Mohon tunggu...
Srielen Pomulu
Srielen Pomulu Mohon Tunggu... Penulis - Habis Tinta

Biodata Pribadi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

PengAKUan

13 Juni 2020   21:52 Diperbarui: 13 Juni 2020   21:42 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelacur...


Orang-orang juga memanggilku demikian
Sebenarnya bukan itu nama yang diberikan mendiang ayah dan ibuku
Sangsi sosial yang memberikannya agar aku lebih menekuni profesiku.

Aku ingin mataku dikaruniai kacamata hitam yang permanen
Agar aku tidak lagi melihat manusia-manusia yang berlagak lebih baik dari manusia lain.

Beberapa wanita memandangku dengan tatapan remeh sekaligus jijik
Sementara, laki-laki memandangku dengan birahi penuh yang tidak bisa dipuaskan dengan istri yang tidak sepersenpun dibayar.

Mereka memanggilku pelacur tanpa nada
Padahal, agar bisa dipanggil pelacur, yang paling perih adalah melihat mata orang-orang yang mengaku suci, padahal aku membantu pelangganku untuk hidupku.

Aku yang menghapus keringat lelah ayah dan suamimu yang sepulang kerja dan mengantinya dengan penuh kenikmatan
Aku yang menggiring mereka ke menara klimaks yang katamu menjijikan
Aku juga harus memakai baju yang tipis bahkan lebih tipis dari isi dompet ayah dan suamimu.

Kamu harus sadar, bahwa di dunia yang jahat ini, vagina dirimu dan ibumulah yang menyebabkan kalian tidak dihargai
Itulah yang membuat mereka mencariku untuk libido yang tidak mampu dipuaskan oleh vagina yang tidak dihargai lagi.

Di dunia yang jahat, tulang keroposmu dan ibumu yang membuat vaginaku menjadi sarang rudal mereka
Dan lihat;
Kini anakmu sudah mulai mencariku karna melihat ayah dan kakek mereka menjadi ceria setelah bersamaku.

Kalian bilang aku akan terbakar karena libido mereka yang dipuaskan oleh vaginaku?
Semoga saja kita tidak bertemu di api yang sama.

Ayong, 11 Juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun