Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Saatnya Saling Berbagi, Setop Saling Memusuhi dan Menghakimi

29 April 2022   09:27 Diperbarui: 29 April 2022   09:32 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Damai Itu Indah - jalandamai.org

Maraknya provokasi kebencian di media sosial, tanpa disadari seringkali mempengaruhi pola pikir seseorang, untuk ikut melakukan hal yang sama. Tidak jarang diantara kita turut melakukan provokasi, karena merasa paling benar sendiri. 

Orang yang telah menebar provokasi karena merasa paling benar, dan sibuk mencari kesalahan orang lain, tanpa disadari mereka telah terpapar radikalisme, Karena penyebaran radikalisme saat ini masuk melalui kencanggihan teknologi, dan berlindung dibalik isu agama.

Tak heran jika provokasi kebencian yang selama ini muncul, identik dengan isu-isu agama. Meski tak dipungkiri, banyak juga kebencian yang muncul dengan di design karena persoalan suka sama suka saja. 

Kebencian dalam hal lain, umumnya massif bermunculan ketika memasuki tahun politik. Seseorang sengaja memunculkan isu kebencian terhadap paslon tertentu, untuk memicu kegaduhan di tingkat masyarakat. 

Praktek kebencian ini awalnya sering muncul karen ulah kelompok radikal, untuk mempropagandakan paham radikalisme. Kini, bibit kebencian yang notabene bagian dari bibit radikalisme itu terus menyebar di dunia maya.

Kebencian memang menjadi bagian yang tak dipisahkan dari sifat manusia. Siapapun itu, pasti punya bibit kebencian di dalam pikirannya. Ibarat dua sisi mata uang, antara kebencian dan kebaikan saling berdampingan. 

Tinggal bagaimana kita sebagai manusia, bisa mengendalikan bibit kebencian itu agar tidak mendominasi pikiran. Jika kebencian yang mendominasi, maka pola pikir dan perilaku kita tidak jauh berbeda dengan kelompok radikal.

Meski Ramadan sebentar lagi akan selesai, setidaknya masih bisa kita jadikan pembelajaran untuk membenahi pola pikir dan hawa nafsu. Ingat, jihad yang sesungguhnya adalah memerangi diri kita sendiri. Dan puasa merupakan bagian dari perang terhadap hawa nafsu diri sendiri. Puasa tidak hanya sebatas menahan makan dan minum, tapi juga mengendalikan amarah, kebencian dan segala pikiran yang tidak baik.

Mari kita ganti perilaku saling membenci ini, dengan berbagi kebaikan. Banyak hal baik yang bisa bagikan. Tidak selalu dalam bentuk materi, dalam bentuk pikiran dan tenaga pun bisa kita bagikan. 

Intinya berbagi kebaikan akan bisa memutus rantai kebencian yang ada dalam diri kita. Jika kitab isa memutus kebencian yang ada dalam diri, maka kebencian yang berkembang dalam skala yang lebih luas, berpotensi akan tereduksi juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun