw: Apakah ada orang yang bukan syahid tetapi saat mati kelak dikelompokkan ke dalam golongan orang yang mati syahid? Nabi menjawab: ada, yaitu orang yang selalu mengingat kematian dalam sehari semalam sebanyak 20 kali. 

Orang yang bisa selalu mengingat mati hanyalah orang yang cerdas atau kayyis karena mereka selalu mengingat kematiannya, dan segala sesuatu yang dilakukannya adalah semata-mata untuk bekal diakherat kelak. 

Contoh nyata adalah, orang cerdas akan mengeluarkan infaq sebesar yang dikeluarkan untuk urusan dunianya, karena semua yang diinfaqkan itulah yang akan dipetik kelak di akherat.

Termasuk orang cerdas juga adalah orang yang selalu datang ke majelis ilmu. Ilmu yang dimilikinya selalu dirasa kurang, sehingga dia selalu haus akan ilmu. Termasuk majelis ilmu adalah menghadiri kajian, pengajian dan lain-lain.

Beberapa manfaat yang diberikan Allah kepada orang yang datang ke majelis ilmu antara lain:

  • Semua malaikat mendoakan kepada orang tersebut
  • Hidup orang tersebut akan diberkahi hidupnya oleh Allah
  • Semua makhluq yang ada dimuka bumi memintakan ampun kepada mereka termasuk ikan yang ada dilautan
  • Allah memberikan pahala seperti pahala ibadah haji yang sempurna

Demikian rangkuma kajian subuh kali ini, semoga ada manfaatnya. Semoga kita semua termasuk golongan orang yang mendapat ampunan dari Allah.

Blitar, 3 Oktober 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun