Tips Unjuk Personal Branding di Bulan Ramadan

Bulan Ramadan merupakan bulan penuh berkah yang dirahmati oleh Allah swt. Kedatangannya begitu dinantikan dan memberikan kegembiraan luar biasa untuk umat Muslim yang berada di seluruh dunia. Siang hari di bulan Ramadan merupakan cobaan paling berat menahan dahaga dan lapar yang berdampak pada tubuh lemas dan kinerja otak  melambat dari biasanya. Namun hal itu bukan alasan untuk bermalas-malasan saat menjalankan ibadah puasa. Sebagai insan beriman, kita harus percaya bahwa puasa bukan suatu beban kehidupan tetapi menjadi media untuk mensucikan diri dan menghasilkan insan bertakwa.

Profesi apapun jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh akan membawa kebaikan. Seorang petani mengolah sawahnya saat bulan Ramadan memperoleh pahala berlipat ganda karena hasil panennya berupa padi, kacang-kacangan, buah-buahan serta sayur mayur menjadi bahan makanan penuh nutrisi untuk keluarga dan konsumen yang membelinya. Pedagang amanah yang menjual aneka ikan dan hasil laut pasti dibanjiri pembeli jika menjual produk yang sehat dan dijamin kesegarannya. Traksaksi antara pembeli dan penjual dilakukan atas dasar kepercayaan supaya kedua belah pihak tidak ada yang merasa dirugikan. Pengusaha kuliner yang menjaga kesehatan konsumen dengan menjual makanan sehat juga mendapat pahala jika produknya membawa manfaat dan tidak menimbulkan penyakit untuk yang mengkonsumsinya.

Allah swt telah menciptakan manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Manusia dilengkapi dengan otak kiri dan kanan yang bekerja secara harmonis seiring dengan denyut nafas di nadinya. Otak kiri manusia berperan penting untuk logika, sekuensis, berpikiran secara rasional, analisis, obyektivitas dan menyelesaikan masalah secara detil.  Otak kanan berperan secara acak atau random, intuitif,  holistik, mampu mensintesis, subyektif serta melihat permasalahan secara global. Terkait dengan dunia kepenulisan, perkembangan literasi sungguh pesat saat ini. Kecanggihan teknologi semakin berkembang ditandai dengan hadirnya smart phone dan perangkat pintar lainnya. Setiap saat masyarakat dapat membaca berita melalui ponsel karena topik update disajikan secara online dan mudah diakses. Perkembangan sosial media juga sangat mendukung kegiatan mencerdaskan masyarakat. Suatu kaum pasti merugi jika tidak mau menambah ilmu dengan memanfaatkan berbagai layanan yang tersedia secara online. Memang benar, sejak zaman pandemi telah lazim dilakukan pembelajaran secara daring. Semua transaksi dilakukan secara online untuk memutus rantai penularan Covid-19. Saat itu dunia literasi juga mengalami perubahan secara besar-besaran karena konsumen beralih menggunakan fasilitas daring. Kondisi ekonomi terpuruk di Indonesia menyebabkan banyak toko dan penerbit gulung tikar sehingga meningkatkan jumlah angka pengangguran. Orang-orang yang dinamis dan siap berubah tentu memanfaatkan situasi dengan sebaik-baiknya. Mereka harus memanfaatkan akal yang diberikan oleh Allah swt untuk membangun ekonomi dan menciptakan terobosan melalui terbangunnya usaha pelayanan secara online.

Baca juga: Korban Perasaan Mengejar Takjil Favorit

Dunia literasi yang terus berkembang juga memudahkan penulis menghasilkan karya bermutu dengan mengirimkan tulisan secara cepat (via email atau WhatsApp). Saya mengingat pada suatu masa harus berjalan kaki seorang diri ke kantor pos mengantarkan amplop berisi cerita karangan saya yang mau dikirim ke alamat penerbit. Sebagai penulis pemula, saya mengirim naskah ke penerbit belum ada kepastian untuk diterima, hanya bergantung pada hasil penilaian Pimpinan Redaksi terhadap ide cerita, kerapian tulisan dan ide cerita. Naskah tersebut bakal kembali ke saya jika dilengkapi dengan amplop kosong ditempel perangko dan alamat penerima untuk surat balasan dari Redaksi majalah tujuan. Proses ribet seperti ini tidak lagi terjadi di zaman yang sangat berkembang sistem digitalisasinya. Hal ini juga berdampak pada kebiasaan berbelanja. Penggunaan uang secara elektronik sangat banyak manfaatnya karena proses lebih mudah (menggesek kartu) dan tidak perlu membawa dompet yang berpotensi untuk tercecer saat beraktivitas.

Terdapat perbedaan nyata passion atau minat seseorang terhadap  sesuatu. Seseorang yang menekuni hobinya secara serius berpotensi meningkatkan personal branding yang dimilikinya. Pertanyaan saat ini adalah, kita hidup untuk siapa? Jika mempunyai talenta spesial maka tampilkan dirimu ke hadapan publik untuk menghasilkan sebuah tulisan. Personal branding untuk seseorang sangat penting ditonjolkan supaya masyarakat menahu seseorang mempunyai kelebihan untuk memajukan bangsa dan negara.Walaupun badan terasa lemas karena menahan lapar dan haus, semangat harus tetap menyala. Saya sangat bersyukur saat ini dapat mengikuti Ramadan Bercerita yang diadakan oleh Kompasiana. Saya merasa berbahagia menuangkan ke dalam kertas tentang buah pikiranku membangun negara yang kucintai termasuk memberikan ruang pada diriku untuk lebih produktif. Siang hari merupakan titik sangat rawan untuk menulis karena tubuh mulai melemah. Berkurangnya asupan air juga membuat perasaan lelah dan otak tidak dapat diajak kompromi. Namun demikian, hal itu bukan alasan untuk menghindari pekerjaan. Justru kondisi berpuasa harus lebih meningkatkan produktivitas untuk menjadi insan bertakwa dan menghasilkan karya lebih cemerlang dibandingkan dengan hari kemarin.

Beberapa trik jitu yang dapat diterapkan untuk penulis pemula menunjukkan personal branding di bulan Ramadan:

• Pastikan kondisi fisik siap untuk bekerja. Di dalam proses menulis, biasanya otak yang sibuk berpikir memerlukan energi lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan menggunakan otot.
• Berdoa memohon ridho dari Allah swt sebelum memulai pekerjaan.
• Tentukan jenis challenge yang akan diikuti, apakah berbayar atau free of charge.
• Penuhi syarat yang diminta penyelenggara (menulis harian, menulis antologi cerpen/puisi) dalam jangka waktu tertentu.
• Tuliskan cerita menggunakan bahasa dengan menggunakan ejaan yang benar (berdasarkan KBBI). Lakukan self-editing secara seksama untuk meyakinkan diri tidak ada typo (salah ketik)
• Perhatikan tanggal deadline, jangan sampai lewat kesempatan mengirimkan karya.
• Berlapang dada jika belum mendapatkan rezeki memenangkan kompetisi, masih banyak jalan menuju ke Roma.
• Bila berhasil menjadi juara, manfaatkan ksempatan tersebut untuk meningkatkan prestasi ke jenjang yang lebih tinggi.
• Berikan ucapan selamat dan penghargaan untuk diri sendiri saat berhasil menuntaskan suatu pekerjaan.

Saya menuliskan tips di atas supaya para Pembaca yang mempunyai bakat dalam dunia literasi dapat meningkatkan personal brandingnya dengan menghasilkan karya bermanfaat. Puasa bukan halangan untuk seseorang maju menggapai prestasi. Puasa mengajarkan kesabaran dan keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah swt. Menjalankan puasa di bulan Ramadan menjadi pengingat bahwa kita adalah manusia yang paling beruntung dilahirkan dalam kondisi terbaik. Di luar sana masih banyak orang memerlukan pertolongan karena didera oleh berbagai masalah yang tidak dapat diselesaikannya secara mandiri. Kehidupan setelah bulan Ramadan akan memberikan makna terbaik dan pribadi tangguh yang telah terbentuk tidak boleh melempem lagi. Manusia kembali fitrah dan suci dari noda. Kesehatan juga meningkat dengan pesat karena tubuh telah dibersihkan selama sebulan penuh dari banyaknya kontaminan yang masuk melalui makanan dan minuman. Allah swt sungguh menyayangi umatnya dan tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hamba-Nya. Sesungguhnya Allah swt maha benar dengan penciptaannya terhadap dunia dan isinya. Semua manusia lahir dalam keadaan suci tanpa noda. Sebagai insan bertakwa,  kita selalu berharap "pulang ke haribaan Allah swt dalam keadaan yang suci dan terampuni dari semua kesalahan yang pernah dilakukan sebelumnya." (srn)

Baca juga: Tujuh Solusi Cerdas Memilih Kurma di Pasar Komersil

Baca juga: Menggantang Asap