Mohon tunggu...
Edhi Purwanto
Edhi Purwanto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dyah-Bagian Dua

10 Juli 2017   06:58 Diperbarui: 10 Juli 2017   09:55 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"kamu gak ikut Ndis?" tanya Ranti pada ku

Aku menggeleng "cocokku nguli, gak nari Ran"

Sambil mengamati mereka yg sedang latihan, aku mencoba membuka percakapan dengan si tomboi

"maaf mbak "parjo", embak mau minum apa?"

"Bwahahaa..." si "parjo" ngakak lepas...

"bajindul, kenal anak ini bikin aku suka misuh misuh sendiri" aku membathin

"namaku Dyah" dyah mengulurkan tangannya

Aku menyambut uluran itu dan menyebut namaku. Ternyata dyah tidak seperti dugaanku. Sitomboi yg sangat cuek. Iya sih dia cuek tapi sangat friendly, suka ngocol, ngomongnya nyablak...

Usia kami hanya terpaut 1 tahun. Dyah duduk dikelas 1 sekolah atas kesenian. Satu sekolah dengan Ranti.

Dyah adalah saudara sepupu Ranti. Bapak mereka bersaudara. Mereka masih memiliki keturunan darah biru. Ranti masih terllihat gaya priyayinya. Tapi makhluk tengil satu ini terkesan jauh dari sikap itu. Mungkin mereka terbuat dari bahan yg sama tapi proses pengolahannya berbeda

Wajah Dyah yang kejawen dengan sudut matanya yg sedikit kebawah, tidak seperti sudut mata orang kebanyakan, sangat bertolak belakang dengan penampilannya yg tomboi. Tapi dibalik ke tomboi an nya, aku melihat ke gemulaiannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun