Mohon tunggu...
Sri DewiHayati
Sri DewiHayati Mohon Tunggu... Jurnalis - WELCOME

Tidak semua hal tinggal di dalam hidupmu. Karena mereka hanya datang sebagai pelajaran hidup, untuk mengajarimu artinya waktu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pendidikan Keluarga dalam Membangun Karakter Generasi Bangsa di Era Milenial

2 November 2019   09:03 Diperbarui: 2 November 2019   09:05 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui peran pendidikan keluarga dalam membangun karakter generasi bangsa di era milenial.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi pustaka. Dimana penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan kepustakaan, membaca, mencatat, dan menganalisis segala sesuatu yang berkaitan dengan tema yang diangkat yaitu tentang peran pendidikan keluarga dalam membangun karakter generasi bangsa di era milenial. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan dokumentasi, dimana dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku yang bisa berbentuk tulisan, karya-karya yang monumental dari seseorang. Setelah terkumpulnya dokumentasi, selanjutnya dilakukan sebuah pengkajian sesuai tema yang diterapkan, sehingga menghasilkan analisis data yang sesuai dengan tema penelitian yang diangkat. Adapun teknik analisis data yang digunakan meliputi pengambilan inti dari suatu informasi sehingga ditarik kesimpulan yang sesuai dengan tema yang diteliti, dan dengan cara menguraikan serta dengan menganalisis data yang telah ditemukan.

HASIL DAN ANALISIS

Keluarga adalah tempat pertama bagi anak, lingkungan pertama yang memberikan penampungan baginya, dan tempat anak akan memperoleh rasa aman. Keluarga inti terdiri dari orang tua dan anak yang merupakan kelompok primer yang terikat satu sama lain karena adanya hubungan keluarga yang ditandai oleh kasih sayang (care), perasaan yang mendalam (affection), saling mendukung (support), dan kebersamaan dalam kegiatan-kegiatan pengasuhan.

Perananan pendidikan keluarga sangat penting diterapkan dalam kehidupan keluarga di era milenial, yaitu era yang serba digital. Kebanyakan di era milenial ini orang tua membebaskan anak-anak mereka dalam menentukan tujuannya. Dalam mendidik peran orang tua hanya mengarahkan untuk mencapai tujuan mereka. Cara mendidik tersebut didasarkan pada perkembangan teknologi dan informasi yang semakin canggih, dimana orang tua menganggap anak yang hidup di era milenial ini sudah mahir dalam mendapatkan atau mencari informasi sendiri dengan mudah, sehingga orang tua hanya bisa mengarahkan mereka agar tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif. Namun, cara mendidik tersebut menjadi tantangan bagi orang tua untuk selalu mengarahkan dalam menggunakan alat-alat elektronik seperti gadged. Karena alat elektronik seperti gadged ini memiliki fungsi yang sangat luas, dimana anak dapat mendapat informasi yang positif hingga negatif. Dalam menyikapi hal tersebut orang tua harus bisa mengontrol anak, agar anak tidak terjerumus dalam hal-hal yang bersifat negatif. Salah satu cara dalam mengontol yang dapat dilakukan oleh para orang tua adalah dengan metode pendidikan keluarga. Pendidikan keluarga berperan untuk menanamkan nilai-nilai, norma-norma, dan mengawasi setiap langkah anak sehingga dapat terarah.


Orang tua berkedudukan sebagai guru atau penuntun, pendidik, pengajar, pembimbing utama bagi anak. Kebanyakkan orang tua banyak yang belum tahu bagaimana konsep pendidikan keluarga itu. Namun tanpa di sadari bahwa dalam kehidupan sehari-hari para orang tua telah menjalakan fungsi keluarga dalam pendidikan anak-anak. Sebagai hakikatya pendidikan keluarga adalah sebagai pendidikan budi pekerti, sosial, kewarganegaraan. Perilaku para pendidik dalam pendidikan keluarga timbul secara spontan sesuai dengan munculnya suatu keadaan. Nilai-nilai yang ada dalam lingkungan keluarga lebih banyak dikenal dan dialami oleh anak.

Ditengah-tengah pesatnya perkembangan teknologi dan informasi di era milenial, sebagai orang tua tidak boleh menutup mata dengan adanya kemajuaan yang telah canggih. Dengan adanya kemajuan teknologi dari gadged yang terkoneksi dengan internet sehingga dengan mudahnya kita mendapatkan informasi secara luas. Sangat luar biasa efek dari kemajuan teknologi dan informasi di era milenial. Peran serta orang tua sangat dibutuhkan untuk bisa membentuk karakter anak menjadi pribadi yang baik, dan juga cerdas dalam memanfaatkan teknologi. Namun, bukan malah menjadi ketergantungan dengan medial sosial yang merupakan wujud dari kemajuaan teknologi.

Anak harus diberi pendampingan, bimbingan, perhatian, dan kasih sayang orang tuanya. Sebagai orang tua harus bisa mengikuti berkembangan zaman yang sedang berjalan. Untuk itu pola pendidikan dalam keluarga sangat dibutuhkan dalam membangun karakter anak agar dapat bertumbuh kembang menjadi pribadi yang cerdas dan berakhak mulia.

Adapun peran pendidikan keluarga dalam membangun karakter generasi bangsa di era milenial dapat diterapkan dengan beberapa metode berikut. Pertama, menanamkan nilai-nilai agama dan moral sejak dini, dimana nilai-nilai ini dapat ditanamkan dalam pendidikan keluarga. Nilai-nilai agama dan moral ini sangat penting diajarkan untuk membentuk pola berfikir, berperilaku, dan bersikap seorang anak. Dengan memiliki pondasi dari nilai-nilai agama dan moral yang baik, maka anak akan tahu mana hal-hal yang baik dan buruk. Kedua, menananamkan rasa tanggung jawab.

Sebagai orang tua pasti dituntut untuk menenamkan rasa tanggung jawab terhadap anak, dalam adanya rasa tanggung jawab yang tinggi anak akan selalu berhati-hati dalam berperilaku dan bertindak. Karena sesuatu yang di lakukan pasti akan dipertanggung jawabkan. Ketiga, mengajarkan sikap kedisiplinan pada anak. Salah satunya dengan cara orang tua mengajarkan sikap kedisiplinan yang tinggi, maka anak akan mampu mengendalikan dan mengoptimalkan waktu dengan baik, dan juga meninggalkan atau mengabaikan sesuatu hal yang yang dianggap tidak terlalu penting. Keempat, mengajak anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun